Tak Kenal Lelah, Saniatul Lativa Sosialisasikan Pencegahan Stunting di Merangin Bersama BKKBN

Saniatul Lativa tidak begitu memprioritaskan karena terkendala oleh jarak tempuh dan jalanan yang terjal

Editor: Rahimin
istimewa
Anggota DPR RI Saniatul Lativa hadir sosialisasi pencegahan stunting dari hulu bersama BKKBN di Desa Tambang Emas Kecamatan Pamenang Selatan, Merangin. 

TRIBUNJAMBI.COM - Antusias dan dukungan Dr Hj Saniatul Lativa SE MM terhadap sosialisasi pencegahan stunting bersama BKKBN RI terlihat jelas.

Di mana, kegiatan yang dilaksanakan di dua tempat dengan jarak tempuh yang begitu luar biasa jauh, namun bukan sebuah persoalan bagi Saniatul Lativa.

Saniatul Lativa turun dan hadir di tengah-tengah masayarakat agar bisa memberikan pemahaman dan edukasi bagi warga di daerah yang mungkin pemerintah pusat dan daerah.

Saniatul Lativa tidak begitu memprioritaskan karena terkendala oleh jarak tempuh dan jalanan yang terjal.

Pada Sabtu (21/10/2023) Pemerintah Kabupaten Merangin melalui Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Merangin hadiri langsung sosialisasi pencegahan stunting dari hulu bersama mitra Kerja BKKBN yaitu Saniatul Lativa dilaksanakan di Desa Tambang Emas Kecamatan Pamenang Selatan, Merangin.

Dalam sosialisasi tersebut, Saniatul Lativa mengatakan, ada tiga zonasi pembagiian intervensi dan perhatian dalam pencegahan stunting.

Zonasi pertama yaitu bagi calon pengantin, tiga bulan sebelum menikah calon pengantin wajib melaksanakan pemeriksaan kesehatan agar terpantau kesehatannya, tidak mengalami anemia dan bebas dari penyakit menular seksual (PMS).

Sebab, jika calon pengantin perempuan anemia maka ketika menikah kemudian hamil maka akan beresiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah yang berpotensi stunting

Kemudian, zonasi kedua yaitu bagi ibu hamil. Saat masa kehamilan si ibu hamil supaya memeriksakan kehamilan kebidan atau dokter secara rutin minimal 6x dan yang dua kali harus dilakukan USG agar terpantau tumbuh kembang janinnya.

Ibu hamil diharapkan mengkonsumsi makanan yang bergizi dan mengkonsumsi vitamin yang diberikan oleh bidan ataupun dokter.

"Terakhir adalah zonasi bagi Ibu nifas atau menyusui. Pada masa ini berikan ASI eksklusif kepada bayi selama 6 bulan dan berikan makanan tambahan pendamping ASI yang bergizi setelah 6 bulan serta teruskan berikan ASI sampai usia 2 tahun. Tak lupa juga berikan imunisasi dasar lengkap," pungkas Saniatul Lativa.

Baca berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Pj Bupati Sarolangun Ikut Hadir Saat Saniatul Lativa dan BKKBN Sosialisasi Pencegahan Stunting

Baca juga: Anggota DPR Saniatul Lativa Bicara Soal Masalah Stunting di Jujuhan Ilir

Baca juga: Bersama BKKBN, Saniatul Lativa Kampanye Percepatan Penurunan Stunting di Desa Kuamang Kuning

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Komentar

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved