Update Pencarian 6 Korban Banjir dan Longsor di Pesisir Selatan Sumbar Warga Buka dan Sahur di Tenda

6 korban banjir dan longsor di Kabupaten Pesisir Selatan, belum ditemukan. Meski Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Padang, Sumatera Barat (Sumbar

Editor: Suci Rahayu PK
BPBD Pesisir Selatan
Puluhan kendaraan tertimbun longsor di Pesisir Selatan, sejak Jumat (8/3/2024) 

Korban banji dan longsor Pesisir Selatan belum ditemukan

TRIBUNJAMBI.COM - 6 korban banjir dan longsor di Kabupaten Pesisir Selatan, belum ditemukan.

Meski Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Padang, Sumatera Barat (Sumbar) memperkuas lokasi pencarian, Selasa (12/3/2024).

Kepala Kantor SAR Padang, Abdul Malik mengatakan, pencarian korban bencana banjir dan longsor di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) pada hari kelima, sampai pukul 18.00, Senin (11/3/2024) hasilnya masih nihil.

"Di tiga tempat yang dilaksanakan pencarian, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kecamatan Sutera, dan Sungai Bayang hasilnya masih nihil. Korban meninggal 23 orang dan dalam pencarian enam orang," kata Abdul Malik, Senin (11/3/2024).

Abdul Malik mengatakan, kendala pencarian Korban di Langgai, Kecamatan Sutera, lokasi pencarian sangat jauh dari posko.

Baca juga: Banjir dan Longsor di Pesisir Selatan Sumbar, Kerugian Capai Rp 213 M

Baca juga: Rekapitulasi KPU DKI Jakarta Prabowo-Gibran Unggul di Jakut Jakbar, Anies Siapkan Hak Angket

Untuk itu, Kantor SAR Padang sudah mendirikan Pos Laju di sana.

Namun untuk mencapai lokasi longsor tersebut, baru bisa dilalui dengan kendaraan roda dua kemudian harus berjalan kaki.

Sementara pencarian satu orang hanyut di Batang Bayang akan diperluas ke laut.

"Satu orang hanya di Sungai Batang Bayang ini, juga sektor pencarian kita perluas sampai ke laut," katanya.

Ramadan di Tenda Pengungsian

Sebagian masyarakat Pesisir Selatan, Sumatera Barat memulai 1 Ramadan hari ini, Senin (11/3/2024), meski pemerintah menetapkannya esok, Selasa (12/3/2024).

Bulan puasa tahun ini bagi sebagian masyarakat Pesisir Selatan pula, menjadi puasa terberat. Betapa tidak, mereka berpuasa di tengah bencana yang merusak segalanya.

Tidak ada makanan yang enak untuk sahur dan berbuka, tiada pakaian, kain sarung dan mukena yang bagus untuk beribadah, serta rumah dan masjid yang belum lagi bersih.

"Beginilah keadaannya, besok sudah puasa, kita masih sibuk kerja bersihkan ini semua (sisa-sisa banjir)," kata Irap (34) salah seorang warga Teratak Timpatih, kepada TribunPadang.com, Minggu (10/3/2024).

Irap saat TribunPadang.com lewat di depan rumahnya Minggu sore, tengah mengangkat seember kain kotor menuju sungai di depannya. Istrinya akan mencuci di air yang masih kuning tanah.

Kerabatnya mengelap perabotan rumah, mengepel lantai, dan menyemprot halaman rumah yang masih penuh dengan lumpur. Di halaman rumahnya pula, berbagai macam perabotan lainnya berserakan hendak dibersihkan.

Baca juga: Prediksi Skor Al Ittihad vs Al-Hilal, Cek Head to Head dan Statistik Tim, Kick off 02.00 WIB

Baca juga: Jelang Pendaftaran CPNS dan PPPK 2024 - Dibuka April, Berikut Cara Cek Formasi

Pemandangan lain juga terlihat di rumah-rumah lainnya di sepanjang Jalan Nagari Taratak Timpatih, Kecamatan Batang Kapas.

"Ini sudah tiga hari sejak Kamis kami bersihkan, belum juga selesai, masih sebanyak ini. Ini harus selesai sekarang, kalau tidak besok puasa kerja lagi, 'yo panek' (melelahkan)," keluh Irap dalam bahasa Minang.

Banjir menerjang 14 kecamatan di Pesisir Selatan pada Kamis hingga Jumat (7-8/3/2024) gara-gara sungai-sungai besar yang berdekatan dengan pemukiman warga meluap sejadi-jadinya.

Tanah-tanah bukit yang ambruk menimpa rumah-rumah yang ada di bawahnya.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pesisir Selatan mencatat lebih dari 28 ribu kepala keluarga (KK) yang terdiri dari 74 ribu lebih jiwa, terdampak.

Sebanyak 1.554 rumah rusak dan tak sedikit rumah yang hilang digendong air bah. Setidaknya 24,668 ribu rumah terdampak, terendam air hingga dua meter dan menyisakan lumpur yang tebal kala surut.

Hal serupa juga terjadi di 34 masjid, musala, dan surau. Kemudian tidak kurang dari 16 jembatan dan 355 titik ruas jalan rusak dan sulit dilalui.

Batang Kapas merupakan satu di antara beberapa kecamatan di Pesisir Selatan yang terdampak parah. Kecamatan lainnya ada Sutera, persisnya di Nagari Rawang Mudiak Utara Surantiah.

"Apa boleh buat, lumpur masih banyak tentu harus dibersihkan," kata Romi (32) warga Kampung Batu Bala, Nagari Rawang Mudiak Surantih dalam bahasa Minang kepada TribunPadang.com, Senin (11/3/2024) pagi.

Lumpur yang dibawa air dari hulu mengendap di pemukiman Batu Bala, termasuk di dalam rumah, dengan ketinggian lebih dari semata kaki orang dewasa (sekitar 15 hingga 20 centimeter).

Selain membersihkan rumah, warga di sini juga masih gotong royong membersihkan pemukiman yang didiami 221 kepala keluarga itu.

Pasalnya, tak hanya lumpur, air bah juga membawa sampah alam dari hulu yang tak terbilang banyaknya. Batang kayu berukuran besar yang memenuhi kampung perlu dipotong-potong agar mudah dipindahkan.

"Kalau sahur kita memasak bersama di tenda tempat mengungsi. Yang kita masak bahan-bahan seadanya. Bantuan-bantuan yang datang. Kalau buka lihat nanti lah," kata Romi.

Beda lagi di Kecamatan IV Jurai. Warga memenuhi anak-anak sungai yang sedikit bersih untuk mencuci semua pakaian yang kotor. Kaum ibu-ibu mencuci dan bapak-bapak mengangkut ke rumah.

"Diangsur-angsur sedikit-sedikit. Yang penting selesai semuanya. Mau tidak mau harus dibersihkan," kata Mawarni (47) salah seorang warga IV Jurai kepada TribunPadang.com, Senin siang.

Semua warga yang ditemui TribunPadang.com berharap tidak ada lagi banjir susulan kedepannya meski hujan dan mendung masih menghantui.

Mereka juga berharap gerak cepat pemerintah menangani dampak bencana ini sehingga masyarakat bisa melaksanakan ibadah puasa dengan khusyuk dan penuh suka cita.

"Kita berharap juga bantuan ini cepat sampai lah ke kita. Terutama yang rumah-rumahnya parah itu, kasihan kita," kata Irap.

Sementara itu, Sekretaris BPBD Kabupaten Pesisir Selatan, Yuskardi mengatakan bahwa Tanggap Darurat Bencana (TDB) telah ditetapkan selamat 14 hari ke depan.

Pihaknya fokus untuk pemulihan masyarakat dan sarana prasarana serta pendataan dampak dari bencana. Bantuan selama TDB ini terus disalurkan untuk masyarakat.

 

 

Artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Derita Warga Pesisir Selatan Puasa di Tengah Bencana, Rumah Rusak, Buka dan Sahur di Tenda, 

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Rekapitulasi KPU DKI Jakarta Prabowo-Gibran Unggul di Jakut Jakbar, Anies Siapkan Hak Angket

Baca juga: Al-Nassr Tersingkir dari Liga Champions AFC, Cristiano Ronaldo Lakukan Kesalahan Fatal

Baca juga: Pemilih yang Sudah Meninggal Ikut Mencoblos di Kalbar, Proses Rekapitulasi Penuh Polemik

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved