Perjuangan Tim Gabungan 3 Hari Padamkan Karhutla Gambut di Sarolangun, Dalamnya 5 Meter
"Kendala lambatnya pemadaman karena lahan gambutnya cukup dalam, diperkirakan lima meter," ujarnya perihal pemadaman karhutla gambut di Sarolangun,.
Penulis: tribunjambi | Editor: Duanto AS
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Dalam sehari, muncul 25 hotspot (titik panas) di wilayah Provinsi Jambi, termasuk di antaranya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Sarolangun.
Data berdasarkan pantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sultan Thaha Jambi per 1 September 2024, sebaran hotspot di beberapa kabupaten-kota dengan tingkat kepercayaan berbeda. Titik dengan tingkat kepercayaan kategori tinggi ada di Kabupaten Sarolangun.
Penambahan jumlah hotspot terjadi seiring banyaknya di Provinsi Jambi.
"Dari 25 titik panas yang terpantau itu, dua titik di Kecamatan Batang Asai, Kabupaten Sarolangun, memiliki tingkat kepercayaan kategori tinggi," ujar Nabila, Kepal Tim Bidang Data dan Informasi BMKG Sultan Thaha Jambi, Senin (2/9).
Delapan kabupaten lain yang terdapat hotspot kemarin, ada di Bungo, Tebo, Sarolangun, Tanjung Jabung Barat, Batanghari, Merangin, Muaro Jambi dan Sungai Penuh. "Kabupaten Muaro Jambi dan Tanjung Jabung Barat cukup tinggi. Ada hotspot di tanggal 1 September," jelasnya.
Sementara itu, data hotspot keseluruhan pada Januari-1 September 2024 ada 1.604 titik, yang 230 di antaranya di Batanghari, Bungo 43 titik, Kerinci 14 titik, Merangin 183 titik, Muaro Jambi 343 titik, Sungai Penuh 2 titik, Tanjung Jabung Barat 380 titik, Tanjabtim 32 titik, Tebo 95 titik dan Kota Jambi 3 titik.
Nabila memaparkan prediksi puncak musim kemarau terjadi pada Agustus hingga penghujung September. "Di prediksi puncak musim kemarau ini akan berakhir pada penghujung bulan Agustus, pada bulan September ini sudah memasuki peralihan musim dan dimungkinkan akan terjadi hujan," tandasnya.
Butuh Tiga Hari
Data BPBD Kabupaten Sarolangun, ada dua titik Karhutla di kabupaten Sarolangun kemarin, yaitu Desa Batu Ampar dan Desa Karang Mendapo, Kecamatan Pauh.
Kabid Kedaruratan BPBD Kabupaten Sarolangun, Yen Aswadi, mengungkapkan untuk melakukan pemadaman, BPBD dan tim Manggala Agni Daops Sumatera XIII Sarolangun sudah turun ke lokasi sejak kemarin.
"Lahan yang terbakar merupakan lahan gambut, tim kita sudah tiga hari turun ke lokasi melakukan pemadaman, untuk penyebabnya belum diketahui pasti," kata Yen Aswadi.
Lahan yang terbakar itu merupakan kebun sawit milik warga, untuk luas belum diketahui dan masih melakukan pemetaan. "Informasi yang kita dapatkan, luas yang terbakar lebih dari satu hektare, kendala lambatnya pemadaman karena lahan gambutnya cukup dalam, diperkirakan lima meter," ujarnya.
Sementara selama melakukan pemadaman, karena saat musim kemarau, sumber air sangat jauh dan sulit dapatkan.
"Di lokasi pertama memang ada sumber air, sementara satu lagi harus melansir dan membuat kesulitan petugas di lapangan," tuturnya.
Sebulan 190 Titik
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sarolangun mencatat ada 190 hotspot yang tersebar di 11 kecamatan. Jumlah terbanyak muncul saat Agustus.
"Paling banyak terdapat di Kecamatan Pauh, Mandiangin, Air Hitam, Batin VIII dan Sarolangun," ujarnya.
Yen bilang, munculnya hotspot dan karhutla di Sarolangun paling banyak di bulan Agustus 2024.
"Data terakhir, luas lahan yang terbakar di Sarolangun sebanyak 140 hektare. Di bulan Agustus saja ada 30 hotspot dan karhutla," ujarnya.
Daerah yang paling rawan karhutla di Kecamatan Bathin VIII, Pauh dan Mandiangin.
Yen mengungkapkan munculnya hotspot dan karhutla di Sarolangun rata-rata karena faktor ulah tangan manusia, jarang karena faktor alam.
"Sejauh ini kita melihat masih banyak masyarakat membakar karena membuka lahan baru. Dan kita lihat di lokasi memang ada unsur kesengajaan dan ada juga karena kelalaian seperti membuang puntung rokok," tuturnya. (usn/sbi)
29.5 Ha di Tanjabbar Terbakar
Karhutla juga terjadi di Kabupaten Tanjab Barat. Sejak Januari-Agustus ada 29,5 hektare lahan gambut terbakar.
"Ya, sejak Januari hingga Agustus ada 29,5 hektare lahan gambut yang terbakar, tersebar di beberapa kecamatan dalam Tanjabbar," ungkap Kepala BPBD Tanjabbar, Zulfikri, Senin (2/9).
Musim panas yang terjadi sering kali terjadi kebakaran, namun diakuinya lahan yang terbakar adalah lahan sawit dan semak belukar.
Data yang dihimpun, ada delapan kali karhutla dan sudah berhasil dipadamkan petugas gabungan TNI/Polri, Manggala Agni, BPBD dan lain-lain.
Dia mengimbau seluruh masyarakat Tanjab Barat untuk tidak membuka lahan dengan cara dibakar, selain itu pihaknya juga menghimbau agar kepada warga yang beraktivitas di kebun untuk tidak membuang puntung rokok sembarangan (usn/sbi/ian)
Baca juga: Daftar 4 Pasangan Calon Pilbup Muaro Jambi 2024 Lengkap dengan Parpol Pengusung
Baca juga: Daftar Nama 2 Pasangan Calon Pilbup Tebo 2024 Lengkap dengan Partai Pengusungnya
Baca juga: Daftar Partai Pengusung 3 Bakal Calon Bupati Tanjung Jabung Barat
Kemarau Basah, BPBD Tebo Pertimbangkan Perpanjangan Status Siaga Darurat Karhutla |
![]() |
---|
Modifikasi Cuaca Tahap Ketiga Digelar di Jambi, Upaya Cegah Kekeringan dan Karhutla |
![]() |
---|
10 Perusahaan Disegel Akibat Karhutla, Lahan Terbakar di Gambut Jaya Jambi Milik Perorangan |
![]() |
---|
BMKG: Peringatan Dini Cuaca Jambi Malam Ini Sarolangun Merangin Kerinci |
![]() |
---|
Kekayaan Dedi Ifriyansah, Wakil Ketua DPRD periode 2024-2029, Hartanya Rp3,5 M |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.