Diolah Jadi Lauk Makan, Warga Blitar Berburu Kepompong Ulat Jati
– Entung atau Kepompong ulat jati memasuki musim penghujan banyak diminati. Pemesan mengolah entung jati untuk lauk makan
Misidi (60), juga warga Wonotirto rela meninggalkan sementara pekerjaan sebagai buruh tani untuk ikut mencari entung di Hutan Jati Lodoyo.
Mulai pagi hingga menjelang sore, bapak tiga anak itu bisa mendapatkan satu kilogram entung.
"Kalau dijual, harga entung jati lebih Rp 100.000 per kilogramnya. Biasanya, entung jati dimasak oseng atau digoreng untuk lauk makan," kata Misidi.
Menurutnya, momen mencari entung jati tidak lama. Biasanya, dalam waktu seminggu, kondisi entung jati sudah kopong.
"Sekarang, warga Wonotirto mencari entung jati di Lodoyo. Karena hutan jati di wilayah Wonotirto, sekarang sudah ganti tanaman tebu," katanya.
Wiwik (39), warga Desa Bumiayu, Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar, juga mencari entung di Hutan Jati Lodoyo, Kecamatan Sutojayan.
Jarak rumah Wiwik ke Hutan Jati Lodoyo sekitar 20 kilometer. Ia naik sepeda motor untuk mencari entung di Hutan Jati Lodoyo, Kecamatan Sutojayan.
"Saya sudah dua hari ini cari entung di sini (Hutan Jati Lodoyo). Kemarin hanya dapat setengah kilogram. Entungnya saya jual, sudah ada yang pesan. Harga per kilonya lebih Rp 100.000," katanya.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Berburu Entung di Hutan Jati Lodoyo Blitar, Warga Panen Cuan: Harga Jual Rp 125.000 Per Kg
Simak berita tebaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Viral Pengemis A Kasihan A, Segini Pendapatannya Dalam Sehari
Baca juga: Akun Instagram Mengkopolhukam Mahfud MD Sempat Diretas, Pulih Setelah 2 Jam
Baca juga: Rp250 Ribu Sekali Kencan, 8 Wanita Jadi Korban Prostitusi Online, Ada Anak di Bawah Umur
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.