LIPUTAN KHUSUS
Duku Kumpeh Diprediksi Punah 2031, Kena Serangan Jamur Phytophthora Palmivora
"Bermula di Terusan. Akhirnya setelah berkembang ke sini, terjadi banjir besar 2007 itu membuat penyebaran semakin meluas karena jamur terbawa arus"
Penulis: tribunjambi | Editor: Duanto AS
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Banyak pohon duku ( duku kumpeh ) di Provinsi Jambi mengalami kekeringan, layu, daun berguguran sehingga mengakibatkan kematian.
Kondisi itu akibat serangan jamur Phytophthora palmivora atau kanker batang duku.
Hendri Purnama, Analis Prasarana dan Sarana Pertanian Balai Standarisasi Lingkungan Pertanian Jambi (dahulu bernama Balai Pengkajian Teknologi Pertanian/BPTP), mengatakan sebetulnya fenomena itu sudah terjadi sejak lama.
Bahkan, dia bersama peneliti yang melibatkan multidisiplin ilmu dan pemerintah setempat melakukan observasi di Desa Terusan, Kecamatan Maro Sebo Ilir, Kabupaten Batanghari, pada 2006-2008.
"Di Provinsi Jambi, pertama kali ditemukan di Desa Terusan, Kabupaten Batanghari. Istilahnya penyakit Kanker Batang Duku yang diserang oleh jamur. Jamur ini menyerang akar hingga ke batang duku," kata Hendri kepada Tribun Jambi, Jumat (28/7).
Waktu itu, lembaga yang menaungi Hendri bergerak di bidang penelitian, sehingga bisa mengidentifikasi penyebab kematian batang duku.
"Karena masih sedikit yang terkena, maka kita coba melakukan pencegahan. Dengan memakai campuran kimia antara kapur pertanian untuk dioleskan ke batang duku yang terkena serangan jamur itu. Dari hasil percobaan berhasil mematikan jamur yang menyerang batang duku itu, karena panas," ujarnya.
Hanya saja, Hendri mengatakan ada kendala untuk melanjutkan pengobatan.
"Karena keterbatasan dana," ungkapnya.
"Kalau kita minta petani untuk mereka mengoles batang duku, sepertinya susah harus beli bahan dan harus rajin mengolesinya. Terus, kita sarankan supaya ini tidak menyebar, perlu membersihkan lingkungan batang duku supaya jamur tidak berkembang," tambahnya.
Hendri mengatakan kondisi penyebaran jamur itu kembali lagi ke sifat masyarakat yang agak lalai jika membersihkan kebun saat panen saja, lalu setelahnya dibiarkan.
Ini menyebabkan jamur itu tambah berkembang.
Awalnya di Terusan
"Bermula di Terusan. Akhirnya setelah berkembang ke sini, terjadi banjir besar 2007 itu membuat penyebaran semakin meluas karena jamur terbawa arus," ungkapnya.
"Penyebarannya memang pelan-pelan. Akhirnya, lamban laun pada 2021 sudah sampai ke hilir, ke daerah Muarojambi hingga ke Kumpeh. Sedangkan duku di Terusan sudah habis, mati," ucapnya.
Hendri menyarankan, batang duku yang sudah mati supaya ditebang dan tunggulnya dibakar.
"Itu supaya jamur yang aktif tidak menyebar. Karena ini menjadi biang untuk penyebaran berikutnya," tuturnya.
10 Tahun Lagi Punah
Hendri Purnama memprediksi jika tidak dilakukan langkah pencegahan, maka 10 tahun mendatang duku yang terkenal di Jambi, yaitu duku kumpeh, akan habis dan punah.
Prediksi itu bukannya tanpa alasan.
Sebab, kata Hendri, pada 2021 lalu kondisi duku Kumpeh intensitas serangan kategori berat dengan angka 27 persen hingga 49,63 persen.
Kalau ini tidak dicegah dan diobati maka pada 2031 mendatang akan habis.
"Tidak ada lagi duku Kumpeh, kalau tidak diobati, berdasarkan pengalaman kita di duku Terusan. Kita lakukan penelitian pada 2007, kami sudah prediksi ternyata pada 2016 pas 10 tahun duku Terusan sudah tidak ada lagi," jelasnya.
Pengobatan Bahan Kimia
Dia juga memaparkan sementara untuk pengobatannya jamur itu menggunakan bahan kimia berbahan aktif yang rutin dilakukan.
"Itu bisa membunuh jamur, asalkan kebun itu harus bersih dari semak belukar agar jamur tidak menyebar ke tanaman yang lainnya," pungkasnya.
Kanker Kategori Berat
Sebagian pohon duku di Kabupaten Muarojambi terserang jamur Phytophthora palmivora atau kanker batang duku.
Data tersebut bersumber dari Analis Prasarana dan Sarana Pertanian bernama Balai Standarisasi Lingkungan Pertanian Jambi, Hendri Purnama, berdasarkan penelitian BPTP pada 2021.
Kondisi batang duku di Kecamatan Taman Rajo, yaitu; Desa Talang Duku intensitas serangan 33,78 persen kategori berat, Desa Kemingking Dalam intensitas serangan 47,11 persen kategori berat, Desa Teluk Jambu intensitas serangan 32,44 persen kategori berat.
Di Kecamatan Sekernan, yaitu Desa Tunas Baru intensitas serangan 23,56 persen kategori sedang, Desa Sekernan intensitas serangan 40 persen kategori berat, Desa Tunas Mudo intensitas serangan 30,22 persen kategori berat.
Di Kecamatan Jaluko, yaitu Desa Rengas Bandung intensitas serangan 44,48 persen kategori berat, Deas Kedemangan intensitas serangan 40,44 persen kategori berat, Desa Senaung intensitas serangan 45,33 persen kategori berat.
Sementara itu, kondisi batang duku di Kecamatan Maro Sebo, yaitu Desa Muaro Jambi intensitas serangan 44,89 persen kategori berat, Desa Jambi Tulo intensitas serangan 55,56 persen kategori berat, Desa Mudung Darat intensitas serangan 48,89 persen kategori berat.
Di Kecamatan Kumpeh Ulu, yaitu Desa Kota Karang intensitas serangan 27,40 persen kategori berat, Desa Tarikan intensitas serangan 23,70 persen kategori sedang, Desa Pemunduran intensitas serangan 48,89 persen kategori berat.
Selanjutnya, di Kecamatan Kumpeh Ilir kondisi batang duku di Desa Puding intensitas serangan 49,63 persen kategori berat, Desa Pulau Mentaro intensitas serangan 34,07 persen kategori berat, Desa Betung intensitas serangan 45,18 persen kategori berat.
Jadi Kebun Sawit
Dahulu, dua kecamatan di Kabupaten Muarojambi, yaitu Kumpeh Ulu dan Kumpeh Ilir, menjadi penyuplai buah duku terbesar di Provinsi Jambi.
Kini, nama Duku Kumpeh nyaris hilang karena dari sedemikian luas kebun duku warga sudah beralih jadi kebun sawit.
Duku di Kumpeh lebih manis dibandingkan duku-duku tempat lain. Ini yang membuat Duku Kumpeh terkenal hingga berbagai daerah.
Sudir, warga Kumpeh Ulu, Kabupaten Muarojambi, menuturkan dahulu kebun buku peninggalan bapaknya lumayan banyak.
Dalam satu hamparan kebun, ada ratusan pohon duku tua. Namun, kondisi saat ini tinggal beberapa batang saja.
"Semuanya mati. Awalnya mati satu, kemudian yang lain ikut mati. Kini tinggal beberapa batang saja yang masih hidup," kata Sudir.
Dari ratusan batang duku miliknya, dahulu, Sudir mendapatkan hasil memuaskan. Dalam satu kali musim, dia mendapatkan uang jutaan rupiah.
"Pernah dulu bawa langsung ke Jakarta dua truk. Tapi sekarang hanya tinggal kenangan," katanya.
Hal serupa juga diungkapkan Subhi, yang juga warga setempat.
Menurutnya, sejak pohon duku banyak mati, pohon yang tersisa saat ini tidak menghasilkan buah seperti dulu.
Selain itu, rasa buahnya juga tidak senikmat dulu lagi.
"Dak tentu musim lagi sekarang. Kadang yang lain berbuah, yang ini tidak. Yang ini berbuah yang ini tidak. Istilahnya tidak bermusim lagi," kata Subhi.
Meski tak bermusim seperti sebelumnya, dia masih bersyukur karena masih ada pohon yang tersisa.
"Ada tempat orang tu habis semua. Mati tak bersisa," katanya.
Di desanya, dinas terkati sudah pernah mendatangi dan melihat kondisi pohon duku yang mati.
Berdasarkan penuturan tim yang turun ke lokasi, pohin tersebut mati karena adanya virus yang sampai saat ini belum ada obatnya. Subhi juga tidak mengetahui jenis virus tersebut.
Dia berharap duku yang ada di kebunnya dan kebun warga lain tidak mati lagi. Dukuh Kumpeh tetap eksis seperti sediakala.
"Sekarang masih ada di beberapa desa, yang masih bagus batangnya. Tapi tidak banyak lagi. Kalau dipersentase, yang mati itu sudah 60 persen," imbuhnya.
Dia merasa prihatin, karena kebun-kebun duku telah banyak yang dialihkan jadi kebun sawit dan pinang.
"Kini kebun dulu itu sudah banyak ditanami kebun sawit, ada juga kebun pinang," sambungnya. (zak/caw)
Baca juga: Kisah Emak-emak di Jambi Gerebek Basecamp Sabu, Geram Banyak Anak Usia SMP SMA Bolak Balik
Baca juga: Kisah Mbah Taryo Dapat Uang Rp19,8 Miliar, Beli Kebun Rumah Mewah, Lahan Kena Tol Jambi-Sumsel
Baca juga: Kisah 14 Warga Jambi Terima Duit Rp 1 Miliar Lebih dari Pembebasan Lahan Proyek Tol Jambi-Sumsel
liputan khusus
duku kumpeh
Phytophthora palmivora
kanker batang duku
Kabupaten Muarojambi
Tribunjambi.com
| Warga 4 Daerah Tolak Pembangunan Stockpile Batu Bara PT SAS di Aur Duri Kota Jambi, Hanya Sejengkal |   | 
|---|
| Raffi Tak Jadi Operasi Plastik, Anak di Jambi Kena Stevens-Johnson Syndrome, Virus Tak Masuk Daging |   | 
|---|
| Ketua DPRD Kota Jambi Minta Wako Panggil Dokter Puskesmas dan Kadis, Anak Kena Sindrom Langka |   | 
|---|
| Ustaz Agus Nyaris Menangis Lihat Kondisi Anak di Jambi Kena Sindrom Langka Kulit Mengelupas |   | 
|---|
| Anak di Jambi Kena Sindrom Langka, Kulit Raffi Lepas Jika Tidur di Kasur, Terpaksa Alas Daun Pisang |   | 
|---|


 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					![[FULL] Ulah Israel Buat Gencatan Senjata Gaza Rapuh, Pakar Desak AS: Trump Harus Menekan Netanyahu](https://img.youtube.com/vi/BwX4ebwTZ84/mqdefault.jpg) 
				
			 
											 
											 
											 
											 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.