Banjir di Jambi

Kalau Siang Mancing, Kalau Malam Nombak, Kisah Warga di Balik Banjir Kota Jambi

Wati bercerita sejak awal bulan lalu air sudah mulai naik, hingga masuk rumahnya. Sejak saat itu, dia mulai rutin memancing setiap hari.

|
Penulis: tribunjambi | Editor: Duanto AS
TRIBUN JAMBI/M YON RINALDI
KEBANJIRAN - Banjir sudah hampir masuk rumah Wati, di Flamboyan, Kampung Legok Kota Jambi, Senin (15/1). 

SEBUAH ambeng, semacam meja besar yang bisa diduduki banyak orang, dipasang di halaman rumahnya yang kebanjiran.

Di situlah perempuan warga Flamboyan, Kampung Legok Kota Jambi, itu duduk sembari menunggu kailnya disambar ikan ( banjir di Kota Jambi ).

Saa iini air luapan Sungai Batanghari sudah menggenangi sebagian rumah Wati yang berlokasi di RT 12, Kelurahan Legok, Kecamatan Danau Sipin Kota Jambi.

Namun, dia tetap tenang dan malah memanfaatkan kondisi banjir dengan memancing, hobinya.

Wati bercerita sejak awal bulan lalu air sudah mulai naik, hingga masuk rumahnya.

Sejak saat itu, dia mulai rutin memancing setiap hari.

"Alhamdulilah setiap hari ada saja ikan yang didapat, terkadang lebih dari satu baskom," ujarnya Senin (14/1).

Hasil pancingannya tidak pernah dijual, hanya untuk konsumsi sehari-hari.

Wati memancing tidak jauh dari rumahnya. Terkadang, dia memancing dari teras rumahnya.

Dia dan keluarga saat ini telah membagun ambeng, semacam meja besar yang bisa diduduki banyak orang di halaman rumahnya.

"Biasanya saya memancing di atas ambeng ini bersama keluarga yang lain," ujarnya.

Selama air mulai naik, tutur Wati, banyak ikan yang diperolehnya untuk konsumsi keluarga. Bukan hanya ikan, belut pun sering didapatkan.

"Kalau siang di sini banyak ikan, kalau malam banyak belut. Jadi malam hari kami nombak belut," ujarnya.

Bukan hanya Wati, warga Flamboyan lain juga banyak yang memanfaatkan banjir dengan memancing.

Tak khawatir
Menariknya, mereka tidak khawatir dengan kondisi air banjir yang terus naik.

Wati bercerita, selama empat tahun terahir baru kali ini air naik setinggi ini.

"Dahulu itu air tidak sampai setinggi ini, tahun ini tinggi sekali," ujarnya.

Meski air terus, mereka tidak melakukan persiapan apa pun.

Hanya, jika beberapa hari lagi air masih naik, dia dan keluarganya akan ambeng di dalam rumahnya untuk tidur.

"Jadi kami tidak ada rencana untuk mengungsi. Palingan kami membuat ambeng yang tinggi agar bisa tidur di malam hari," katanya

Hal senada diungkapkan Habibah, warga setempah halaman rumahnya sudah kemasukan air luapan Sungai Batanghari.

"Saya tidak berencana mau mengungsi, palingan buat ambeng saja," ujar perempuan 71 tahun ini.

Dia tidak khawatir jika air terus naik, karena memang sudah menjadi agenda tahunan di tempat.

Di satu sisi, banjir di rumahnya sudah hampir masuk ke dalam rumahnya. "Insya Allah tidak akan masuk ke dalam rumah," ujarnya. (m yon rinaldi)

Baca juga: Banjir Besar Siklus 20 Tahunan Intai Kota Jambi, Kadis Damkartan: Lima Hari ke Depan

Baca juga: Ikan Tapah, dari Sungai hingga Jadi Batik, Bincang Bareng Iktiolog Unja, Dr Tedjo Sukmono

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved