Kasus Pembunuhan

3 Kejanggalan Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Versi Pengacara Yoris

Terdapat tiga kejanggalan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat versi pengacara Yoris.

Editor: Darwin Sijabat
Tribun Jabar/Kolase Tribun Jambi
Terdapat tiga kejanggalan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat versi pengacara Yoris. 

TRIBUNJAMBI.COM - Terdapat tiga kejanggalan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat versi pengacara Yoris.

Seperti diketahui, polisi telah menetapkan lima orang tersangka dalam kasus tersebut termasuk ayah Yoris, Yosef.

Sang pencarara, Leni Anggraeni menilai ada kejanggalan dalam kasus tersebut.

Korban pembunuhan ibu dan anak itu yakni Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.

Meski tidak menjadi tersangka dalam kasus itu, Yoris tidak luput dari sorotan dan pemberitaan media.

Bahkan tak jarang adanya tudingan yang mengarah kepadanya terkait pelaku utama pembunuhan.

Sebagai pengacara, Leni Anggraeni mengendus sejumlah kejanggalan yang akhirnya membawa nama Yoris terseret.

Baca juga: Update Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang: 2 Teman Arighi Siap Bersaksi, Bantah Kesaksian Danu

Baca juga: Mahasiswa Kedokteran Hewan Unair Ditemukan Tewas di Dalam Mobil, Kepala Tertutup Plastik

Baca juga: Gerindra Yakin Prabowo Kalahkan Anies di Jakarta untuk Pilpres 2024:Dia Bukan Siapa-siapa Tanpa Kita

Menurut Leni, ada pihak-pihak yang dengan sengaja ingin menjebak Yoris sehingga terlihat seperti pelaku pembunuhan.

"Ini baru dugaan ya bisa benar bisa salah, ini ada indikasi yang mau menjebak Yoris," kata Leni Anggraeni dalam wawancara khusus bersama Tribunjabar.id, Jumat (5/11/2023).

"Kaya mau mengkambinghitamkan Yoris lah," ujarnya.

Berikut beberapa alasan kejanggalan tersebut, dirangkum dari wawancara khusus bersama Tribunjabar.id:

1. Diminta ke TKP Setelah Kejadian

Leni Anggraeni mengungkapkan, Yoris diminta untuk mendatangi TKP satu hari setelah kejadian oleh omnya atau adik Yosep, Mulyana.

"Pertama, yang waktu kejadian, Yoris disuruh datang ke TKP sama omnya (Mulyana), sepupunya (Arif), disuruh mengambil pull golf," beber Leni.

"Kenapa harus Yoris, itu (pull golf) diambil dulu sama Pak Yosep terus dikasihkan ke Yoris," lanjutnya.

Baca juga: Tanah Yayasan Diduga Pemicu Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Milik Mimin tapi Pengurusnya Anak Tuti

Menurut pengakuan Yoris pada Leni, kala itu Yosep menggunakan alas di tangannya saat memberikan pull golf tersebut.

Kemudian, pull golf tersebut diterima Yoris dengan tangan telanjang dan diberikan ke pihak kepolisian.

Hal itu kemudian yang menjadi kecurigaan Yoris saat di awal kasus ini mencuat.

2. Bawa Mobil Yaris

Berikutnya, masih di hari yang sama ketika mendatangi TKP, Yoris diminta untuk membawa mobil Yaris milik Amalia ke rumahnya.

Menurut Leni Anggraeni, pihak yang meminta Yoris membawa mobil itu adalah Mulyana dan anaknya, Arif.

"Kedua, mobil Yaris memang bukan barang bukti, barang bukti kan Alphard. Tapi kan Yaris ini ada di TKP," ujarnya.

"Nah, (Yoris) disuruh bawa mobil Yaris oleh omnya dan sepupunya yang polisi itu, terus dibawa ke rumah Yoris, akhirnya Kapolres marah kan," katanya.

Baca juga: Kisah 5 Nakes Selamat dari Pembantaian KKB Papua di Yahukimo, Korban: Tiba-tiba Diserang 20 Orang

Setelah ditegur pihak polres, Yoris pun mengembalikan mobil tersebut.

3. Serahkan Perhiasan dan Kunci Rumah

Ketiga, hal yang menjadi kecurigaan lain Leni Anggraeni adalah penyerahan perhiasan dan kunci rumah kepada Yoris oleh Yosep.

"Sama perhiasan milik Amalia dan kunci rumah dikasihin ke Yoris, terus Yoris akhirnya mengasihkan lagi ke polisi," terang Leni.

"Jadi kalau ada anggapan Yoris menguasai rumah, jelas ada bukti chatting-nya kok," sambungnya.

Menurut Leni, rentetan kejadian itu bisa jadi menjadi indikasi ada pihak yang ingin menjebak Yoris.

"Karena logika berpikirnya begini, untuk apa diserahkan ke Yoris, kenapa enggak diserahkan langsung ke kepolisian oleh Pak Y ini," ujarnya.

Selain itu, kata Leni, perhiasan tersebut diberikan kepada Yoris oleh Danu dan Yosep tiga bulan setelah peristiwa pembunuhan.

"Alasannya untuk cucunya (anak Yoris), tapi kan ngeri masa mau dipakaikan ke anak" kata Leni.

Bantahan Arif Soal Perintahkan Yoris Bawa Mobil

Sementara itu, sepupu Yoris sekaligus anak dari Mulyana, Arif buka suara soal dugaan meminta Yoris membawa mobil Yaris.

"Saya bantah hal itu, yang sebenarnya ialah sore setelah asar sekitar jam 17.00 WIB kurang, ada penyidik Reskrim Polres Subang mengobrol dengan keluarga yang berada di polsek," kata Arif kepada Tribunjabar.id pada Sabtu (4/11/2023).

"Saat itu kebetulan saya pun di sana. Ada Yosep, Yoris, Mulyana, dan ada Mas G dan kerabat juga Saudara A. Di sana kami diminta untuk mengambil kucing, takut mati, dan mobil Yaris yang saat itu mereka bilang enggak ada keterkaitannya. Semua yang ikut mendengarkan setuju," lanjutnya.

Hal itu lantas membuat Arif tidak terima jika ia dituding menjadi pihak yang meminta Yoris membawa mobil Yaris.

Baca juga: Peduli Palestina, Donatur Jambi Mengalami Peningkatan Sejak Perang Pecah di Jalur Gaza

"Jadi apa tujuannya bilang kalau saya yang menyuruh ambil? Lalu setelah itu penyerahan kunci juga dari pihak penyidik polres kepada keluarga utama (Yosep dan Yoris), lalu semuanya mengobrolkan mobil itu mau disimpan di mana," ujarnya.

"Pak Kades Jalancagak juga ada kok saat itu. Yang jelas saya hanya ikut berkata 'mau disimpan di mana pun mobil itu (di Yoris, kediaman nenek, di saya atau di Mulyana) yang penting hati-hati di jalannya,'" sambungnya.

Setelah kejadian itu, kata Arif, ia pulang terlebih dulu menggunakan kendaraan sepeda motor miliknya.

"Jadi saya tidak tahu-menahu tentang mobil itu ujungnya dibawa ke mana atau oleh siapa," katanya.

Pesan Arighi untuk Danu

Sementara itu, Arighi sendiri heran mengapa namanya terseret kasus pembunuhan kasus Subang.

Terlebih, menurut Arighi, dirinya tidak mengenal sama sekali sosok Danu.

"Sangat menyayangkan keterangan Danu itu, kok bisa-bisanya, saya kan enggak kenal," ungkap Arighi.

Arighi mengatakan, ia baru sekali bertemu Danu, yaitu ketika olah TKP pada awal kasus ini mencuat.

"Ketemu itu sekali-kalinya di TKP pas pakai anjing pelacak, itu pertama kalinya ketemu sama Danu," ujar Arighi.

"Belum pernah ketemu lagi," sambungnya.

Pria yang sehari-hari bekerja di konter HP ini pun menyampaikan pesan kepada Danu.

Baca juga: Video Dua Pria di Deliserdang Hendak Buang Jasad Wanita di Rumah Kosong, Banyak Lebam di Muka Korban

Ia berharap, Danu bisa berbicara dan menyampaikan keterangan secara jujur.

"Mudah-mudahan Danu berbicara yang sebenarnya, karena kita enggak saling kenal juga," ungkap Arighi.

"Ngomong aja yang sejujurnya, siapa pelakunya, jangan mengkambinghitamkan orang lain," sambungnya.

Lebih lanjut, Arighi juga berharap pria yang menyeret namanya dalam kasus Subang itu senantiasa diberikan kesehatan.

"Semoga Danu sehat, disolehkan hatinya agar bisa ngomong yang sesungguhnya," pungkas Arighi.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Pascabentrokan di SMAN 4 Sarolangun, Camat Mandiangin Minta Belajar Tetap Muka

Baca juga: Aldi Taher Ingin Adopsi Anak Yatim Piatu dari Palestina: Bergerak untuk Kemanusiaan

Baca juga: Pengakuan Siti Marbiah yang Diusir Anak Angkatnya dari Rumahnya Sendiri di Banyuasin Sumsel

Baca juga: UPTD Samsat Batanghari Lakukan Program Pemutihan Pajak Kendaraan, Ini Jadwalnya

Artikel ini diolah dari TribunJabar.id

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved