Pemilu 2024

5 Dampak dan Fenomena Politik Kaesang Pangarep Dinobatkan Jadi Ketua Umum PSI

Berikut daftar lima dampak dan fenomena politik bergabungnya Kaesang Pangarep ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Kompas
Berikut daftar lima dampak dan fenomena politik bergabungnya Kaesang Pangarep ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI). 

TRIBUNJAMBI.COM - Berikut daftar lima dampak dan fenomena politik bergabungnya Kaesang Pangarep ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Daftar tersebut berdasarkan pengamatan pengamat politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Nyarwi Ahmad.

Seperti diketahui bahwa putra bungsu Presiden Jokowi ditunjuk sebagai Ketua Umum PPSI.

Dia ditetapkan sebagai ketua umum pada Senin (25/9/2023) dalam acara Kopi Darat Nasional (Kopdarnas) Deklarasi Politik PSI di Ballroom Djakarta Theater, Jakarta.

Nyarwi menyebutkan setidaknya lima dampak dan fenomena politik terkait pilihan Kaesang Pangarep untuk berkecimpung di dunia politik.

PSI Dapat Brand Ambassador

Pertama, PSI mendapatkan sosok brand ambassador (duta merek) yang potensial untuk berlaga dalam pemilihan umum legislatif (Pileg) 2024 mendatang.

"Bahkan bisa mewarnai arah gerak PSI dalam pemilu presiden (Pilpres) 2024, karena kita tahu memang PSI itu partai non-parlemen, tapi opini-opini cukup aktif," kata dosen Komunikasi Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM kepada KOMPAS.TV, Senin (25/9/2023) malam.

Baca juga: Presiden Jokowi Disebut Main Politik Dua Kaki, Pasca Beri Restu ke Kaesang Pangarep Gabung PSI

Baca juga: Warga Minta Presiden Jokowi Turun Tangan Kisruh di Rempang Batam: Jangan Dibawa ke Ranah Politik

Baca juga: Update Kasus Pengawal Pribadi Kapolda Kaltara Tewas Tertembak: Polisi Ungkap Isi Rekaman CCTV Rumdis

"Saya lihat para tokoh yang ada di sana membangun opini-opini yang bisa memengaruhi arah, sikap, persepsi publik dan preferensi politik juga terkait orientasi sikap politik masyarakat dalam pemilu, baik pileg maupun pilpres mendatang, terutama pilpres," imbuhnya.

Tunjukkan Jangkar Politik Presiden Jokowi

Kedua, kehadiran putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu sebagai Ketum PSI semakin menegaskan bahwa jangkar politik Presiden Jokowi semakin lebar dan semakin besar.

Selama ini, Presiden Jokowi dan anak-anaknya memilih menjadi kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).

Anak pertama Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, merupakan kader PDI-P yang menjadi Wali Kota Solo/Surakarta, sedangkan menantu Jokowi dari putri keduanya, Kahiyang Ayu, yakni Boby Nasution merupakan kader PDI-P yang menjadi Wali Kota Medan.

"Kita tahu keluarga Pak Jokowi banyak yang berkiprah di PDI-P, tetapi juga salah satu anaknya juga kemudian ikut menjadi salah satu tokoh di situ, sebagai ketua umum partai baru yang kita lihat prospeknya cukup potensial menjadi penantang dari partai-partai yang sudah mapan di parlemen hari ini," jelas Nyarwi.

Dongkrak Suara Partai

Ketiga, Nyarwi menilai kehadiran Kaesang di PSI akan mendongkrak suara partai itu dalam Pileg 2024 mendatang.

Baca juga: Kaesang Jadi Ketum PSI, PSI Jambi: Kita Semakin Optimis di Pemilu 2024

"Dengan hadirnya Kaesang sebagai Ketum PSI di sini saya kira partai-partai yang selama ini kita tahu pada batas ambang parliamentary threshold masih dalam batas yang tipis, saya kira perlu hati-hati karena juga itu bisa kemungkinan menjadi kompetitor baru yang sangat potensial, di mana PSI bisa mendapatkan, bukan hanya lolos parliamentary threshold, tetapi juga potensial mendapatkan kursi yang bisa cukup besar di parlemen," jelasnya.

Artinya, sambung Nyarwi, peluang dari partai-partai menengah yang selama ini cukup aman, walaupun semakin kompetitif, makin mendapatkan kompetitor yang cukup tangguh pada Pileg 2024.

Fenomena Selebrasi Politik

Keempat, Penetapan Kaesang sebagai Ketum PSI sebagai fenomena selebritisasi politik.

"Ini fenomena selebritisasi politik, di mana sosok Kaesang yang sebelumnya kita kenal sebagai tokoh yang populer punya banyak influence (pengaruh), anak presiden juga, luar biasa dimanfaatkan oleh partai politik untuk menggaet sebagai daya magnetik, mesin suara partai," jelas Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies ini.

"Kita lihat nanti kira-kira seperti apa, sejauh mana PSI ini mampu memengaruhi pileg 2024 dan juga bahkan ikut mewarnai diskursus Pilpres 2024 mendatang. Saya kira ini juga menarik untuk kita simak," imbuhnya.

Peluang Manfaatkan Jaringan Politik

Kelima, PSI bisa mendapatkan banyak peluang dalam memanfaatkan jaringan politik dan pengaruh keluarga Jokowi.

Baca juga: Kaesang Pangarep Jadi Ketum PSI, Pengamat Sebut Menggelikan dan Ibaratkan Sim Salabim

"Saya kira PSI bisa mendapatkan banyak peluang untuk memanfaatkan jaringan politik dan pengaruh keluarga Presiden Jokowi yang kemudian ini bisa menjadi ruang baru bagi kiprah politisi muda untuk berkiprah di sana," terangnya.

"Tapi di sisi lain tentu bagi partai-partai mapan dan elite-elite yang selama ini ada di partai-partai yang cukup mapan, makin mendapatkan kompetitor yang cukup tangguh dalam gelanggang Pileg maupun bahkan dalam gelanggang Pilpres mendatang," pungkasnya.

Sebelumnya, Kaesang ditetapkan sebagai Ketua Umum PSI dua hari setelah menjadi kader parpol tersebut.

Ia baru saja menerima kartu tanda anggota (KTA) PSI di Kota Surakarta, Jawa Tengah pada Sabtu (23/9/2023). Proses ini terjadi lima bulan sebelum Pemilu 2024 dilaksanakan.

Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie mengatakan, meski proses penetapan sebagai ketua umum berlangsung cepat, tetapi interaksi antara kedua pihak sudah berlangsung dalam beberapa bulan terakhir.

Pihaknya memang berharap, Kaesang bisa bergabung lebih awal tetapi ada sejumlah dinamika yang berada di luar kendali mereka.

Adapun pergantian ketua umum dilakukan untuk merespons dinamika terkini serta sebagai salah satu strategi untuk meloloskan PSI ke parlemen.

Meski Kaesang belum memiliki pengalaman berpolitik praktis, tambah Grace, itu bukan masalah.

Partai yang berusia sembilan tahun ini diisi oleh banyak pemula. Sekalipun demikian, ia mengklaim pihaknya telah melakukan kaderisasi bahkan regenerasi kepemimpinan yang baik, karena telah memiliki tiga ketua umum.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Inge Anugrah Akui Tak Trauma Menikah Usai Cerai dengan Ari Wibowo: Aku Masih Percaya Cinta

Baca juga: Rizky Billar Murka Lesti Kejora Dihujat karena Diangkat Jadi Duta Petani Milenial: Apa Salahnya?

Baca juga: Download Lagu MP3 DJ Remix Indo dan DJ TikTok Super Bass 2023, Spesial Mardua Holong hingga Runkad

Baca juga: Anak Nikita Mirzani Keluar dari Rumah Orang Tua Angkatnya Pasca Dimarahi karena Boros Listrik

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved