Pileg 2024

Cara Caleg Kota Jambi Agar Dikenal Masyarakat Dari yang Gratis Hingga Keluar Biaya untuk Alat Peraga

Mulai dari calon legislatif DPRD tingkat kabupaten/kota, Provinsi, DPR RI hingga DPD RI ramai-ramai sudah melakukan sosialisasi

Penulis: Danang Noprianto | Editor: Rahimin
tribunjambi/danang noprianto
Alat peraga calon legislatif mulai banyak dipasang di Kota Jambi. Berbagai cara dilakukan caleg untuk melakukan sosialisasi, dari alat peraga hingga langsung turun ke masyarakat. 

Sehingga untuk alat peraga sosialisasi tidak terlalu banyak, ditambah dengan sosialisasi melalui media sosial tidak berbayar yang juga mudah diakses dan dijangkau.

Selama masa sosialisasi ini ia hanya menggelontokan dana kisaran Rp 10 juta perbulannya.

"Paling besar ya untuk kegiatan-kegiatan sosialisasi ke warga, seperti snack dan sluvenir serta untuk membantu kegiatan-kegiatan di masyarakat," jelasnya.

Sementara itu, Jon Very calon legislatif pendatang baru maju sebagai bakal calon legislatif dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Jon Very mengatakan, sebagai pendatang baru ia mengungkapkan saat ini sosialisasi yang dilakukan adalah pertemuan tatap muka dengan masyarakat.

"Kita di PSI sekarang ini tidak banyak baliho disebar, kita fokus sekarang ini membangun basis massa dari bawah, meski di permukaan tidak terlihat, tapi dibawah terus bergerak," ujarnya.

Tak hanya dirinya, Ketua DPD PSI Kota Jambi ini juga menyebut seluruh bacaleg PSI melakukan hal yang sama, yakni memperkuat basis suara di masyarakat.

Meski begitu, Jon menganggap sosialisisasi dengan pemasangan baliho dan spanduk tetap penting, dan itu akan tetap dilakukan pada masa kampanye mendatang dan akan lebih masif, begitu juga di media sosial.

Untuk calon legislatif DPR RI, metode sosialisasinya tidak jauh beda untuk tingkat kota dan provinsi.

Contoh saja Yun Ilman, bakal calon legislatif dari Partai Golkar untuk DPR RI.

Ia justru melakukan sosialisasi yang masif di media sosial.

Menurutnya, sebagai digitial sosialisasi, metode sosialisasi tersebut merupakan instruksi dari DPP mengingat 71 persen pemilih Indonesia pengguna media sosial.

Terlebih lagi kata Ketua Bappilu Golkar Provinsi Jambi ini, bahwa belum masuk masa tahapan kampanye.

Justru ia merasa sosialiasi bacaleg menggunakan alat peraga tak layak karena merusak keindahan tata kota.

"Kita sebagai caleg DPR RI merasa adanya sudut kota/kabupaten yang terlihat semrawut akibat ramainya baliho, merusak pandangan mata pengguna jalan," ujarnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved