Sopir Truk Batubara Demo

Mantan Direktur Walhi Jambi Ini Minta Pengusaha Batubara Bertanggung Jawab Buat Jalan Khusus

Menurut Feri Irawan, hal ini menyangkut kebijakan Pemerintah Provinsi Jambi zaman Gubernur Hasan Basri Agus (HBA)

|
Penulis: A Musawira | Editor: Rahimin
istimewa
Feri Irawan mantan Direktur Walhi Jambi yang kini menjadi Direktur Perkumpulan Hijau. 

Feri khawatir aktivitas angkutan batubara melalui jalur sungai berkepanjangan akan berdampak buruk terhadap ekosistem sungai. 

“Belum lagi masyarakat kita masih banyak yang memanfaatkan sungai. Kalau sampai terjadi pencemaran dari angkutan batubara itu tidak hanya ekosistem sungai yang rusak, warga sepanjang aliran sungai juga terdampak,” ujarnya.

Pemerintah, kata Feri, harus melakukan pengawasan total terhadap aktivitas angkutan batubara di sungai.

“Jangan sampai ada batubara yang tumpah atau kejadian kemarin tongkang nabrak jembatan. Jadi ini harus diawasi. Kalau tidak ini hanya akan mengalihkan masalah dari darat ke sungai,” katanya.

Ia menuntut pihak pengusaha tambang batubara dan pemegang IUP bertanggungjawab. 

Sebab, tuntutan para sopir disebabkan ketidakmampuan para pengusaha tambang batubara membuat jalur khusus. 

"Bukan hanya pemerintah yang tanggung jawab, perusahaan tambang juga harus ikut tanggung jawab. Kalau dia sudah membuka tambang, berarti sudah siap dengan risiko yang harus dihadapi,” jelasnya.

Dari catatan Perkumpulan Hijau, ada 67 perusahaan tambang yang kini beroperasi produksi di Jambi.

18 berada di Kabupaten Sarolangun, 16 di Tebo, 13 di Batanghari, 12 di Bungo, 5 di Muaro Jambi dan 3 di wilayah Tanjung Jabung Barat.

Dukung Langkah Al Haris
 
Feri Irawan juga mendukung penuh Gubernur Jambi Al Haris untuk menyelesaikan persoalan tambang batubara dari hulu sampai hilir. Termasuk kerusakan lingkungan akibat tanbang batubara

Menurutnya, banyak lubang tambang yang ditinggal begitu saja tanpa direklamasi. Bahkan lubang bekas tambang batubara di Tebo telah menelan korban. 

“Rakyat Jambi sekarang dikorbankan, sopir truk batubara, pengguna jalan, dan masyarakat yang rumahnya di pinggiran jalan yang menjadi jalur angkutan batubara, semua jadi korban,” sebutnya.

Pemerintah harus mengevaluasi semua izin tambang di Jambi, yang terbukti lalai harus dicabut.

“Semua ini karena pengusaha tambang mengelola tambang dengan cara barbar. Jangan Cuma ngeruk hasilnya saja, tapi dampak dan risikonya masyarakat yang disuruh nanggung."

“Gubernur harus tegas,  masyarakat Jambi harus jadi prioritas,” katanya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved