Segar dan Sejuk, Pekarangan Rumah Warga Kota Jambi Ini Dijadikan Agrowisata 28 Jenis Anggur

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Segar dan sejuk, kesan pertama yang dirasakan ketika berkunjung di kawasan Agrowisata Anggur Bang Raden Nursery.

Agrowisata Anggur Raden Nursery ini berada Jalan Tarmizi Kadir, Lorong Kasuari I, Kelurahan Pakuan Baru, Kecamatan Jambi Selatan, Kota Jambi.

Hamparan tanaman anggur yang merambat seakan membuat terowongan alami yang sejuk begitu terasa di kawasan agrowisata tersebut.

Ketika melewati pintu utama menuju perkebunan anggur yang berada di pekarangan rumah, pasang mata akan dibuat takjub dengan keindahan dan kesegaran yang terpancar dari buah anggur yang bergantungan dari setiap dahan.

Adalah Raden Edi Irianto, pria yang kesehariannya sebagai PNS dan memiliki background S1 teknik sipil dan S2 manajemen ini sukses membudidaya berbagai macam jenis anggur di sekitar rumahnya.

Di hamparan lahan yang memiliki luas 430 meter, atau lebih kurang Empat tumbuk setengah tersebut, terdapat 28 jenis tanaman anggur tumbuh subur di kawasan tersebut.

Kepada Tribunjambi.com, Raden Edi menuturkan, awal mula menjadi pembudidaya tanaman Anggur ini sendiri berawal dari hobi menanam buah buahan. Dan iseng lihat di youtube.

Hingga pada suatu saat dirinya berkunjung ke Bandung dan melihat tanaman anggur dapat tumbuh subur di Indonesia. Dari situlah ide awal menanam anggur muncul.

"Tepatnya pada Oktober 2020 saya mulai menanam, awalnya hanya 5 pohon atau pot saja, dengan bibit stek tinggi 20-30 cm saja. Dan Alhamdulillah sekarang sudah berkembang menjadi 150 pot, ada juga yang sudah dibeli pengunjung" ujarnya, Kamis (9/11/2023).

Raden bilang, di kawasan Agrowisata miliknya ini sedikitnya ada 28 jenis tanaman anggur yang berhasil dikrmbangkannya. Mulai dari anggur jenis krasapa, apademi, banana, bonema, alowen, jupiter, kota kandis dan bermacam macam bentuk dan jenis lainnya yang semua manis.

"Namun bokongnya anggur ini baru satu tahun ini, karena sudah mulai rutin berbuah, terhitung sudah 4 berbuah," tuturnya.

Alasannya menggunakan bibit stekan, selain jauh lebih bagus juga lebih cepat prosesnya. Berbeda jika membudidaya dari biji membutuhkan waktu yang cukup lama Tiga tahun baru bisa dibuahkan jika tumbuhnya baik.

"Karena untuk membudidaya anggur ini cukup sulit, seperti mengurus anak kecil harus rutin dan lebih perhtian," jelasnya.

Dirinya juga tidak menyangka jika anggur budidayanya ini bisa membooming, karena niat awalnya dulu hanya untuk koleksi tanaman pribadi dan tidak terpikir hingga sampai bisa jadi kunjungan orang.

Untuk kedepan, dalam pengembangan perkebunan anggur ini rencana sudah ada. Terutama untuk mrngembangkan dikawasan khusus dengan hamlaran yang lebih luas lagi, namun saat ini masih tergantung pendanaan.

Sejauh ini dari hasil panen sendiri masih belum di jual untuk skala besar, melainkan hanya di kemasan kecil dan hanya di didapat di kawasan Agrowisata ini saja.

"Pertimbangannya, karena ini merupakan kawasan kunjungan wisata jadi setiap yang masuk atau datang itu akan kita cicipi anggur. Nah jika kita jual dengan skala besar takutnya nanti anggur ini habis dan pengunjung yang datang tidak bisa mencicipi," jelasnya.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google news

Baca juga: Profil dan Biodata Suhartoyo, Ketua MK Terpilih yang Menggantikan Anwar Usman

Baca juga: Dugaan Kelalaian di RSUD Kuala Tungkal, Bupati Tanjabbar akan Lakukan Sidak

Baca juga: 986 Pemilih Pemula Sarolangun Belum Punya e-KTP, KPU dan Dukcapil Targetkan Desember Selesai