Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan

Ramai Polisi Lakukan Penembakan, Kompolnas:Anggota Pegang Senpi Wajib Lulus Tes Kesehatan, Psikologi

Belakangan lagi ramai kasus penembakan yang dilakukan personil kepolisian, diantaranya polisi tembak polisi di Polres Solok Selatan, Polda Sumbar.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Kompas.com
Ilustrasi penembakan. Belakangan lagi ramai kasus penembakan yang dilakukan personil kepolisian, diantaranya polisi tembak polisi di Polres Solok Selatan, Polda Sumatera Barat. Kemudian anggota juga menembak seorang pelajar SMK di Semarang, Jawa Tengah. 

polisi tembak polisi.

TRIBUNJAMBI.COM - Belakangan lagi ramai kasus penembakan yang dilakukan personil kepolisian, diantaranya polisi tembak polisi di Polres Solok Selatan, Polda Sumatera Barat. Kemudian anggota juga menembak seorang pelajar SMK di Semarang, Jawa Tengah.

Sebelumnya juga terjadi antara mantan Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo dengan Brigadir Yosua Hutabarat.

Terkait beberapa kasus tersebut, Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) memberikan masukan kepada anggota yang memegang senjata api (senpi).

Sekretaris Kompolnas, Arief Wicaksono Suditomo meminta pengecekan kondisi psikologi dan kesehatan anggota Polri yang memegang senjata api.

"Kompolnas memberikan saran agar ke depannya setiap personel memenuhi setiap persyaratan jika memegang senjata," kata Arief di Padang, Sumatra Barat, Senin (25/11/2024) sebagaimana dikutip Antara.

Dia menekankan, setiap personel kepolisian yang memegang senjata api wajib lulus tes kesehatan, psikologi, serta bebas dari penyalahgunaan narkotika.

Tes tersebut penting dilakukan agar polisi tidak menyalahgunakan senjata api.

Arief mengungkapkan, pelaku penembakan polisi di Solok Selatan, AKP Dadang Iskandar sempat mengancam akan menembak siapa pun yang mencoba menangkapnya.

Baca juga: Pasca Polisi Tembak Polisi di Polres Solok Selatan, Galian C Diduga Penyebab Penembakan Ditutup

Baca juga: Siswa SMK di Semarang Tewas Tertembak Polisi, Kapolrestabes Sebut Lerai Tawuran, Guru Tak Percaya

AKP Dadang Iskandar diketahui menembak mati rekannya, AKP Ryanto Ulil Anshar di parkiran Mapolres Solok Selatan.

AKP Dadang juga sempat menembaki rumah dinas Kapolres Solok Selatan.

"Dia (tersangka) ngomong. Awas, kalau ada yang mau menangkap saya, saya tembak," kata Arief.

Pihak kepolisian sedang disorot akibat kasus penembakan oleh anggota yang terjadi sepekan terakhir.

Selain kasus di Solok Selatan, polisi di Semarang juga menembak mati seorang siswa SMK pada Minggu (24/11) dini hari.

Pihak Polrestabes Semarang menyatakan, anggota polisi menembak siswa SMK di Semarang karena korban terlibat tawuran dan melawan saat dibubarkan.

Kata Kapolri Soal Polisi Tembak Polisi

Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo meminta kasus polisi tembak polisi di Polres Solok Selata, Polda Sumatera Barat untuk diusut tuntas.

Bahkan Jenderal Listyo menegaskan tidak perlu ragu-ragu mengungkap peristiwa yang sebenarnya. Apapun pangkatnya.

Kapolri menegaskan, pihaknya telah memerintahkan pengusutan kasus ini secara menyeluruh, baik dari aspek etik maupun pidana.

"Pak Kapolda sudah melaporkan kepada saya terkait peristiwa yang terjadi, dan saya minta untuk mendalami motifnya. Namun, yang jelas saya sudah perintahkan agar kasus itu diproses tuntas terhadap pelakunya, oknum pelaku dari institusi agar ditindak tegas, apakah itu proses etik maupun pidananya.," ujar Kapolri dalam pernyataannya, Jumat (22/11/2024).

Kapolri juga menyoroti pentingnya mendalami motif di balik kasus ini.

Baca juga: Daftar Harta Kekayaa AKBP Arief Mukti, Kapolres Solok Selatan di Kasus Polisi Tembak Polisi

Menurutnya, jika motif yang ditemukan mencederai institusi, pelaku harus diberikan tindakan tegas tanpa pandang bulu.

"Saya minta siapa pun, apapun pangkatnya, tindak tegas, tidak usah ragu-ragu," katanya.

Sementara itu, Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada juga angkat suara terkait kasus tersebut.

Ia memastikan Bareskrim telah mengirimkan tim Inafis dan tim dari Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) untuk mengidentifikasi lokasi kejadian.

Komjen Wahyu menjelaskan, kasus saat ini dalam penyelidikan Polda Sumatra Barat. Bareskrim memberikan ruang penuh kepada Polda untuk menangani kasus tersebut. 

Diduga Bekingi Tambang Ilegal

Kasus polisi tembak polisi kembali terjadi di Indonesia, kali ini terjadi di Polres Solok Selatan, Sumatera Barat.

Oknum polisi yang terlibat dalam kasus tersebut yakni Kabag Ops AKP Dadang Iskandar dan Kasat Reskrim, AKP Ulil Ryanto Anshari.

Apa yang melatarbelakangi kasus tersebut terjadi?

Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso menyampaikan pandangannya.

Teguh menduga pelaku melindungi tambang liar galian C. Ia meminta agar Polda Sumbar bertindak tegas terhadap kasus ini.

"AKP Dadang Iskandar harus dicopot dan diproses pidana. Ini perlu diselesaikan secara lugas dan tegas," ujar Sugeng dilansir Tribunnews.com, Jumat (22/11/2024).

Hal itu menurutnya yang menjadi latar belakang AKP Dadang Iskandar menembak mati Kasat Reskrim Polres Solok Selatan AKP Ulil Ryanto Anshari.

Baca juga: Dor, Kasat Reskrim Polres Solok Selatan Ditembak Kabag Ops di Parkiran

Sugeng menyebut peristiwa tembak sesama polisi tidak pertama terjadi dan banyak motif yang melatarbelakanginya.

Dia menuturkan diduga oknum tidak senang dengan tindakan kasat Reskrim Solok Selatan yang melakukn penegakan hukum di galian C.

“Apa urusannya Kabag Ops AKP Dadang Iskandar datang ke Mako Polres yaang saat itu sedang proses. Dugaan saya ada ketidaksenangan terhadap Kasat Reskrim dan tim serta Tipidter sedang melakukan penegakkan hukum terhadap tambang liar,” ujarnya.

IPW meminta insiden tembak-menembak harus dilakukan mitigasi hingga dimetahui siapa sebenarnya AKP Dadang Iskandar.

”Apakah dia terlibat dalam perlindungan terkait tambang ilegal jadi harus didalami motif penembakan ini sesungguhnya apa,” katanya.

Dalam kasus ini, IPW menilai ada dikotomi dua pihak yang berhadapan pihak Kasat Reskrim ingin menegakkan hukum sedangkan Kabag Opsnya diduga ingin melindungi praktek tambang ilegal. 

Oleh karena itu harus ditindak dan didalami serta hukumnya menjadi lebih berat buat Kabag Ops bila memang benar dia melindungi. 

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Ketua KPPS TPS 14 Rawasari Kota Jambi: Tak Ada Layanan Khusus Untuk Al Haris Saat Nyoblos

Baca juga: Kunci Jawaban IPS Kelas 9 Halaman 196, Perdagangan Internasional dan Manfaatnya

Baca juga: Prediksi Skor Red Star vs Stuttgart, H2H, Berita Tim & Line Up Liga Champions Malam Ini

Baca juga: 246 Personel Polisi Diterjunkan untuk Pengamanan Pilkada Tanjung Jabung Barat Tanpa Senjata Api

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved