Konflik di Suriah

Beda dari Presiden Bashar al-Assad Kabur, PM Suriah Nyatakan Siap Kerjasama Usai Pemberontak Menang

Berbeda dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad yang kabur, Perdana Menteri (PM) Suriah Mohammad Ghazi Jalali menyatakan tidak akan kabur dari Suriah.

Editor: Darwin Sijabat
Ist/ Kolase Tribun Jambi
Berbeda dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad yang kabur, Perdana Menteri (PM) Suriah Mohammad Ghazi Jalali menyatakan tidak akan meninggalkan negaranya pasca pemberontak berhasil merebut pemerintahan. 

Pemberontak kuasai Pemerintahan Suriah.

TRIBUNJAMBI.COM - Berbeda dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad yang kabur, Perdana Menteri (PM) Suriah Mohammad Ghazi Jalali menyatakan tidak akan meninggalkan negaranya pasca pemberontak berhasil merebut pemerintahan.

Dia mengungkapkan bahwa posisinya saat ini berada di dalam rumah dan belum ada keluar dari rumah.

“Saya berada di rumah saya dan saya belum keluar, dan ini karena saya adalah bagian dari negara ini, dan tidak tahu ada negara lain yang menjadi rumah saya,”katanya dilansir dari Syria pm's Office via Facebook/AP.

Dibalik itu, dia menyatakan siap menyambut pemerintahan baru.

“Kami siap bekerja sama dengan pimpinan baru dan memfasilitasi apa yang mereka butuhkan agar berbagai berkas pemerintahan dapat dilimpahkan dengan lancar dan sistematis dengan tetap menjaga fasilitas negara,”jelasnya.

Presiden Suriah Kabur

Presiden Suriah Bashar Al-Assad dikabarkan meninggalkan negaranya ke lokasi yang dirahasiakan setelah pemberontak berhasil mengambil alih pemerintahan.

Kabar tersebut dilansir dari Associated Press menurut pemantau perang oposisi Suriah.

Kepala Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan kepada Associated Press bahwa Assad melakukan penerbangan dari Damaskus pada Minggu (8/12/2024) pagi.

Baca juga: Pemberontak Suriah Berhasil Gulingkan Pemerintahan, Presiden Bashar al-Assad Dikabarkan Kabur

Baca juga: Pemberontak Suriah Gulingkan Pemerintahan Bashar al-Assad, Ini Rentetan Peristiwa Selama 12 Hari

Laporan tersebut muncul tidak lama setelah para pemberontak mengatakan mereka telah memasuki Damaskus.

Ini adalah pertama kalinya pasukan oposisi mencapai Damaskus sejak tahun 2018, ketika pasukan Suriah merebut kembali daerah-daerah di pinggiran ibu kota setelah pengepungan selama bertahun-tahun.

Meski begitu media pemerintah Suriah membantah rumor media sosial bahwa Assad meninggalkan negaranya.

Assad disebutkan tengah menjalankan tugasnya di Damaskus.

Pemberontak Kuasai Pemerintahan

Kelompok pemberontak suriah mengumumkan berakhirnya kekuasaan Presiden Bashar al-Assad pada Minggu (8/12/2024). 

Mereka mengeklaim telah menggulingkannya ketika berhasil mengusasi Ibu Kota Damaskus dan membuat Bashar al-Assad  melarikan diri. 

Kemajuan pesat para pemberontak Suriah di hari-hari terakhir telah menghidupkan kembali perang selama bertahun-tahun yang telah dimulai 13 tahun lalu atau pada 2011, ketika Assad menindas protes-protes anti-pemerintah. 

Berikut ini kronologi pemerontak Suriah gilingkan pemerintahan Bashar al-Assad yang tak sampai berjalan dua pekan: 

1. Serangan ke Aleppo pada 27 November 

Perang Suriah kembali bergejolak sejak 27 November 2024 setelah empat tahun gencatan senjata yang diprakarsai Turkiye, Rusia, dan Iran. 

 Pada hari itu, para pemberontak melancarkan serangan mendadak terhadap tentara Suriah di Provinsi Aleppo di utara. 

Menurut badan pemantau perang Syrian Observatory for Human Rights, serangan tersebut memicu bentrokan yang menewaskan lebih dari 130 orang dalam 24 jam.

Serangan itu dilancarkan oleh Hayat Tahrir al-Sham (HTS) dan faksi-faksi sekutunya. 

Hayat Tahrir al-Sham adalah kelompok yang menguasai sebagian besar wilayah barat laut Idlib dan beberapa bagian dari provinsi tetangga Aleppo, Hama, dan Latakia 

2. Pemberontak putus jalan penghubung Aleepo dengan Damaskus pada 28 November

Serangan HTS terjadi pada saat yang sensitif bagi Suriah dan kawasan Timur Tengah. 

Saat itu Israel dan Hizbullah masih saling menyerang meski telah menyepakati gencatan senjata. Para pemberontak juga memutus jalan raya yang menghubungkan Aleppo dengan ibu kota Suriah, Damaskus.

3. Pemberontak gempur Aleppo pada 29 dan 30 November

Pemberontak Suriah menggempur Aleppo yang dikuasai pemerintah dan memasuki wilayah utara itu dalam sebuah serangan kilat terhadap pasukan pemerintah Suriah yang didukung Iran dan Rusia. 

Sebagai tanggapan, jet-jet tempur Rusia melancarkan serangan ke kota Aleppo untuk pertama kalinya sejak 2016.

Baca juga: ISIS Sergap Bus Tentara Suriah, 20 Orang Dilaporkan Tewas

Para pemberontak dilaporkan berhasil menguasai sebagian besar wilayah Aleppo dalam waktu satu hari, dan menguasai lebih dari 80 kota dan desa di bagian utara. 

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov berbicara dengan rekan-rekannya dari Iran dan Turkiye untuk menyampaikan keprihatinan atas eskalasi permusuhan yang “berbahaya”. 

4. Kota Aleppo di luar kendali pasukan Suriah pada 1 Desember

Kepala Syrian Observatory for Human Rights, menyebut Kota Aleppo berada di luar kendali pasukan rezim Suriah untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade pada Minggu (1/12/2024).  

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi melakukan perjalanan ke Damaskus untuk bertemu dengan Assad pada Minggu lalu. 

Ia mengatakan sebelum keberangkatannya, bahwa Iran akan “dengan tegas mendukung pemerintah dan tentara Suriah”. 

Sedangkan, Amerika Serikat dan sekutunya Perancis, Jerman, dan Inggris menyerukan “de-eskalasi”, dan mendesak perlindungan warga sipil dan infrastruktur di Suriah. 

5. Putin dan Masoud janjikan dukungan terhadap Suriah pada 2 Desember

Menurut Kremlin, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Iran Masoud Pezeshkian pada Senin (2/12/2024), menjanjikan “dukungan tanpa syarat” untuk sekutu mereka, yakni Presiden Suriah Bashar al-Assad.  

6. Pemberontak rebut Hama pada 5 Desember  

Pemberontak merebut Hama, kota terbesar keempat di Suriah, setelah berhari-hari bertempur sengit dengan pasukan Assad pada Kamis (5/12/2024).

Pemimpin pemberontak Suriah Abu Mohammed al-Jolani mengatakan bahwa “tidak akan ada balas dendam” setelah perebutan Hama. 

Kedutaan Besar China mengirimkan pemberitahuan mendesak yang menyarankan warganya untuk meninggalkan Suriah. 

7. Pemberontak Suriah dekati Homs pada 6 Desember

Para pemberontak Suriah berada dalam jarak yang dekat dengan Homs, Suriah, yang dikenal sebagai “ibu kota revolusi” pada Jumat (6/12/2024).  

Baca juga: Pemuda Korban Gempa Turki dan Suriah Diselamatkan Setelah 96 Jam Tertimbun Puing-Puing Bangunan

Pemimpin HTS Jolani mengatakan, tujuan dari serangan ini adalah untuk menggulingkan pemerintahan Assad. 

"Itu adalah hak kami untuk menggunakan semua cara yang tersedia untuk mencapai tujuan tersebut," ucapnya, dikutip dari AFP. 

Pasukan Suriah dan paramiliter yang didukung Iran menarik diri dari kota Deir Ezzor timur - rumah bagi para penasihat Iran yang didatangkan pasca-2011 - dan sekitarnya.  

Menurut Syrian Observatory for Human Rights, ada lebih dari 820 orang, termasuk 111 warga sipil, yang terbunuh sejak serangan dimulai.

Kekerasan tersebut telah membuat 280.000 orang mengungsi, dan PBB memperingatkan bahwa jumlah itu dapat membengkak menjadi 1,5 juta orang. 

8. Pemberontak Suriah rebut Homs pada 7 Desember

Pemberontak Suriah merebut Homs pada Sabtu (7/12/2024), dan pemimpin HTS mengatakan, “Damaskus menanti Anda”.  

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Suriah menyangkal kabar penarikan tentara dari sekitar Damaskus. 

Terpisah, dilansir dari Reuters, Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan, yang pemerintahnya mendukung beberapa kelompok bersenjata di Suriah utara, pada Sabtu mengatakan Suriah sudah lelah dengan perang, darah, dan air mata. 

Sedangkan Hizbullah Lebanon dilaporkan mengirimkan 2.000 pejuang ke Suriah “untuk mempertahankan posisinya”.

 9. Pemberontah Suriah gulingkan Pemerintahan Assad pada 8 Desember 

Syrian Observatory for Human Rights pada Minggu (8/12/20240 mengungkap, tentara Suriah dan pasukan keamanan lainnya menarik diri dari bandara internasional Damaskus setelah Assad dilaporkan melarikan diri dari Suriah. 

Sementara itu, Pemberontak Suriah dilaporkan telah memasuki Damaskus dan mengumumkan berakhirnya kekuasaan Assad, membuat penduduk mengalir ke jalan-jalan untuk merayakannya. 

Dalam situasi tersebut, Perdana Menteri (PM) Suriah Mohammed al-Jalali menyatakan, dirinya siap untuk “bekerja sama” dengan kepemimpinan yang dipilih oleh rakyat dan untuk proses serah terima jabatan.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Pemberontak Suriah Berhasil Gulingkan Pemerintahan, Presiden Bashar al-Assad Dikabarkan Kabur

Baca juga: Peluang Andrea Cambiaso Tampil saat Juventus vs Manchester City Sangat Tipis

Baca juga: Berita AC Milan: Cedera Christian Pulisic Bisa Lebih Serius

Baca juga: Saksi Paslon Romi-Sudirman Tolak Tanda Tangan Berita Acara Rekapitulasi Hitung Suara Pilgub Jambi

Sebagian artikel ini diolah Kompas.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved