Kasus Pembunuhan Vina Cirebon
ULASAN: Mantan Bupati Cirebon Sunjaya, Pegi Setiawan, Vina Dewi Arsita
Kasus pembunuhan Vina Dewi Arsita dan Eki menghadirkan efek liar, 8 tahun setelah peristiwa itu terjadi
Penulis: Suang Sitanggang | Editor: Suang Sitanggang
ULASAN REDAKSI
Kasus pembunuhan Vina Dewi Arsita dan Eki menghadirkan efek liar, 8 tahun setelah peristiwa itu terjadi. Nama mantan Bupati Cirebon Sunjaya Purwadi Sastra terus-menerus dikaitkan netizen, Pegi Setiawan ditangkap.
Narasi yang berkembang, Sunjaya Purwadi Sastra disebut memiliki anak bernama Pegi Setiawan. Sebelumnya anaknya yang bernama Ramadani yang disebut-sebut warganet sebagai DPO.
Namun itu sudah ditampik oleh istri Sunjaya, Wahyu Tjiptaningsih, yang menyebut anak-anaknya tidak ada yang terlibat dalam kasus ini.
Bahkan anaknya yang bungsu, yang punya kemiripan nama dengan seorang DPO, saat peristiwa itu terjadi ternyata masih duduk di bangku SD. Tuduhan itu akhirnya gugur.
Pasangan Sunjaya-Ayu memiliki empat orang anak. Mereka adalah Satria Robi Saputra, Sela Syahvira Amalia, Resyah Prima Hanjaya, dan Ramadani Syahputra.
Polisi sebenarnya sudah menangkap seorang DPO yang bernama Pegi Setiawan. Dia merupakan seorang buruh bangunan yang diamankan di Kota Bandung, Jawa Barat.
Hanya saja melihat profilnya, banyak yang meragukan bila Pegi Setiawan yang ditangkap ini sebagai pelaku pembunuhan, yang dalam BAP dan putusan sidang disebut bagian dari geng motor.
Apalagi dari keterangan tetangga dan rekan kerja, saat pembunuhan Vina Cirebon, Pegi Setiawan yang ditangkap ini, sedang merantau ke Bandung, bekerja di proyek pembangunan.
Mistis, Rumor, dan Fakta
Kasus ini dibayangi dengan beragam mistis. Misalnya kesurupan sosok Linda, yang kemudian dipercaya telah dirasuki arwan Vina, yang menceritakan kejadian.
Ada lagi Linda yang disebut-sebut kesurupan baru-baru ini. Anehnya, disebut juga dirasuki arwah Vina, tapi mengungkap beragam yang sulit diterima akal, seperti mempersoalkan konten Youtube. Arwah masih bisa nonton?
Selain yang mistis, muncul beragam rumor. Ada yang menyebut Pegi Setiawan yang ditangkap ini bukanlah pelaku, tapi hanya punya kemiripan nama dengan pelaku sebenarnya.
Namun menurut polisi, berdasarkan fakta yang sudah dimiliki, disampaikan ketika konfrensi pers di Bandung, mereka tidak salah tangkap. Pegi juga disebut menyamar sebagai Robi.
Sedangkan rumor lain menyebut sosok DPO 3 orang (kini polisi menyebut 2 orang fiktif), sedang dilindungi, dan berada di luar negeri. Semua itu masih isu, yang belum dibuktikan benar atau salah.
Fakta yang sesungguhnya dalam kasus ini adalah adanya 2 orang yang tewas dengan ciri-ciri sebagai korban pembunuhan, yang ditemukaan tergeletak di fly over 8 tahun lalu.
Awalnya disebut sebagai korban kecelakaan tunggal. Namun melihat kondisinya, berdasarkan keterangan yakni HP kondisi bagus, lecet di motor sangat minim, maka penyebab tewas kecelakaan tunggal menjadi sangat kecil kemungkinan.
Fakta lebih lengkap berada dalam hasil visum dan autopsi yang dikeluarkan oleh pihak medis. Hanya saja ulasan ahli terkait hal ini masih sangat minim, yang membuat semua tertuju pada praduga berdasarkan pengakuan dan asumsi.
Kemudian fakta lain adalah para tersangka saat diperiksa (kini telah jadi terpidana) mengalami kekerasan fisik ketika jalani pemeriksaan di kantor polisi. Fotonya beredar luas sejak dulu.
Pihak tersangka mengaku dipukuli polisi di sebuah ruangan di satuan reserse narkoba, sementara kepolisian menyebut itu akibat pertikaian sesama tahanan.
Sunjaya Menjadi Sasaran
Sunjaya Purwadi Sastra menjadi sosok yang paling banyak dituduh lakukan upaya menggelapkan kasus ini.
Pihaknya sudah bantah semua tuduhan itu, dan bahkan menunjukkan bukti, yakni anaknya yang dituduh itu masih SD saat kejadian. Ramadani saat ini menjadi korban fitnah, karena sempat dituding pembunuh.
Pada saat kejadian itu, Sunjaya Purwadi Sastra memang berstatus sebagai orang nomor satu di Cirebon. Dia saat itu menjabat sebagai bupati.
Dia dan Tasiya Soemadi memimpin Cirebon untuk periode 2014–2019. Namun belum usai periode, ia terjaring OTT KPK.
Sunjaya sosok purnawirawan TNI-AD, pangkat terakhir Letnan Satu. Dia juga memiliki keinginan belajar yang kuat.
Hal itu terlihat dari pendidikannya, yang tidak puas hanya S1, lanjut ke S2 hingga akhirnya mendapat gelar Doktor dari IPDN.
Kepolisian sudah semestinya membuat kasus ini menjadi benar-benar terang-benderang, dengan menghadirkan bukti yang akurat, untuk menghancurkan segala hoax dan fitnah yang sudah kadung beredar.
Dalam hukum berlaku asas In Criminalibus, Probationes Bedent Esse Luce Clariores, bukti harus lebih terang dari cahaya matahari.
Hingga akhirnya muncul sebuah prinsip, yakni lebih baik membebaskan 10 orang bersalah daripada menghukum satu orang yang tidak bersalah.
Bila memang Pegi Setiawan buruh bangunan ini yang bersalah, haruslah buktinya benar-benar lebih terang dari yang dipikirkan publik selama ini.
Bila ada yang masih dicurigai sebagai pihak yang membuat kasus ini jadi sulit terungkap, atau melindungi pelaku lainnya, hendaklah diperiksa untuk mendapatkan kebenarannya. (*)
Baca juga: Kuasa Hukum Puji Pegi Setiawan Blak-blakan Bukan Pembunuh Vina Cirebon, Ini 3 Poin Pendukung
Baca juga: Arwah Vina Cirebon Nonton Youtube? Ini Tanggapan Ustadz Derry Sulaiman Soal Viral Linda Kesurupan
Kapolri Bentuk Timses Tangani Kasus Vina Cirebon, Susno Duaji Berharap Semakin Terang Benderang |
![]() |
---|
2 Saksi Lihat Eky dan Vina Kecelakaan di Jembatan Talun Cirebon, Mabuk Berujung Standing dan Jatuh |
![]() |
---|
Update Kasus Vina Cirebon, Iptu Rudiana Bantah Suruh Dede Buat Kesaksian Palsu, Ngaku Tak Kenal |
![]() |
---|
Yakin Bukan Pembunuhan, Mantan Kabareskrim Siapkan Hadiah Rp 10 Juta Jika Bisa Buktikan Vina Dibunuh |
![]() |
---|
Jaksa Tolak Novum yang Diajukan di PK Saka Tatal pada Kasus Pembunuhan Vina Cirebon |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.