Kisah Wahidin Bantu Pedagang Kecil Lepas dari Jerat Utang Rentenir dengan Holding UMi
Melihat banyaknya pedagang kecil yang terjerat utang rentenir, Wahidin memutuskan untuk menjadi agen UMi. Niatnya untuk membantu. Bagaimana kisahnya?
Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Mareza Sutan AJ
Melihat banyaknya pedagang kecil yang terjerat utang rentenir, Wahidin memutuskan untuk menjadi agen holding UMi. Niatnya untuk membantu pada pedagang kecil lepas dari jerat utang rentenir. Bagaimana kisahnya?
TRIBUNJAMBI.COM - Usaha dagangnya pasang surut dan cenderung turun dua tahun lalu akibat pandemi Covid-19. Wahidin juga melihat bagaimana banyaknya pengusaha kecil yang terdampak, sampai akhirnya memilih meminjam uang ke rentenir atau pinjaman online (pinjol) untuk bertahan hidup. Itu pula yang menjadi alasan Bang Wahid (demikian sapaan akrabnya) masuk sebagai agen layanan holding Ultra Mikro (UMi) BRI.
Wahidin ingat itu terjadi sekitar setahun yang lalu, ketika dia memilih bergabung sebagai agen BRILink dan membangun Lapak Awak sebagai usahanya. Sebelumnya, Wahid punya usaha dagang buah dan memasok ke beberapa pedagang sekaligus menjual langsung ke konsumen.
Namun, pandemi perlahan-lahan menyurutkan usahanya. Dia sempat beralih ke pekerjaan lain, sebelum akhirnya memutuskan menjadi agen BRILink.
Di sebuah kios di depan Masjid Al Huda Kebun Handil, Kota Jambi, Wahidin mulai membuka gerai BRILink. "Kira-kira sebelum Ramadhan tahun lalu (2023)," kata Wahidin, mengingat.
Awalnya, dia hanya memanfaatkan Lapak Awak untuk transaksi online melalui BRILink. Namun, dia terenyuh saat melihat banyak pedagang yang harus menggantungkan hidup ke pinjol maupun rentenir.
"Umumnya pedagang kecil, yang jualan di kantin sekolah. Mereka harus pinjam ke rentenir, dapatnya segini, bayarnya segini; itu hitung-hitungannya malah rugi mereka," kata Wahidin.
Dia menyebut, rata-rata pinjaman yang mereka dapat telah dipotong sekitar 10 persen, dengan bunga yang harus dibayarkan juga 10 persen dari nominal utang. "Bahkan bisa lebih," timpalnya.
"Itu yang bikin saya akhirnya, ya sudah, gabung menjadi agen UMi, supaya juga bisa bantu (pedagang kecil yang terlilit utang). Niat awalnya memang untuk membantu," imbuh Wahidin.
Dari sanalah, dia akhirnya menawarkan pinjaman nominal kecil dengan bunga yang rendah. Sebagian besar nasabahnya meminjam dengan nominal Rp500 ribu hingga Rp5 juta dengan tempo hingga 3 bulan.
"Memang nominalnya kecil, pembayarannya juga per minggu. Jadi ini memang cocoknya untuk yang usaha-usaha kecil. Rata-rata pedagang, ada yang di kantin sekolah, ada yang di pinggir jalan," jelasnya.
"Bunganya juga kecil. Misalnya pinjam Rp1 juta, itu bunganya tak sampai Rp20 ribu," sambung Wahid.
Alhasil, Wahid telah mendapat puluhan nasabah UMi sejak menjadi agen. Nasabah itu sebagian besar adalah orang-orang yang beralih dari pinjaman rentenir meski ada juga yang sebelumnya di pinjaman online.
"Daripada mereka harus pinjam ke rentenir, saya bilang, sudah, ajukan (pinjaman UMi) ke saya, yang penting lancar (pembayarannya). Intinya ya, kita membantu, supaya mereka tidak terus-menerus terlilit utang yang bunganya nggak ngotak," timpalnya.

Perluas Perlindungan Pekerja Informal, BPJS Ketenagakerjaan Gandeng BRILink di Batanghari |
![]() |
---|
Kejutan Panen Melimpah di Sarolangun Jambi, BRI Bagikan Mobil hingga Motor dalam Undian Simpedes |
![]() |
---|
BRI KC Jambi Gelar Undian Panen Hadiah Simpedes Periode 2 Tahun 2024 |
![]() |
---|
Perempuan Ini Rela Benjol-Benjol demi Drama Perampokan Uang Ratusan Juta bareng Pacarnya |
![]() |
---|
Jatuh Pada 10 April 2025, Jangan Lewatkan Kesempatan Dapatkan Dividen Rp31,4 Triliun dari BRI |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.