WAWANCARA EKSKLUSIF
Rawat Anak Meski Digempur Bom Israel, Bincang Bareng Ita Muswita, Relawan MER-C, Seri II
Peristiwa itu terekam dalam benak Ketua Tim/Bidan dan Perawat Bedah MER-C, Ita Muswita, selama bertugas sebagai relawan medis di Gaza.
Sama seperti kalian keluar. Mereka juga keluar susah. Di rumah sakit, rumah sakit itu. Saya dinas dari pagi sampai jam 2. Rencana kita sampai jam 4. Tapi mereka bilang nggak usah sampai jam 4. Jam 2 saja.
Pagi itu jam berapa sih? Jam setengah sembilan. Itu persalinan spartan. Hampir nggak ada istirahatnya Kita punya lima kamar bersalin. Lima kamar bersalin itu. Itu istirahat sepuluh menit paling itu.
Dateng lagi, dateng lagi. Saking itu rujukan. Saking banyaknya pasien. Di rumah sakit. Saat itu memang di fokuskan di
situ. Jadi saya kebayangin tuh teman-teman kalau kita hibur atau kita telat.
Kasihannya. Yang jaga mata. Jadi kalau kita datang ya. Hai, Ita. Kamu datang. Kita operan, operan. Dokternya seneng. Bidannya senang. Kita juga teman-teman senang kan.
Kayak di harpin gitu kan. Kemudian pasiennya juga nggak banyak tentu kan. Mereka tahu tuh udah dicolong. Sudah alhamdulillah. Bahkan ketika saya tahu. Kita kan nggak bisa bahasa Arab.
Kan kita pakai bahasa Inggris. Mereka tanya Malaysia? China? No, we Indonesia. Oh, Indonesia. Dia seneng gitu ya. Suatu saat teman saya pernah gini. Kak, nanti kalau ada yang lahiran. Nama aku dikasih dong sama ibunya gitu.
Kalau perempuan.
Saya bilang gini. Bu, mau nggak? Aku udah punya anak. Nama belum anaknya. Dia senyum aja. Kalau belum. Boleh nggak teman saya mau kasih nama. Nama dia. Biar nama dia ada di Palestina. Di Gaza.
Terus kata dia gini. Arti nama teman kamu apa? Saya bilang. Di Indonesia kayaknya nggak pakai arti. Kita nama Indah saja udah bagus. Kalau di sana ternyata nggak. Oh, ada makna. Nama itu harus ada makna.
Nama itu harus ada makna. Juang. Sahabat Rasul. Nama-nama Rasul. Jadi yang namanya Hamzah. Muhammad. Ahmad. Yazid. Itu semuanya tuh nama-nama. Lalu Omar. Itu banyak sekali nama. Jadi ketika saya tawarin nama teman saya.
Dia kaget. Di sini harus ada arti. Oh yaudah kalau gitu. Terus. Ada hal yang menarik. Ketika saya nolong persalinan. Datang ibu ini. Tau bukaan apa. Artinya sudah pembukaannya lumayan.
Hamil anak ketiga. Masuk sini saya siapin. Saya siapin alat-alat. Posisi ibu tarik nafas ya ibu. Tenang nanti kita ada di sini. Karena itu anak ketiga kan cepet ya.
Sebelum saya nolong. Saya dibisikin sama yang ngantar ibu itu. Masuk. Saya nggak ngerti ibu itu ngomong apa sih. Tapi kayaknya sih memohon. Terus dia panggil bidan lokal.
Ibu ini ngomong apa sih. Terus dia tanya apa. Terus. Ita Ita. Yang kamu tolong ini suami sahid minggu lalu. Saya gini.
Saksi Kata, Anggota HMI Dikeroyok di UIN STS Jambi hingga Kepala Bocor |
![]() |
---|
Saksi Kata: Sesepuh Kenali Asam Atas Kota Jambi Siap Mati, Heran Zona Merah Pertamina |
![]() |
---|
SAKSI KATA Pasien Somasi RSUD Kota Jambi, Pengacara: Anak 4 Tahun Meninggal |
![]() |
---|
Juliana Wanita SAD Jambi Pertama yang Kuliah, Menyalakan Harapan dari Dalam Rimba |
![]() |
---|
SAKSI KATA: Pengakuan Rosdewi Ojol Jambi yang Akunnya Di-suspend karena Ribut vs Pelanggan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.