WAWANCARA EKSKLUSIF

Kisah Ita Muswita di Jalur Gaza, Relawan MER-C, Seri I

Sejak minggu pertama Ramadan, Ita sudah bertugas di Gaza membantu persalinan di beberapa rumah sakit. Baginya, tidak ada rasa kekhawatiran apabila har

Editor: Duanto AS
TRIBUNNEWS/LENDY RAMADHAN
Relawan Medis yang pernah bertugas di Gaza, Ita Muswita (kiri), melakukan sesi wawancara dengan host Tribun Network, Geok Mengwan (kanan), di Studio Tribun Network, Jalan Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (27/6). 

Jadi Ibu tiba di Indonesia tanggal berapa?

Hari Sabtu (22/6) kemarin.

Kalau masuk di Gazanya sendiri sejak kapan, Bu?

Minggu pertama Ramadan, tanggal 18 Maret 2024.

Ada beberapa kloter dari MER-C, jadi Ibu kloter ke berapa?

Saya kloter pertama, kebetulan bersama 11 tim kloter pertama Tim TNT MER-C Indonesia.

Dari 11 tim itu apakah ada bidang-bidang tertentu?

Ada dokter spesialis bedah, ortopedi, dokter umum, ada bagian logistik, ada perawat, komplet satu tim.

Boleh diceritain seperti apa saja yang Ibu lakukan saat bertugas di sana sebagai perawat bedah?

Karena kami ditempatkan, jadi dalam satu tim. Saya sendiri dan dua teman saya yang perempuan di rumah sakit El Hilal El Mirati itu rumah sakit rujukan persalinan terbesar di Gaza.

Jadi karena posisi saat itu perang, pada saat posisi perang semua persalinan diarahkan ke rumah sakit itu. Kemudian ada teman kami di rumah sakit Anajar, kemudian satu lagi, public health center itu, PHC itu di KL Sultan. Saya dan teman-teman saya itu, minggu satu dan kedua saya di kamar bedah.

Minggu berikutnya sampai selesai masa dinas saya di situ, tujuh minggu, saya di ruang persalinan. Dan teman-teman tuh gantian. Dua perawat bergantian aja. Jadi mereka ikut membantu di persalinan, ikut di perawatan.

Untuk rumah sakit rujukan itu, sampai sekarang masih aman atau tidak, karena kan kita sempat tahu, ya, kalau beberapa rumah sakit dibombardir?

Kalau untuk El Mirati sekarang tetap beroperasi, tapi bukan rumah sakit rujukan lagi karena wilayah Rafah sudah mulai dikosongkan. Orang-orang bergerak ke Mawashi. Yang terakhir saya tinggal tuh di Mawashi. Jadi kita kan pertama datang tuh di KL Sultan.

Kemudian pindah ke Musabbeh. Dari Musabbeh ada bom lagi di samping, pas di samping guesthouse kami. Kami pindah lagi ke Mawashi, sekarang di tepi pantai.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved