Berita Jambi

Refleksi 50 Tahun Hutan Jambi, Tutupan Menipis, Degradasi Resapan Air

Seperti penghujung Desember dan awal 2024, sejumlah daerah di Provinsi Jambi terendam, diantaranya Tebo Merangin, Bungo, dan Kerinci.

Tribunjambi.com/Wira
Sebanyak 38 KK warga Desa Aburan Batang Tebo, Kecamatan Tebo Tengah, Kabupaten Tebo terdampak banjir akibat diguyur hujan dan banjir kiriman dari Bungo. 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Liburan akhir tahun dan pulang ke kampung halaman adalah momen yang ditunggu-tunggu.

Namun, momen yang menggembirakan bisa tiba-tiba berubah menjadi menegangkan karena terjadi bencana.

Alam memang tidak bisa ditahan, gerak dan geriknya tidak bisa menunggu musim liburan selesai dahulu.

Seperti penghujung Desember dan awal 2024, sejumlah daerah di Provinsi Jambi terendam, di antaranya Tebo Merangin, Bungo, dan Kerinci.

Sebabnya mobilitas terhambat bahkan terkurung di suatu daerah, karena akses jalan yang putus.

Seperti yang dialami oleh keluarga Candra, anak dan istrinya terjebak karena banjir yang terjadi di Sungai Penuh dan tidak bisa pulang ke Kota Jambi.

Banjir menggenangi 9434 ha wilayah Kota Sungai Penuh dan Kerinci.

“Anak-anak dan istri saya sampai sekarang terkurung di Kerinci. Sekarang mau balik, terhambat di Temiai karena jembatan Temiai putus, ada jalan alternatif, kurang bagus dan bikin macet,” katanya pada Selasa (2/01/2024).

Tentu tidak hanya keluarga Candra, bencana banjir berdampak pada masyarakat, jalan putus, kehilangan anggota keluarga, gagal panen, hasil panen tidak bersirkulasi, harga pangan naik, hingga kerugian ekonomi lainnya.

Bencana memang tidak tahu kapan datangnya, tetapi alam memberikan tanda-tandanya. Bencana tegak lurus dengan pengrusakan lingkungan yang terjadi.

Jika ditarik benang merah, kehadiran bencana di Jambi ini tidak lepas dari hilangnya tutupan hutan Jambi. Hutan yang menjadi resapan air terus mengalami degradasi.

Sepanjang tahun 2023, dalam analisis yang dilakukan KKI Warsi terjadi pembukaan hutan dan lahan yang dapat terlihat nyata dari citra satelit sentinel 2 dipadukan pengamatan dari google earth, citra spot 6, SAS Planet.

Dari analisis yang dilakukan, terlihat areal terbuka terpantau seluas 160.105 ha di berbagai fungsi kawasan.

Terbesar berada di APL dengan luas 51.904 ha, disusul di areal restorasi seluas 41.116 ha, HTI seluas 16.255 ha.

Pembukaan hutan juga terpantau di kawasan Taman Nasional seluas 13.097 ha, dan Hutan Lindung seluas 1.725 ha.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved