Hutan Lindung Gambut
SIEJ Berbagi Cerita Kondisi Hutan Lindung Gambut Kepada Generasi Muda
SIEJ simpul Jambi, didukung KKI Warsi, melakukan diseminasi hasil liputan bersama tentang kondisi Hutan Lindung Gambut Sungai Buluh kepada Janglangso
Ia mengatakan KKI Warsi intens mendampingi masyarakat mendorong kelestarian HLG Sungai Buluh. Masyarakat diedukasi menanam tanaman yang ramah secara ekologis di area gambut, seperti jelutung rawa dan kopi liberika.
“Itu tanaman kopi adaptif di area gambut, tidak seperti kelapa sawit yang monokultural. Kita pun perlu komunikasi dengan masyarakat tentang pengelolaan yang baik seperti apa. Diskusinya bolak balik di situ sampai terbentuk kesadaran. Dalam hal ini belum ada yang sadar-sadar amat, karena sebagian merasa tidak perlu hutan lindung dan tidak perlu hutan desa,” katanya.

Butuh Peran Generasi Muda
Dalam diskusi bertajuk “Berbagi Cerita Gambut” itu, sebagian besar yang hadir ialah para anak muda. Salah satunya Diah Fajar Ayu (18), pendiri komunitas Janglangso.
Suang mengapresiasi kehadiran para anak muda yang memiliki keinginan kuat untuk ikut serta menjaga lingkungan, seperti komunitas Janglangso ini. Menurutnya, peran para anak muda sangat dibutuhkan untuk kelestarian ekologi.
“Ternyata masih ada anak muda seperti kalian yang memiliki kesadaran menjaga lingkungan. Masa lalu, kalian bisa belajar dengan kami. Sedangkan tentang masa kini, kami perlu belajar dengan kalian,” kata Suang di hadapan para peserta.
Sementara itu, anggota SIEJ Simpul Jambi, Gresi Plasmanto, menyampaikan peran jurnalis dibutuhkan untuk terwujudnya kelestarian lingkungan.
Tidak hanya mengungkapkan berbagai ancaman ekologis, tetapi juga untuk mendorong pemerintah membentuk kebijakan yang pro lingkungan, bukan sebaliknya.
“Ini sebagai kontrol sosial juga supaya orang yang mempunyai kewenangan itu bergerak. Bahwa hutan lindung gambut ini masih ada dan harus dijaga,” tuturnya.
Nur Mutia (21), salah satu anggota Janglangso, menyampaikan melalui diskusi itu dirinya mengetahui terdapat hutan lindung gambut terakhir di Jambi.
Ia pun memahami betapa mahalnya bila HLG Sungai Buluh terbakar. “Itu jadi wawasan baru untuk saya. Lahan gambut jika kebakaran efeknya sangat bahaya,” tuturnya.
Gadis berkacamata itu juga berharap semakin banyak anak muda yang peduli pada ekosistem gambut. "Mengajak lebih banyak lagi anak muda untuk menjaga hutan dengan kegiatan positif. Seperti Janglangso, salah satu yang bisa mengajak menjaga hutan.”
Taufik (22), salah peserta disksusi itu, berharap peran aktif pemerintah untuk menjaga HLG Sungai Bulu dengan merangkul masyarakat. “Pemerintah merangkul masyarakat di sana agar bisa menjaga hutan. Kalau hutan rusak efeknya luar bisa untuk Provinsi Jambi,” katanya. (*)
Baca juga: Hutan Lindung Gambut Sungai Sungai Buluh Dikavelingi, Terjadi Perambahan dan Pembalakan
Baca juga: Berjuang Menjaga Alam, Peluh dan Asa di Hutan Lindung Gambut Sungai Buluh
Profil Bella Shofie, Mundur dari DPRD Buru, Diduga Absen 11 Bulan dan Lebih Mementingkan Kecantikan |
![]() |
---|
Video Kapolri Listyo Sigit Marah Viral, Haramkan Markas Polisi Diserang Lagi: Ada yang Masuk Tembak |
![]() |
---|
Penjelasan Ending Love Untangled, Apakah Se Ri Bertemu Lagi dengan Yu Seok |
![]() |
---|
Nasib Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach di DPR RI Berakhir, Resmi Dinonaktifkan NasDem |
![]() |
---|
Pasrah Nafa Urbach Rumahnya Habis Dijarah, Politis Nasdem Itu Sempat Minta Maaf: Aku Melukai Kalian |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.