Kasus Kematian Santri di Tebo
Siapa 'Otak' Dibalik Penyusun Skenario Kematian Santri di Tebo Jambi?
Misteri siapa otak yang menyusun skenario pada kematiaan Airul Harahap, santri di Ponpes Tebo Jambi belum terkuak.
Santri di Tebo Jambi tewas dianiaya senior
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Misteri siapa otak yang menyusun skenario pada kematiaan Airul Harahap, santri di Ponpes Tebo Jambi belum terkuak.
Saat ini polisi telah menetapkan dua tersangka kasus kematian Airul Harahap (13), santri Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin di Kabupaten Tebo, Jambi.
Namun muncul pertanyaan dari kuasa hukum keluarga korban, siapa yang menyusun skenario agar kematian Airul seolah-olah terlihat akibat tersetrum aliran listrik.
Rifki Septino menyoroti beberapa hal terkait ekspose kasus oleh Polda Jambi, Sabtu (23/3) kemarin.
"Apakah benar Airul Harahap ini dianiaya setelah itu disetrum, atau dianiaya tanpa disetrum, atau setruman listrik ini hanya skenario belaka," ujarnya, Minggu (24/3).
Saat ekspose, disampaikan bahwa Airul meninggal akibat perbuatan R (15) dan A (14), dua senior di ponpes yang menjadi tersangka, ditambah adanya setruman listrik.
Baca juga: Dugaan Pemalsuan Surat Kematian Santri Tebo, Polisi Bakal Periksa Saksi Ahli Kedokteran dan Pidana
Baca juga: MISTERI Penyusun Skenario Kematian Santri Airul Harahap dan Dugaan Pemalsuan Surat Kematian
"Yang menjadi pertanyaan kami, selaku kuasa hukum keluarga korban, mungkin tidak bisa terjadi perbuatan ini hanya dengan dua pelaku saja? Sementara ini perbuatannya sangat keji dan tidak manusiawi," katanya.
Pihaknya meminta pihak kepolisian untuk membuka hasil autopsi yang sebenarnya kepada masyarakat, supaya jelas.
"Pertanyaan kami, apakah benar ananda Airul ini dianiaya setelah itu disetrum, atau dianiaya tanpa disetrum atau setruman listrik ini hanya skenario," ujarnya menegaskan.
Dari hasil autopsi yang disampaikan langsung oleh dokter forensik secara virtual saat rilis di Polda Jambi, tidak ditemukan penyebab kematian karena tersetrum listrik.
"Siapa yang mendesain skenario bahwa ananda Airul ini disetrum," katanya.
Di sisi lain, Rifki mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi kinerja Polda Jambi yang telah mengungkapkan kasus tersebut dan menetapkan dua orang tersangka.
"Walaupun terungkapnya setelah satu minggu viral di media sosial, kita tetap mengapresiasi kinerja Polda Jambi yang telah mengungkap misteri kematian ananda Airul ini," katanya.
Sementara itu, kuasa hukum Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin Tebo, Chris Januardi, mengaku sangat menyayangkan adanya santri yang terjerat proses hukum.
Menurut Chris, beberapa saksi mendapat ancaman dari kedua pelaku agar menutupi atau tidak menceritakan kejadian sebenarnya. Hal itulah yang menjadi kendala selama ini.
"Kami men-support polisi dan sudah melakukan tes psikologi terhadap saksi. Tapi, memang pelaku sebelumnya sempat mengancam anak-anak kita agar tidak menceritakan yang sebenarnya," kata Chris, Sabtu (23/3).
Baca juga: Jadwal Acara RCTI Hari ini Senin 25 Maret 2024: Doa Di Langit Malam dan X Factor Indonesia 2024
Pihaknya akan melakukan evaluasi terkait keamanan para santri pondok pesantren. "
"Ke depannya, kami akan mengevaluasi semua SOP terkait keamanan para santri dan menambah CCTV di setiap sudut pondok pesantren kami," ungkapnya.
Chris berujar, sebelum kasus diungkap pihak kepolisian, kedua tersangka tetap berada di pondok pesantren dan beraktivitas seperti biasa.
"Kita juga kaget, sebelum kasus ini terungkap, mereka masih beraktivitas seperti biasa. Di pondok, dia ngaji dan makan bersama," tuturnya.
Dugaan Pemalsuan Surat Kematian
Dugaan tindak pidana kesehatan dan pemalsuan surat kematian Airul Harahap (13) oleh Klinik Rimbo Medical Center, tengah diusut polisi.
Kepolisian akan berkoordinasi dengan ahli kedokteran dan ahli pidana.
Sebelumnya, surat dari klinik tersebut menyebutkan kematian Airul Harahap akibat tersetrum aliran listrik.
Pemeriksaan dokter klinik itu berbeda dengan hasil autopsi dokter forensik Rumah Sakit Bhayangkara Jambi, yang menyebutkan korban meninggal karena pukulan benda tumpul.
Setelah polisi melakukan pengusutan, akhirnya diperoleh bukti bahwa Airul dianiaya oleh AR (15) dan RD (14), santri senior korban di ponpes.
Atas adanya perbedaan surat tersebut, polisi membuat laporan model A untuk menyelidiki kasus tersebut.
Laporan sebelumnya terbit pada 18 Maret 2024.
Dirreskrimum Polda Jambi, Kombes Andri Ananta Yudhistira, memastikan sejak awal kasus ditangani, penyidik berpijak pada hasil keterangan autopsi yang dikeluarkan Rumah Bhayangkara.
Adanya perbedaan surat visum membuat polisi membuat laporan model A untuk penyelidikan.
"Makanya surat yang keluar dari klinik ini kita tindak lanjuti. Surat yang keluar dan menjadi sebuah permasalahan, karena adanya perbedaan. Tapi kami mengacu kepada surat yang dikeluarkan hasil autopsi. Karena kami memiliki keyakinan ada tindak pidana di situ," ujar Andri, Minggu (24/3).
Kombes Andri berkata penyelidikan dugaan pemalsuan surat itu terbukti ada tindak pidana.
Maka, pihaknya akan menindaklanjuti orang-orang yang terlibat di balik hal tersebut.
"Kalau nanti ada keterlibatan orang-orang lain, tidak mungkin kami diamkan. Ini akan berjalan secara pararel dengan laporan penganiayaan itu," kata Andri.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Tebo, Iptu Yoga Susanto, berkata dalam perkara ini pihaknya sudah memeriksa saksi-saksi yang terdiri dari dokter yang mengeluarkan surat kematian korban.
Polisi juga memeriksa beberapa perawat di Klinik Rimbo Medical Center yang saat itu menyaksikan penerbitan surat itu.
"Kita juga sudah meminta keterangan dari IDI kabupaten Tebo, baik itu di bagian Biro Hukumnya maupun Ketua IDI sendiri," ujar Yoga, Minggu (24/3).
Dia menyebut untuk kepastian atas dugaan pemalsuan surat kesehatan itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan dengan ahli pidana agar bisa menentukan apakah perkara ini masuk ke ranah pidana ataupun kode etik.
"Kita akan berkoordinasi dengan ahli pidana dulu, agar bisa menentukan apakah ini masuk ke ranah pidana atau kode etik," sebutnya.
Simak berita teraru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: MISTERI Penyusun Skenario Kematian Santri Airul Harahap dan Dugaan Pemalsuan Surat Kematian
Baca juga: Update Kondisi Cedera Bukayo Saka Jelang Pertandingan Arsenal Melawan Manchester City
Baca juga: 7 Zodiak Bernasib Baik Besok Selasa 26 Maret 2024: Taurus, Gemini, Cancer, Leo, Virgo hingga Pisces
Jadwal Acara SCTV Hari ini Senin 25 Maret 2024: Magic Tasbih dan Sinetron Hidayah Cinta |
![]() |
---|
Prafa Water: Dari Pinjaman KUR BRI Rp 30 Juta, Kini Raup Cuan Menjanjikan per Bulan |
![]() |
---|
MISTERI Penyusun Skenario Kematian Santri Airul Harahap dan Dugaan Pemalsuan Surat Kematian |
![]() |
---|
Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi Pimpin Rombongan Komisi IV Konsultasi ke KPAI |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.