Wiwik Bawa Jenazah Mertua Pakai Ambulans Tanpa Lampu Setelah Ditolak Pihak RSUD Raden Mattaher

Usai menelan pil pahit dengan pelayanan RSUD Raden Mattaher Jambi, Wiwik harus berjuang membawa jenazah sang mertua ke kampung halaman.

|
Penulis: Abdullah Usman | Editor: Teguh Suprayitno
Istimewa
Ilustrasi ambulans. 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Usai menelan pil pahit dengan pelayanan RSUD Raden Mattaher Jambi, Wiwik harus berjuang membawa jenazah sang mertua ke kampung halaman dengan ambulans tanpa lampu.

Mertua Wiwik sempat ditolak pihak RSUD Raden Mattaher Jambi dengan alasan ruangan penuh dan masa berlaku SKTM telah habis.

Usai dinyatakan meninggal dunia pada Senin (31/8/2023), almarhum langsung dibawa pulang ke kampung halaman di Kecamatan Mandiangain, Kabupaten Sarolangun untuk dimakamkan. 

Namun dalam perjalanan menuju tempat peristirahatan terakhir tersebut, keluarga Wiwik kembali harus mendapatkan cobaan karena lampu ambulans yang membawa jenazah mertuanya itu mati.

"Setelah bapak dinyatakan meninggal pada senin pukul 14.15, akhirnya pihak keluarga sepakat membawa almarhum ke Sarolangun. Berangkat dari Jambi pukul 17.00 setibanya di kawasan Batanghari sudah malam dan kondisi jalan mulai macet di situlah kami baru sadar jika ambulans yang digunakan tidak ada lampunya," jelasnya.

Wiwik menggunakan ambulans bukan milik RSUD, melainkan ambulans swasta yang memiliki layanan gratis. 

Sebab jika harus menggunakan ambulans dari RSUD tentu membutuhkan biaya cukup besar. Ditambah almarhum dan keluarga bukan termasuk keluarga yang berkecukupan.

"Beruntung sepanjang perjalanan malam itu  pengguna jalan merespon baik, dan membantu mengiringi dan memberi penerangan jalan untuk ambulans kami," tuturnya.

"Alhamdulillah selama dalam perjalanan banyak yang simpati dengan kondisi ambulans kami, yang seharusnya bisa cepat ini harus merayap," sambungnya.

Terlepas dari itu semua pihak keluarga berharap ada perbaikan lagi di sistem RSUD Raden Mattaher Jambi, sehingga pelayanan bagi masyarakat kurang mampu lebih layak dan lebih manusiawi lagi.

"Ibaratnya, dana dari daerah turunya ke situ. Orang susah mau masuk ke situ dipersulit bagaimana?" tandasnya.

Baca juga: Pelayanan RSUD Raden Mattaher Jambi Dikritik, Wiwik: Cukup Satu Nyawa yang Melayang

Baca juga: Terungkap Penyebab Pasien Meninggal Sepulang dari RSUD Raden Mattaher, Gubernur Al Haris Cek

Baca juga: Pasien Meninggal Diduga Ditolak RSUD Raden Mattaher Jambi, DPRD Minta Dirut Evaluasi Kinerja Perawat

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved