Berita Tebo

Wartawan di Tebo Dikeroyok Pelangsir dan Oknum Petugas SPBU di Sijunjung Sumbar

Seorang wartawan Kabupaten Tebo, Jambi, Riance Juskal, hampir menjadi korban pengeroyokan oleh sejumlah pelangsir BBM dan oknum petugas SPBU di Sumbar

Penulis: Wira Dani Damanik | Editor: Rohmayana
Tribunjambi.com/ Wira Dani Damanik
Wartawan di Tebo Dikeroyok Pelangsir dan Oknum Petugas SPBU di Sijunjung Sumbar 

TRIBUNJAMBI.COM, MUARATEBO - Seorang wartawan Kabupaten Tebo, Jambi, Riance Juskal, hampir menjadi korban pengeroyokan oleh sejumlah pelangsir BBM dan oknum petugas di SPBU 14275595 Muaro Bodi, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat. 

Kejadian ini terjadi pada Minggu, (15/9/2024) sekira pukul 23:00 WIB. 

Awalnya Riance Juskal dan istrinya hendak mengisi bahan bakar di SPBU tersebut saat perjalanan dari Padang menuju Jambi. Dia lantas mengikuti antrean bahan bakar solar di SPBU tersebut. 

Awalnya ia memperkirakan tak butuh waktu lama untuk ikut antrean. Setelah satu jam berlalu dan mengingat ada kegiatan mendesak di Jambi, dirinya pun turun dari mobil dan mengecek mengapa pengisian solar tak normal.

Dia pun mendapati ada seorang pria dengan mobil L300 pickup tanpa nomor polisi yang sedang mengisi solar dalam jumlah besar, mencapai 100 liter, dan terus mengulangi pengisian dengan memindai barcode beberapa kali.

Melihat situasi tersebut, Rian sapaan akrabnya, mencoba menegur pria tersebut dengan sopan dan meminta agar proses pengisian BBM bisa dipercepat. Namun, pria tersebut malah marah dan mengintimidasi Rian.

Pria tersebut marah dan mengatakan bahwa ia adalah pelanggan tetap di SPBU itu dan merasa berhak dilayani dengan cara tersebut. Rian pun menjelaskan bahwa ia hanya meminta agar pengisian bisa dipercepat karena ia terdesak.

Baca juga: Atta Halilintar Pecat Bodyguardnya yang Ancam Wartawan: Saya Minta Maaf

Baca juga: Alasan Bodyguard Atta Halilintar Ancam Culik Wartawan, Tak Mau Wajahnya Ikut Masuk TV

Namun, pria tersebut tidak menghiraukan permintaan Rian dan malah terus mengintimidasinya. 

Menurut Rian, saat itu petugas SPBU yang seharusnya netral, dalam situasi itu malah ikut memihak kepada pria tersebut, bahkan ikut-ikutan menekan dirinya. 

Meski merasa terancam, Rian memilih untuk tidak membalas intimidasi tersebut karena ia ingin segera melanjutkan perjalanannya tanpa terlibat dalam keributan.

Rian kemudian berjalan sedikit ke depan dan mengambil foto nomor SPBU sebagai dokumentasi. Namun, hal ini memicu reaksi keras dari pria tadi, yang kemudian bersama petugas SPBU dan satpam langsung mengejarnya. 

Rian mengaku dirinya dikeroyok dengan cara lehernya dipiting, bajunya ditarik dan handphonenya direbut. 

"Mereka juga mengeluarkan ancaman, mengatakan akan membanting handphone saya dan bahkan memukulinya di tempat itu," kata Rian.

Setelah sempat adu mulut, Rian akhirnya mengalah mengingat ada istrinya di dalam mobil. Dia pun akhirnya memenuhi permintaan untuk menghapus foto SPBU. 

Setelah insiden tersebut, Rian merasa sangat kecewa karena dari awal, petugas SPBU lebih membela pelangsir BBM daripada konsumen yang meminta bantuan dengan cara yang sopan. 

“Satpam yang seharusnya melerai keributan malah ikut mengejar dan memaki saya, bahkan mengusir saya dari SPBU di depan istri. Saya merasa sangat dilecehkan dan direndahkan, dan saya sudah konfirmasi ke pihak manajemen SPBU dan memberikan waktu 2 x 24 jam untuk menunjukkan itikad baik mereka untuk meminta maaf secara langsung kepada saya," tegas Rian.

Baca juga: Viral Bodyguard Ancam Culik Wartawan, Atta Halilintar Beri Peringatan Keras hingga Merumahkan

Ia juga menyayangkan sikap manajemen SPBU yang meminta maaf hanya melalui telepon seluler saja, yang menurut Rian permintaan maaf itu tidak cukup untuk menebus tindakan kekerasan dan penghinaan yang telah dilakukan kepada dirinya. 

“Mereka bilang sudah menskor yang terlibat kejadian malam itu, terus mereka anggap persoalan selesai cukup sampai disitu, enak sekali, anak bersalah maka orang tua harus bertanggung jawab, logikanya sederhana si karyawan berani meladeni pemakaian barcode berulang kali oleh pelangsir itu tidak mungkin diketahui manajemen SPBU," ujarnya.

Rian juga menegaskan agar para pelaku, termasuk manajemen dan petugas SPBU beserta satpam, dan semua yang terlibat mengeroyoknya malam itu untuk datang meminta maaf secara langsung atas tindakan mereka yang dianggap telah melecehkan dan menghinanya. 

"Setiap orang yang melakukan perbuatan-perbuatan melanggar hukum dengan rasa bangga menunjukkannya kepada orang lain seperti para pelangsir di SPBU itu, sudah dipastikan mereka merasa memiliki backing yang kuat sehingga bisa berbuat sesuka hatinya bahkan untuk mengintimidasi dan mencelakai orang lain diperbolehkan bagi mereka, maka saya mohon kepada Bapak Kapolda Sumbar untuk bisa menangkap para pelangsir tersebut beserta backingnya," katanya. 

Rian berhaeap kejadian itu tak terjadi lagi terhadap konsumen lain. Dia berharap SPBU tersebut mejalankan prosedur dan aturan yang berlaku dalam melayani konsumen.

“Saya berharap pihak berwenang dapat mengambil tindakan tegas terhadap para pelangsir BBM dan oknum petugas yang terlibat dalam insiden tersebut, saya sudah melaporkan permasalahan ini ke SBM Pertamina Sumbar, jika laporan saya tidak ditindaklanjuti oleh mereka berarti ada permainan antara SBM Pertamina Sumbar dengan pihak SPBU," pungkasnya. (Tribunjambi.com/ Wira Dani Damanik)

Dapatkan Berita Tribunjambi.com di Google News

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved