Renungan Kristen
Renungan Harian Kristen 1 Maret 2024 - Kemuliaan Allah pada Yesus
Bacaan ayat: Markus 9:2-3 (TB) Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung
Renungan Harian Kristen 1 Maret 2024 - Kemuliaan Allah pada Yesus
Bacaan ayat: Markus 9:2-3 (TB) Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka, dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat.
Oleh Pdt Feri Nugroho
Tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu. Mulia dapat diartikan sebagai 'tertinggi atau terhormat'.
Awalan 'ter', bermakna bahwa tidak ada yang lebih dari hal yang dimaksud. Sangat benar jika kita menempatkan Tuhan pada posisi mulia, sebab kita mengimani bahwa tidak ada yang lebih tinggi dari Dia.
Jika seorang hakim atau pejabat disapa dengan kalimat, 'yang mulia', tentu itu tidak bermaksud bahwa hakim atau pejabat lain menjadi sama dengan Tuhan.
Sapaan tersebut merujuk pada penghormatan bahwa mereka adalah wakil Tuhan di bumi yang memegang palu keadilan dan kebenaran dalam mengambil sebuah keputusan.
Hari itu Petrus, Yakobus dan Yohanes beserta beberapa orang yang lain, diajak Yesus menuju sebuah gunung. Kala itu belum ada klasifikasi ilmiah bahwa gunung itu harus ada kepundannya sebagai tanda bahwa pernah ada magma keluar.
Secara umum, tempat yang lebih tinggi atau paling tinggi akan disebut sebagai gunung. Tidak ada yang istimewa dalam perjalanannya, kecuali rasa lelah karena perjalanan pendakian.
Namun setibanya di puncak tiba-tiba "Yesus berubah rupa di depan mata mereka, dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu."
Satu kondisi dan situasi yang tidak terbayangkan terjadi. Sebuah penglihatan yang luar biasa dialami para murid ketika mendapati bahwa Yesus sedang menampilkan kemuliaan Allah dalam diri-Nya.
Pada masa lalu, Musa pernah tampil dengan kemuliaan yang sama sehingga harus ditudungi ketika akan berjumpa dengan umat-Nya. Musa mengalami hal tersebut setelah berjumpa dengan Tuhan; juga diatas gunung.
Kali ini Yesus tampil memancarkan kemuliaan Allah dari dalam diri-Nya sendiri.
Tampilnya Elia bersama Musa dan suara dari dalam awan yang menyatakan, "Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia.", memberikan sebuah konfirmasi tentang kebenaran penglihatan yang sedang mereka alami.
Sebagai sebuah penglihatan, tentu kita tidak perlu bertanya, bagaimana mereka bisa mengenali bahwa yang hadir adalah Elia dan Musa.
Seperti kita mengalami mimpi yang sukar memberikan penjelasan, namun saat bercerita kita bisa yakin bahwa yang kita jumpai adalah seseorang yang dikenal meskipun hanya kenal nama, demikianlah yang mereka alamin hari itu.
Penglihatan yang mereka alami tidak berlangsung lama, namun itu cukup memberikan sebuah konfirmasi bahwa Yesus adalah benar-benar Anak Allah, yang dijanjikan akan tampil sebagai Juruselamat. Pengalaman para murid menjadi bukti nyata bahwa Allah hadir dalam pengalaman hidup setiap saat.
Hari ini, sebagai orang percaya, setiap kita telah dipulihkan kembali sebagai gambar dan rupa Allah yang mulia.
Sudah seharusnya kemuliaan tersebut terpancar dalam perilaku dan perjalanan hidup kita. Jika Yesus pernah menyebut para murid sebagai terang dunia, maka kita bisa paham bahwa yang dimaksudkan-Nya ialah hidup memancarkan terang kemuliaan Allah.
Saatnya menata hati dan pikiran untuk berlaku benar dalam segala hal. Roh Kudus pasti menolong. Amin
Renungan Kristen oleh Pdt Feri Nugroho, GKSBS Siloam Palembang
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.