Jatah Kursi Menteri Prabowo Gibran

Golkar Bantah Minta Jatah 5 Kursi Menteri di Prabowo-Gibran, Airlangga: Tunggu Hasil Pemilu KPU

Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto membantah partainya meminta jatah kursi menteri di kabinet Prabowo-Gibran usai menang di Pilpres 2024.

|
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Kompas.com
Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto membantah partainya meminta jatah kursi menteri di kabinet Prabowo-Gibran usai menang di Pilpres 2024. 

Golkar bantah minta kursi menteri Prabowo-Gibran.

TRIBUNJAMBI.COM - Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto membantah partainya meminta jatah kursi menteri di kabinet Prabowo-Gibran usai menang di Pilpres 2024.

Harapan itu sebelumnya disampaikan Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR).

Airlangga membantah meminta jatah kursi menteri tersebut saat di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (18/3/2024).

Ketum Partai Golkar itu mengungkapkan bahwa pihaknya belum meminta jatah kursi menteri.

Airlangga mengatakan bahwa pihaknya masih menunggu penetapan hasil Pemilu 2024 dari KPU.

"Kita belum minta,” singkat Airlangga Hartarto, dikutip dari laporan jurnalis KompasTV.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, mengatakan partainya ingin mendapatkan jatah lima kursi menteri di kabinet Prabowo-Gibran nantinya.

Baca juga: Alasan Golkar Minta Banyak Jatah Kursi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Baca juga: Sebut Punya Andil Besar pada Kemenangan Prabowo-Gibran, Golkar akan Minta Jatah Kursi Menteri Banyak

Menurut Airlangga, partainya memiliki kontribusi besar dalam memenangkan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.

Maka itu dia berharap kadernya disediakan ruang yang luas untuk menjadi menteri.

"Saya sampaikan ke Pak Prabowo, kontribusi Golkar ke Pak Prabowo karena kita 15 dari 85 persen (pemilih Golkar memilih Prabowo-Gibran), maka kita kontribusi 25 persen. Jadi kalau 25 persen, kalau bagi-bagi, ya banyak-banyak sedikit boleh lah."

"Kita sebut lima (kursi kabinet) itu minimal tapi kalau dihitung proporsi 25 persen room masih banyak," kata Airlangga dalam acara Buka Bersama DPP Partai Golkar di Hotel The Mulia, Nusa Dua, Bali, Jumat (15/3) lalu.

Berdasarkan perolehan sementara rekapitulasi nasional KPU, Partai Golkar secara nasional memegang suara terbanyak kedua setelah PDIP di Pemilu 2024 ini.

Airlangga mengungkapkan tahun ini juga jadi capaian penting Golkar dalam mendukung capres-cawapres.

"Jadi sejarah yang lalu presiden dan capres yang didukung bukan dari Golkar hanya didukung 53 persen.

Kita 75-80 persen bahwa memang benar Partai Golkar betul-betul di depan untuk memenangkan Pak Prabowo dan Mas Gibran," tambahnya.

Selain itu, Menko Perekonomian itu juga meminta semua kader Golkar tetap mengawal kepemimpinan Jokowi-Ma'ruf sampai selesai.

"Kita harus jaga supaya sukses dan berikut kita ingin di tahun 2025 begitu tahun anggaran baru pemerintah baru yang terpilih nanti akan menjadi sukses dan perjalanan dengan Pak Presiden hampir semua negara sudah memberikan ucapan selamat termasuk Amerika Serikat," ucap dia.

Sementara itu, Sekjen DPP Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus mengatakan apa yang disampaikan Airlangga itu hanya harapan saja. Paulus menampik jika Golkar sangat ingin kebagian jatah menteri.

Baca juga: Antara Golkar, Jatah 5 Kursi Menteri Kabinet Prabowo dan Airlangga Hartarto 

"Ya, kami tunggu. Karena itu hak prerogatif dari seorang presiden. Berapa posisi menteri sih yang akan diberikan kepada Partai Golkar. Kami tunggu komunikasi antara ketua (Airlangga) dan presiden terpilih," kata Paulus.

Sedangkan Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan bisa saja Golkar mendapat jatah lima menteri seperti yang diminta Airlangga. Ia yakin Prabowo akan bersikap adil dalam memberikan kursi menteri.

“Jangankan lima, kalau kita nilai kerjanya maksimal mungkin bisa lebih, atau juga sebaliknya,” kata Wakil Ketua DPR RI itu.

Hanya saja, meskipun memilih jajaran menteri dalam kabinetnya adalah hak prerogatif presiden terpilih, Dasco yakin Prabowo akan melibatkan koalisi untuk memilih jajaran kabinet.

“Tentunya untuk masalah kabinet, kita akan apa namanya, bicarakan dengan partai-partai koalisi walaupun itu hak prerogatif presiden,” kata Dasco. “Jadi apa pun itu nanti akan kita putuskan bersama, dan Pak Prabowo jika nanti sudah nanti ditetapkan sebagai presiden terpilih tentunya pertimbangan sendiri,” ujarnya.

Sebelumnya juga Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) berharap Partai Golkar mendapat jatah menteri lebih banyak jika Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menang Pemilu 2024.

Organisasi pendiri Golkar itu menilai partainya telah bekerja keras untuk memenangkan Prabowo-Gibran.

Hal itu diungkapkan Ketua Dewan Pakar DPP MKGR, Azwir Dainy Tara.

Dia menilai tidak adil jika partai lain mendapat kursi lebih banyak dibanding Partai Golkar.

Azwir menyebut partai berlambang beringin itu harus mendapat kursi menteri lebih banyak.

"Karena kita yang kerja keras. Jangan kita kerja keras, yang dapat tempat orang lain. Kan tidak adil," kata Azwir dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu (17/3/2024).

"Karena kita berpolitik merebut kekuasaan. Kekuasaan tujuannya adalah bisa menyejahterakan seluruh masyarakat Indonesia," sambungnya sebagaimana dikutip Tribunnews.

Baca juga: Respon Nasdem Dituduh Dapat Kursi Menteri di Pemerintahan Prabowo-Gibran Demi Batalkan Hak Angket

Partai Golkar sendiri diproyeksikan menuai kursi signifikan di parlemen berdasarkan berbagai hitung cepat (quick count) Pemilu 2024.

Berdasarkan hitung cepat Litbang Kompas, Partai Golkar diprediksi meraih 14,67 persen suara, hanya kalah dari PDI Perjuangan yang meraih 16,29 persen suara.

Raihan suara Partai Golkar tersebut lebih besar dibanding partai pengusung Prabowo-Gibran yang lain, yakni Gerindra (13,56 persen), Partai Demokrat (7,61 persen), dan Partai Amanat Nasional (7,06 persen).

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartanto pun menilai bahwa partainya berperan signifikan dalam pemenangan Prabowo-Gibran.
Airlangga Hartartomengkaim sebanyak 80-90 persen pemilih Partai Golkar ikut memilih Prabowo-Gibran di Pemilu 2024.

"Ini tertinggi sepanjang sejarah. Jadi sejarah yang lalu, presiden dan wapres yang didukung yang bukan dari Golkar hanya didukung 53 persen dari pemilih Partai Golkar," kata Airlangga saat berbicara dalam accara Buka Puasa Bersama dan Silaturahmi Bersama Partai Golkar se-Indonesia di Badung, Bali, Jumat (15/3).

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Luciano Spalletti Kesal Banyak Pemain Italia Begadang Main PS sampai Larut Malam

Baca juga: KPU Ungkap Alasan Penetapan Hasil Pemilu 2024 Diundur

Baca juga: Dikonfirmasi: Igor Tudor Pengganti Maurizio Sarri di Lazio

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved