Libur Nasional dan Cuti Bersama Juni 2024, Kapan Idul Adha Versi Muhammadiyah dan Pemerintah?

Daftar tanggal merah dan libur nasional serta cuti bersama bulan Juni 2024. Dalam Surat Keputusan Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri

Editor: Suci Rahayu PK
kemenag
Kalender Bulan Juni 2024 

Bulan juni 2024

TRIBUNJAMBI.COM - Daftar tanggal merah dan libur nasional serta cuti bersama bulan Juni 2024.

Dalam Surat Keputusan Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tertanggal 26 Februari 2024 menetapkan dua tanggal merah dan satu hari cuti bersama pada Juni 2024.

Yakni:

Sabtu (1/6/2024): Hari Lahir Pancasila
Senin (17/6/2024): Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah
Selasa (18/6/2024): Cuti bersama Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah

Dengan hari libur nasional yang bertepatan pada hari Senin dan cuti bersama pada hari Selasa, kamu bisa memanfaatkan waktu ini untuk berlibur panjang.

Kamu bisa membuat rencana liburan dari Sabtu (15/6/2024) hingga cuti bersama pada hari Selasa (18/06/2024).

Baca juga: Bobby Nasution Disebut Jadi Pilihan Rasional di Pilgub Sumut Dibanding Edy, Ijeck dan Ahok

Baca juga: Daftar Nama 30 Anggota DPRD Sarolangun Terpilih Periode 2024-2029 Hasil Penetapan KPU

Dengan demikian, kamu bisa mendapat libur panjang selama empat hari berturut-turut.

Akan tetapi, jika kamu tidak bisa menggunakan cuti, kamu tetap bisa libur selama tiga hari dari Sabtu (15/6/2024) sampai Senin (17/6/2024).

Jadwal Idul Adha 1445 H atau 2024 dari Muhammadiyah dan pemerintah:

Jadwal Idul Adha 2024 Versi Muhammadiyah

Penetapan tanggal 17 Juni 2024 sebagai momen Idul Adha 1445 H versi Muhammadiyah, berdasarkan perhitungan ketat yang disebut Hisab Hakiki Wujudul Hilal.

Sementara awal bulan Zulhijah 1445 H yang di dalamnya terdapat Idul Adha, menurut Muhammadiyah, akan dimulai Sabtu, 8 Juni 2024.

"Berpegang teguh pada kriteria yang telah ditentukan, Muhammadiyah menetapkan bahwa awal Zulhijah 1445 H akan jatuh pada Sabtu, 8 Juni 2024," kata Sekretaris PP Muhammadiyah, Muhamad Sayuti, dikutip dari muhammadiyah.or.id.

Perhitungan ini melibatkan beberapa kriteria yang ketat, di antaranya pertemuan atau konjungsi bulan sebelum matahari terbenam dan matahari terbenam terlebih dahulu dari bulan (dengan moonset setelah sunset).

Saat matahari terbenam, hilal alias bulan sabit baru sudah jelas terlihat di atas ufuk, tak peduli seberapa tingginya.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved