WAWANCARA EKSKLUSIF

Keluarga dan Pekerjaan Sama-sama Penting, Pj Gubernur Sumut, Agus Fatoni, Seri I

Agus Fatoni, selain menjadi Pj Gubenur Sumatera Utara, juga masih mengemban tugas sebagai Drjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri

Editor: Duanto AS
TRIBUNNEWS
SOAL TUGAS - Pj Gubernur Sumatera Utara, Agus Fatoni, yang saat ini juga menjabat Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). 

Bapak, berarti sekarang Bapak bolak-balik Medan-Jakarta. Berapa hari di Medan, berapa hari di Jakarta?

Ya, karena di Dirjen Keuangan Daerahnya sudah ada Plh, maka saya lebih banyak fokus bobotnya ke Sumatera Utara. Tetapi ada juga tanggung jawab administratif, ada tanggung jawab subtantif, ada tanggung jawab-tanggung jawab yang lain. Tentu saya juga harus tetap fokus ke Dirjen Keuangan Daerah.

Nah, apalagi sekarang kan kita sudah terbiasa dengan online, terbiasa dengan virtual. Jadi tidak harus secara fisik ada di tempat, tetapi pelaksanaan tugas tetap bisa kita laksanakan. Jadi kita harus berbagi tugas. Dan sehari-hari juga tadi ada Plh.

Dan perangkat yang ada di bawah ini juga sudah jalan. Jadi manajemennya sudah bisa jalan, ada pembagian tugas. Namanya pimpinan itu kan sebenarnya tugasnya habis, tugasnya mengkoordinasikan. Tugas teknis itu ada di bawahnya.

Bapak, di tengah kesibukan seperti itu, ada nggak sih hari-hari yang katakanlah perlu untuk keluarga Bapak nggak bisa menghadiri? Atau urusan keluarga yang Bapak harus wakilkan? Atau kontrol dari jauh?

Nah, inilah pentingnya kita membagi waktu. Jadi keluarga juga penting, tetapi pekerjaan juga penting.
Dua-duanya harus kita bisa atur. Nah membagi waktu ini termasuk juga salah satu kepemimpinan, leadership dan managerial itu bagaimana membagi waktu dan membuat skala prioritas. Mana yang harus didahulukan.

Nah, kebetulan saya ini dalam tugas-tugas saya memang banyak tugas-tugas yang cukup banyak menyita waktu. Misalnya pernah menjadi ajuran gubernur itu tentu melekat di pimpinan. Pernah menjadi kepala staf pribadi dua menteri itu juga pasti harus melekat di pimpinan.

Menteri siapa saja itu?

Zaman Pak Gamawan Fauzi dan Pak Tjahjo Kumolo. Kemudian kabag protokol itu juga yang melekat.

Jadi memang dari pengalaman kerja itu sudah terbiasa bekerja siang malam bahkan non-stop lah. Nah ini keluarga tentu bisa memahami. Keluarga juga bisa memahami ada waktu-waktu khusus yang kemudian kita akan berikan untuk keluarga. Yang penting adalah kualitas waktu itu.

Dan kebetulan juga di keluarga anak-anak saya itu semuanya di pondok pesantren. Jadi tidak di rumah. Oleh karena itu kita sempatkan waktu untuk nengok, untuk menjenguk gitu. Tetapi sehari-hari tentu ada di komunitas pendidikan, ya. Baik pendidikan umum, pendidikan agama yang ada di situ. Jadi begitu cara membagi waktunya.

Pak, kami dengar informasi, Bapak pernah menghadapi satu masalah di rumah dan Bapak tidak bisa pulang karena kesibukan di kantor. Bisa diceritakan itu, Pak?

Oh, ya, ini juga penting. Sebenarnya ini penting karena masalah keluarga. Saat itu saya bertugas sedang mendampingi pimpinan. Ada di Jakarta di kantor. Kemudian di rumah saya itu saya mendapat informasi ada perampok. Perampok masuk ke pagar. Kebetulan ada dua motor di rumah itu dalam posisi sudah hidup. Sudah dihidupkan, masuk. Mau mencuri motor itu.

Kemudian ada pembantu saya menghubungi saya. Menginfokan itu. Tapi ternyata dia ditodong pistol. Akhirnya dia masuk.
Masuk ke rumah, dikunci terus menghubungi saya. Dari situlah saya dari kantor menghubungi teman-teman. Termasuk di kepolisian segala macam.

Walaupun suasana genting seperti itu, tapi saya tetap tidak pulang. Saya akan harus mendampingi pimpinan.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved