14 Agustus - Sejarah Hari Pramuka Indonesia Lengkap dengan Hymne dan Mars Pramuka

Hari Pramuka Nasional diperingati setiap tanggal 14 Agustus setiap tahunnya. Sebelum dikenal sebagai Pramuka, gerakan yang sudah ada sejak zaman hind

Editor: Suci Rahayu PK
Tribunjambi/Srituti Apriliani Putri
Wakil Ketua Majelis Pembimbing Cabang Gerakan Pramuka Batanghari Zulva Fadhil, melepas keberangkatan peserta Raimuna Nasional Kontingen Batanghari. 

Mereka terdiri dari pandu keturunan Belanda, bumiputra dari Batavia dan Bandung, pandu Mangkunegaran, pandu dari Ambon, serta beberapa pandu keturunan Tionghoa dan Arab.

Di dalam negeri, perkemahan dan jambore kepanduan juga diadakan di berbagai tempat. Pada Juli 1941, misalnya, diselenggarakan Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem di Yogyakarta.

Kemudian, pada Desember 1945, Kongres Kesatuan Kepanduan Indonesia diadakan di Surakarta. Kongres ini menciptakan Pandu Rakyat Indonesia sebagai satu-satunya organisasi kepanduan di Indonesia.

Namun, ketika Belanda melancarkan agresi militer pada 1948, Pandu Rakyat dilarang beroperasi di wilayah yang dikuasai Belanda.

Hal ini memicu munculnya organisasi lain, seperti Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu Puteri Indonesia (PPI), dan Kepanduan Indonesia Muda (KIM).

Sejarah Hari Pramuka Nasional 14 Agustus

Seiring berjalannya waktu, gerakan kepanduan di Indonesia kemudian terpecah menjadi 100 organisasi yang bergabung dalam Persatuan Kepanduan Indonesia (Perkindo).

Namun, jumlah perkumpulan kepanduan di Indonesia jauh lebih banyak daripada jumlah anggota yang ada dalam perkumpulan tersebut.

Selain itu, masih terdapat perpecahan yang kuat di antara kelompok-kelompok, yang menyebabkan Perkindo menjadi lemah.

Untuk mengatasi hal ini, Presiden Soekarno dan Sri Sultan Hamengku Buwono IX, yang saat itu menjabat sebagai Pandu Agung, mengusulkan untuk menggabungkan berbagai organisasi kepanduan dalam satu wadah.

Baca juga: Peserta Jambore Dunia di Korsel Dievakuasi Akibat Ancaman Topan Khanum, Begini Kabar Kontingen Jambi

Konsep ini pertama kali diutarakan oleh Presiden Soekarno saat mengunjungi Perkemahan Besar Persatuan Kepanduan Putri Indonesia di Desa Semanggi, Ciputat, Tangerang, pada awal Oktober 1959.

Presiden kemudian mengumpulkan tokoh dan pemimpin gerakan kepanduan di Indonesia. Semua organisasi kepanduan yang ada akan digabung menjadi satu dengan nama Pramuka.

Untuk melaksanakan hal ini, Presiden menunjuk sebuah panitia yang terdiri dari Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prijono, Azis Saleh, Achmadi, dan Muljadi Djojo Martono.

Gerakan Pramuka dimulai dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan. Pada 9 Maret 1961, nama Pramuka secara resmi diperkenalkan dan tanggal tersebut ditetapkan sebagai Hari Tunas Gerakan Pramuka.

Pada 20 Mei 1961, Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka dikeluarkan, yang kemudian menjadi Hari Permulaan Tahun Kerja Pramuka.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved