Wawancara Tokoh
Kisah Syarif Fasha Wali Kota Jambi Dua Periode dari SD Berprestasi Hingga Raih Gelar Doktor di IPDN
Tidak lagi menjadi Wali Kota Jambi,Syarif Fasha kini mulai fokus pada urusan politik
Penulis: M Yon Rinaldi | Editor: Rahimin
Awalnya saya belum menjadi pengurus partai, tapi menjadi ketua organisasi sayap. Organisasi yang saya pimpin banyak melakukan kegiatan sosial.
2012 saya diberitahu teman mengenai hasil survei untuk wali kota. Ternyata saya masuk tiga besar.
Saya pun heran, kok bisa seperti itu, waktu itu saya belum tertarik untuk menjadi wali kota, namun saya masih tetap melakukan kegiatan sosial
Setelah tiga bulan ada teman yang mengusulkan untuk melakukan survei. Jadi, kita bayar lembaga survei untuk melakukan survei, ternyata hasilnya saya nomor dua tetapi bertautan sedikit dengan no satu hanya 1 persen.
Nah, saya memutuskan maju satu tahun sebelum pemilihan karena survei saya tinggi dan teman-teman saya juga mendukung.
Menjelang itu, saya terus melakukan kegiatan sosial khususnya perbaikan infrastruktur, di satu sisi alat saya banyak dan saya bisa mengoperasikan semua alat tersebut
Dan saya waktu itu mengincar jalan yang tidak tersentuh PU. Setelah survei lagi ternyata saya no 1. Tapi saya belum dapat wakil saat itu. Saya dapat wakil itu sekitar 3 bulan sebelum pemilu.
Calon wakil saya saat itu sempat menolak karena tidak PD, tapi saya yakinkan sehingga kami jalan. Lawan saya cukup berat saat itu,
Apa Tanggapan Istri waktu memutuskan maju menjadi Wali Kota Jambi?
Istri saya tidak setuju tapi saya tetap jalan. Di satu sisi saya tidak pernah membawa istri saya kampanye, karena saya tidak ingin masyarakat melihat figur istri, saya ingin masyarakat melihat figur saya.
Saat penghitungan pemilihan,sampai sore hari perolehan suara saya belum menjadi yang utama. Nah, waktu malam hari barulah perolehan suara saya banyak dan menjadi yang pertama.
Ketika terpilih menjadi Wali Kota Jambi apa yang terbayangkan?
Saya tidak terbayang akan menang, karena menang itu urusan tuhan.
Saya waktu itu hanya berpikir calon wali kota. Karena menjadi calon wali kota adalah warga terbaik yang ada di Jambi.
Jadi, ketika saya diumumkan menang saya bingung. Selama tiga bulan saya sempat bengong, baca buku dan meminta masukan kepada teman termasuk Arifin Manaf (mantan Wali Kota Jambi dua periode).
Setelah saya dilantik saya berfikir secara entrepreneur. saya ingin Jambi bisa bangkit dan berlari.
Kalau saya ganti pejabat yang tidak mendukung saya, makan mereka membutuhkan waktu satu tahun untuk belajar lagi.
Kalau kita pakai pejabat lama secara psikologis mereka akan mendukung saya 200 persen dan itu yang terjadi.
Sehingga satu tahun pertama yang dilakukan adalah akselerasi, Di satu sisi dengan dana yang minim ini pembagunan bisa meningkat.
Pada saat apel pertama saya sampaikan jika ada datang tim sukses saya keluarga termasuk istri saya yang mengatur-ngatur anda abaikan kecuali yang keluar dari mulut saya.
Saya katakan kepada OPD, saya tidak akan menukar anda maka bekerjalah dengan tenang tapi ikuti ritme saya.
Yang pertama saya lakukan saya membedah APBD. Kemudian saya mulai melakukan efesiensi.
Contohnya, waktu itu kepala Dinas Kesehatan masih membagun puskesmas sehingga tidak fokus memberi pelayanan kesehatan begitu juga di dinas pendidikan. Untuk itu semua pembagunan dialihkan ke PU. Kemudian saya juga memangkas perjalan dinas.
Selanjutnya saya mengunakan jaringan saya di tingkat nasional untuk mencari bantuan pembiayaan. Di 2014 saya juga menggarap dana bantuan internasional.
Sehingga banyak yang kami dapatkan. Sampai saat ini dana internasional yang membantu Jambi telah lebih dari Rp 1 Triliun.
Baca berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Syarif Fasha Kunjungi Tribun Jambi, Cerita Pertama Kali Jadi Wali Kota Jambi
Baca juga: Daftar Kepala Daerah yang Nyaleg DPR RI, Di Jambi Ada Syarief Fasha, Mashuri, Adirozal, Ami Taher
Baca juga: PKB Usulkan Syarif Fasha Pimpin Koalisi Pemenangan Pasangan AMIN di Jambi
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.