Sindikat Jual Ginjal Ditangkap
Polisi Tangkap Sindikat Jual Ginjal di Palembang, Ini Penjelasan IDI Soal Donor Organ Tubuh
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Palembang merespon soal penangkapan sindikat jual ginjal oleh polisi di Palembang, Sumatera Selatan beberapa waktu lalu.
Lalu setelah dia masuk datanglah lagi keponakannya, dan memberitahukan padanya bahwa ada warga yang kena tangkap.
"Kejadian pas di situ itu sekitar 15 sampai 20 menitan, kondisinya memang ramai. Awalnya yang turun dari mobil itu empat orang terus nambah lagi rame," katanya.
Menurutnya bahwa ada salah satu warga yang mencoba bertanya pada anggota polisi yang ada di tempat tersebut, namun justru diminta pergi oleh anggota tersebut.
"Jadi ada yang tanya ke anggota itu ada apa, tapi sama anggota itu disahut dah 'bukan urusan kamu, kami ini anggota'. Terus dia pergi," bebernya
Setelah kejadian itu sekitar 20 menit, para anggota bersama diduga pelaku itu lantas pergi meninggalkan lokasi.
"Kejadian tersebut malam, sekitar pukul setengah 10, dan yang nangkep itu ada 10 orang lebih, pakaian yang nangkep itu pakaian preman dan memakai mobil pribadi yang ceper itu," katanya.
Pada saat warga ini melihat pun, dia sama sekali tidak mengenali para anggota yang membawa senjata pistol biasa itu dan anggota itu terlihat asing dan tak pernah dia temui.
Baca juga: Inter Milan Lagi-lagi Tolak Tawaran Klub Jerman Wolfsburg untuk Robin Gosens
Menurutnya dia tak terlalu melihat wajah pelaku. Saat diperlihatkan gambar yang beredar oleh Tribun, warga ini tidak mengenalnya sama sekali.
Dia juga pada saat dua bulan lalu sempat bertanya pada ponakannya namun dia juga tidak mengenalinya sama sekali.
Incar kelompok ekonomi rentan
Hengki menuturkan, para tersangka selalu mengincar korban yang tergolong kelompok ekonomi rentan.
Mayoritas korban adalah orang-orang yang terdesak secara ekonomi imbas diterpa pandemi Covid-19.
"Kami perlu sampaikan bahwa tindak pidana saat ini, terkait dengan tindak pidana perdagangan orang yang meliputi perekrutan, pengangkutan, penampungan, pemindahan, termasuk dengan memanfaatkan posisi rentan dengan tujuan eksploitasi," ucap Hengki.
Korban memiliki latar belakang berbeda.
Hengki memerinci, para korban itu ada yang berprofesi sebagai pedagang hingga seorang lulusan strata-2 yang tidak bekerja.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.