WAWANCARA EKSKLUSIF
Kami Diancam Agar Setop, Tetap Tidak! Antoni Lawan Tambang Emas Ilegal di Bungo
Sekarang sudah lebih dari 60 ekskavator yang mengeruk sungai untuk butiran dan merusak lingkungan. Alat berat itu mengadu-aduk dan merusak tanah
Penulis: Srituti Apriliani Putri | Editor: Duanto AS
KONDISI Desa Sungai Telang, Kecamatan Batin III Ulu, Kabupaten Muara Bungo, sudah tak seperti dulu lagi.
Kini penambangan emas tanpa izin alias PETI menjamur.
Sekarang sudah lebih dari 60 ekskavator yang mengeruk sungai untuk butiran dan merusak lingkungan.
Alat berat itu mengadu-aduk dan merusak tanah di wilayah Desa Sungai Telang.
"Sudah banyak dampak, baik yang terjadi di lingkungannya, manusia dan alamnya. Kami berjuang sekeras-kerasnya untuk memberantas aktivitas emas tanpa izin," kata Antoni.
Antoni merupakan tokoh akar rumput di desa setempat yang konsisten memperperjuangkan lingkungan melawan penambangan emas ilegal.
Pemuda ini sangat vokal melawan PETI di Bungo yang merusak lingkungan secara masif. Ia tidak hanya berani mengadvokasi penghentian aktivitas PETI, tetapi juga berhasil mengedukasi masyarakat tentang dampak buruknya terhadap lingkungan dan kesehatan.
Upayanya telah mendorong aksi nyata di tingkat lokal untuk melindungi hutan dan aliran sungai.
Banyak tantangan yang dihadapi oleh Antoni, termasuk teror dan ancaman.
Namun, itu tidak menyurutkan perjuangannya demi lingkungan yang lebih baik. Antoni tidak sendirian, karena masih ada beberapa kawannya yang konsisten melawan PETI.
Tidak hanya melawan PETI, ia juga mengelola usaha sebagai Ketua Kelompok Usaha Perhutanan Sosial Lembaga Pengelola Hutan Desa Gunung Puhong di Dusun Sungai Telang.
Ia mengajak masyarakat untuk mengelola perekonomian yang ramah lingkungan.
Memang, Dusun Sungai Telang memiliki potensi ekowisata.
"Di desa kami itu banyak potensi wisata, Gunung Puhong dan 17 Desa Sungai Tealng. Kami ingin mengembangkan potensi yang ada, tetapi gagal karena PETI itu," katanya.
Seperti apa aktivitas Antoni melawan aktivita PETI di Bungo?
Berikut wawancara jurnalis Tribun Jambi, Srituti Apriliani Putri.
Saksi Kata: Sesepuh Kenali Asam Atas Kota Jambi Siap Mati, Heran Zona Merah Pertamina |
![]() |
---|
SAKSI KATA Pasien Somasi RSUD Kota Jambi, Pengacara: Anak 4 Tahun Meninggal |
![]() |
---|
Juliana Wanita SAD Jambi Pertama yang Kuliah, Menyalakan Harapan dari Dalam Rimba |
![]() |
---|
SAKSI KATA: Pengakuan Rosdewi Ojol Jambi yang Akunnya Di-suspend karena Ribut vs Pelanggan |
![]() |
---|
SAKSI KATA: Pengakuan Ayah Ragil Soal 2 Polisi yang Bunuh Anaknya di Polsek Kumpeh Muaro Jambi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.