Human Interest Story

Kisah Nenek Sajeriah yang Disabilitas Netra asal Sulawesi Selatan Pergi Haji

Dari 30.890 jemaah yang tiba di Kota Madinah, ada yang menyimpan kisah mengharukan. Nenek Sajeriah di antaranya.

Editor: Duanto AS
Serambi Indonesia/Khalidin Umar Barat
Sajeriah, jemaah calon haji tunanetra asal Pare-pare, Sulawesi Selatan, yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 3 UPG menjalani pemeriksaan kesehatan setibanya di Madinah, Rabu (15/5). 

KISAH haru meliputi kedatangan rombongan jemaah calon haji (JCH) Indonesia gelombang pertama di Arab Saudi.

Wartawan Tribun Network yang menjadi petugas Media Center Haji (MCH) 2024, Khalidin Umar Barat melaporkan hingga Kamis (16/5) pukul 10.00 WIB, tercatat 79 kloter berisi 30.890 jemaah telah tiba di Madinah Almunawarah.

Dari 30.890 jemaah yang tiba di Kota Madinah, ada yang menyimpan kisah mengharukan. Nenek Sajeriah di antaranya.

Perempuan berusia 65 tahun ini tampak bahagia setelah dia tiba di Tanah Suci. Dia merupakan jemaah calon haji tunanetra asal Pare-pare, Sulawesi Selatan, yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 3 UPG yang tiba pada Rabu (15/5).

Meski menyandang disabilitas netra, namun atas panggilan Allah SWT, kini dia dapat mewujudkan mimpi berkunjung ke Tanah Suci dalam rangka menunaikan ibadah haji.

Perjuangan mewujudkan mimpi pergi haji, bukanlah hal mudah bagi Sajeriah. Dia harus menunggu 14 tahun antrean.
Keterbatasan fisik yang dialami Sajeriah, tak menyurutkan langkah untuk berkunjung ke Tanah Suci.

Sajeriah tampak mandiri di tengah keterbatasannya. Itu terlihat dari semangatnya menyiapkan perlengkapan hajinya sendiri, mulai mencuci, melipat, dan menyusunnya di dalam koper.

Kepada tim Media Center Haji (MCH), Nek Sajeriah mengaku tak khawatir melakukan perjalanan haji. Bahkan, jika saat menjalankan ibadah ditakdirkan untuk meninggal, Sajeriah mengaku ikhlas.

"Saya tidak takut, kalaupun saya meninggal, tidak apa-apa,” ucapnya, Rabu (15/5) kepada anggota Media Center Haji (MCH) 2024, Khairina.

Keikhlasan Sajeriah bahkan membuat orang-orang di sekitarnya menitikkan air mata. Hasmia (53), keponakan yang mendampingi Sajeriah menunaikan ibadah haji, tak kuasa menahan tangis.

Sejak kecil, Hasmia mengaku dekat dengan sang bibi. Sajeriah begitu mandiri, biasa mengurus ponakan-ponakannya, memasak nasi, mencuci, dan mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga.

Hasmia menuturkan tak merasa bibinya itu memiliki keterbatasan, karena begitu terampil. "Dia bisa masak, mencuci, dan segalanya dia lakukan sendiri," ucap Hasmia.

Di mata Hafidah Jufri, nurse atau perawat yang memeriksa kesehatan Sajeriah dan mendampinginya, Sajeriah memiliki semangat luar biasa. Perempuan itu penuh semangat. Kondisi kesehatannya sangat baik karena hasil tes kesehatan, baik darah, urine, dan lain-lain masih di bawah ambang batas.

"Semangatnya luar biasa, saya salut," ujarnya.

M Hasyim Usman, Ketua Kloter 3 UPG, juga salut akan semangat Sajeriah yang berkeyakinan besar untuk berangkat meski memiliki keterbatasan.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved