Aksi Buruh dan Mahasiswa Tolak Tapera, "Tabiat Penguasa Rakus"

Massa menggelar aksi teatrikal dalam rangka menolak kebijakan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera), Kamis (27/6).

Editor: Darwin Sijabat
Kompas.com
AKSI TEATRIKAL- Massa mempertontonkan keseharian masyarakat dalam teatrikal BP Tapera menarik iuran kepada warga dalam aksi di Patung Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat, Kamis (27/6). 

Tapera

JAKARTA, TRIBUN - Massa yang berunjuk rasa di depan patung Arjuna Wijaya (patung kuda), Jakarta Pusat, menggelar aksi teatrikal dalam rangka menolak kebijakan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera), Kamis (27/6).

Massa yang mayoritas berbaju merah ini memadati area samping air mancur patung Arjuna Wijaya mulai pukul 12.30 WIB.

Terlihat bendera-bendera serikat buruh dikibarkan dalam barisan. Di antaranya, ada bendera milik Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI), SBIT, dan juga bendera putih ungu milik Aliansi Jurnalis Independen (AJI).

Pertunjukan teatrikal ini menampilkan keseharian masyarakat. Misalnya, guru-guru di sekolah negeri yang sibuk mendidik anak muridnya atau perawat yang selalu merawat dan mengobati mereka yang terluka.

Kemudian, ada juga nelayan yang menjaring dan mencari ikan. Begitupun dengan petani yang terus mencangkul sawahnya di tengah terik panas matahari.

Massa juga memperlihatkan kegiatan produksi oleh buruh. Ada juga ojek online yang melalang buana di area aksi sambil mengangkut penumpang.

Teatrikal hari ini menggambarkan masyarakat yang masih bisa menabung di bank dan berbelanja, meski sebatas membeli kopi di pedagang asongan.

Ketika seorang yang berperan sebagai pemberi upah berkeliling uang kepada masyarakat atas kerja keras mereka, masyarakat terlihat sujud syukur dan tersenyum lebar.

Baca juga: Ungkap 7 kader Terluka Saat Demo Tapera, HMI Tuntut Kapolda Jambi Minta Maaf

Baca juga: Diskusi Publik HMP HTN Fakultas Syariah, Mengupas Kontroversi Tapera

Namun, semuanya berubah setelah seseorang yang memerankan BP Tapera masuk ke ruang teatrikal. Satu per satu masyarakat dihampiri oleh Tapera dan mengambil sebagian upah yang mereka dapatkan.

Masyarakat yang ditarik iuran Tapera hanya disisakan secarik kertas tanda bukti sudah menyerahkan iuran. Buruh, pedagang, dan masyarakat lainnya pun terlihat murung dan terduduk lesu.

Sementara, BP Tapera terlihat mempertontonkan iuran yang mereka tarik dari rakyat. Pada aksi hari ini, massa menuntut agar Presiden Jokowi dan pemerintah mencabut UU no 4 Tahun 2016 tentang Tapera dan peraturan turunannya.

Massa juga menuntut agar Presiden Jokowi membuka ruang dialog yang demokratis, partisipatif, transparan, dan inklusif dalam penyelenggaran pembangunan perumahan untuk rakyat.

Koordinator Aliansi Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak) Sunarno menyampaikan tuntutannya dalam aksi tersebut.

“Menuntut pemerintah membangun perumahan rakyat secara kayak, ekonomis dan terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah, yang terintegrasi dengan tempat bekerja, dan akses moda transportasi modern,” ujar Sunarno.

Dalam aksi yang sama, massa menuntut agar pemerintah mencabut Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Pemerintah dituntut untuk mensejahterakan pekerja dengan memberikan upah yang layak serta jaminan kepastian kerja.

Tetap Bertahan

Massa aksi tolak Tapera masih bertahan dan melanjutkan unjuk rasa, meski diguyur hujan di depan patung Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat, Kamis (27/6). Pengamatan Kompas.com di lokasi sekitar pukul 13.30 WIB, hujan turun dengan deras di sekitar wilayah Monas.

Baca juga: HMI Cabang Bangko Geruduk DPRD Merangin, Minta Cabut PP No 25 Tahun 2020 Tentang Tapera

Massa aksi yang tadinya berada di jalan mulai bergerak masuk ke area parkiran gedung Kemenparekraf. Tapi, beberapa peserta aksi memilih bertahan di jalan, di bawah terpaan hujan.

Spanduk-spanduk yang menampung aspirasi mereka pun berubah menjadi pelindung massa dari guyuran hujan. Di bawah satu spanduk, bernaung sekitar 5 atau 6 peserta aksi.

Beberapa di antara mereka bahkan masih memegang brosur bertuliskan “Tolak Tapera” dan “Tapera, Tabiat Penguasa Rakus”.

Sementara itu, ada juga peserta yang menggunakan jas hujan warna-warni serta payung sambil melanjutkan aksinya. Bendera-bendera panji para buruh pun masih ditegakkan. Misalnya, bendera merah milik KASBI dan SBIT.

Kerahkan 1.872 Personil

Polisi mengerahkan 1.872 personel untuk mengawal jalannya aksi unjuk rasa tolak Tapera yang dilaksanakan di Patung Arjuna Wijaya atau Patung Kuda dan di depan Kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta Pusat.

"Dalam rangka pengamanan aksi unjuk rasa dari beberapa elemen di Patung Kuda dan Kemenkeu kami melibatkan 1.872 Personel,” ujar Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro pada Kamis (27/6).

Selama aksi, Jalan Medan Merdeka Barat, baik yang di depan Gedung Kemenkopolhukam maupun di samping Monas ditutup. Arus lalu lintas di sekeliling Patung Arjuna Wijaya terpantau lancar, baik menuju Thamrin maupun ke Tugu Tani.

Untuk diketahui, massa yang berkumpul di depan Patung Arjuna Wijaya merupakan massa aliansi Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak). Beberapa koalisi masyarakat yang hadir antara lain, KASBI, KPBI, KSN, hingga AJI Jakarta.(kompas.com)

Tuntutan Massa

- Tuntut Presiden Jokowi dan pemerintah mencabut UU no 4 Tahun 2016

- Tuntut Presiden Jokowi membuka ruang dialog yang demokratis, partisipatif, transparan, dan inklusif

- Massa dari KASBI, SBIT, dan AJI

- Aksi tolak Tapera di Patung kuda, Jakarta Pusat

- Tampilkan keseharian masyarakat, guru, nelayan, petani

- Memerankan BP Tapera

- Tarik iuran Tapera

- Sisakan secarik kertas tanda bukti pembayaran

Baca juga: Penyerahan Sertipikat Elektronik Hak Pakai Pemkab Tanjung Jabung Barat Mendapat Apresiasi dari KPK

Baca juga: AKBP Natalena Eko Cahyono, Dulu Masuk Polisi Jenjang Bintara, Kini Jadi Kapolres Bungo

Baca juga: Sah Maju di Pilkada Tebo, H Aspan - Wartono Triyan Kusumo Resmi Dapat Dukungan PAN

Baca juga: Pemkab Tanjab Barat Komitmen Memperkuat dalam Menjalankan Pemerintah yang Bersih dan Transparan

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved