Krisis Iklim
Krisis Iklim Dampak Pemanasan Global, Indonesia Alami 122 Hari Lebih Panas pada 2024
Krisis iklim menyebabkan enam minggu tambahan hari-hari yang sangat panas pada tahun 2024 bagi rata-rata orang, termasuk Indonesia
Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Mareza Sutan AJ
“Hampir di mana pun di Bumi, suhu harian yang cukup panas hingga mengancam kesehatan manusia menjadi lebih umum karena perubahan iklim.”
Bagaimana dengan Indonesia?
Para peneliti meyakini gelombang panas ini lebih 'berbahaya' dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Krisis iklim telah menyebabkan gelombang panas hingga cuaca ekstrem yang barangkali belum terjadi sebelumnya.
Peneliti menghitung suhu ambang batas untuk 10 persen hari terpanas dari tahun 1991-2020, yang kemudian dikaitkan dengan peningkatan risiko kesehatan.
Setelahnya, mereka membandingkan jumlah hari yang melampaui ambang batas ini pada tahun 2024.
Hasilnya, jika dirata-ratakan, manusia akan terpapar 41 hari lebih panas dari ambang batas tersebut.
Krisis iklim telah memaparkan jutaan orang lagi pada suhu berbahaya untuk periode yang lebih lama dalam setahun.
Bagaimana dengan Indonesia? Indonesia, yang menjadi rumah bagi lebih dari 280 juta orang, mengalami 122 hari tambahan 'panas berbahaya'.
Kondisi itu kurang lebih mirip yang juga dialami Singapura dan banyak negara bagian Amerika Tengah.
Itu merupakan perubahan iklim dengan tambahan hari panas paling lama.
Adapun di Timur Tengah, orang-orang di Arab Saudi mengalami 70 hari panas tambahan. Itu pula, yang menurut penelitian ini, menyebabkan dalam setahun sedikitnya 1.300 jemaah haji meninggal karena suhu ekstrem.
Brasil dan Bangladesh mengalami sekitar 50 hari panas tambahan, sementara Spanyol, Norwegia, dan negara-negara Balkan mengalami satu bulan tambahan suhu tinggi.
Dua per Tiga Populasi Global Merasakannya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.