Hutan Lindung Gambut
SIEJ Berbagi Cerita Kondisi Hutan Lindung Gambut Kepada Generasi Muda
SIEJ simpul Jambi, didukung KKI Warsi, melakukan diseminasi hasil liputan bersama tentang kondisi Hutan Lindung Gambut Sungai Buluh kepada Janglangso
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - The Society of Indonesian Environmental Journalists (SIEJ) simpul Jambi, didukung KKI Warsi, melakukan diseminasi hasil liputan bersama tentang kondisi Hutan Lindung Gambut Sungai Buluh kepada generasi muda yang tergabung dalam Komunitas Janglangso, Sabtu (8/7). Komunitas Janglangso diisi oleh anak-anak muda, memiliki fokus pada isu lingkungan dan wisata alam.
Liputan di Kecamatan Mendahara Ulu, Kabupaten Tanjung Jabung Timur itu dilakukan medio Juni lalu. Hasil liputan telah diterbitkan di sejumlah media.
Diseminasi ini dilakukan dalam kegiatan bertajuk “Berbagi Cerita Gambut” yang digelar di di Bumi Coffee, Kota Jambi.
Koordinator SIEJ Simpul Jambi, Suang Sitanggang, menjadi pemantik dalam kegiatan itu.
Suang mengungkapkan berbagai fakta yang ditemukan di sekitar HLG Sungai Buluh. Ternyata, perambahan hutan, illegal logging alias pembalakan hutan, dan potensi kebakaran, sedang mengintai ekosistem gambut itu.
“Di sana ada pemilik modal dan para preman yang melakukan pembalakan,” ujarnya.
Beragam flora dan fauna menjadi penghuni HLG Sungai Buluh. Hutan dengan kedalaman gambut 1-6 meter ini digadang-gadang memiliki cadangan karbon yang tinggi sehingga dapat berfungsi menekan krisis iklim bila dilindungi.
Kabar baiknya, di balik ancaman kerusakan lingkungan yang mengintai HLG Sungai Buluh, ada sejumlah masyarakat yang semangat untuk melestarikan HLG Sungai Buluh.
Mereka tergabung Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) dan Masyarakat Peduli Api (MPA), yang dibentuk di masing-masing tiga desa tersebut.
“Mereka sama-sama punya kelompok yang patroli mengawasi hutan dan mitigasi kebakaran hutan dan lahan. Kesamaan lainnya, mereka bekerja secara sukarela, patroli secara berkelompok, dan semuanya tanpa fasilitas dari pemerintah,” kata Suang.
SIEJ saat melakukan liputan yang didukung KKI Warsi, melakukan perjalanan ke tiga desa, yakni Sinar Wajo, Pematang Rahim, dan Sungai Beras.
Di sana juga terdapat gerakan ekonomi komunal yang mencegah masyarakat mengeksploitasi atau merusak HLG Sungai Buluh, yakni budidaya ikan toman, agroforestry kopi liberika dan pinang di bekas lahan terbakar, penanaman jelutung rawa, dan mengelola ekowisata.
Sukma Reni dari KKI Warsi menyampaikan, HLG Sungai Buluh merupakan hutan lindung gambut terakhir di Jambi yang kondisinya masih bagus.
Sedangkan HLG Bram Hitam tersisa separuh tutupan hutannya, dan HLG Londerang tutupan hutannya sudah habis akibat kebakaran hebat.
"Londerang sepenuhnya hilang setelah kebakaran tahun 2019 dan sekarang ditumbuhi Semak-semak. HLG Sungai Buluh yang masih ada,” kata Reni.
Profil Bella Shofie, Mundur dari DPRD Buru, Diduga Absen 11 Bulan dan Lebih Mementingkan Kecantikan |
![]() |
---|
Video Kapolri Listyo Sigit Marah Viral, Haramkan Markas Polisi Diserang Lagi: Ada yang Masuk Tembak |
![]() |
---|
Penjelasan Ending Love Untangled, Apakah Se Ri Bertemu Lagi dengan Yu Seok |
![]() |
---|
Nasib Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach di DPR RI Berakhir, Resmi Dinonaktifkan NasDem |
![]() |
---|
Pasrah Nafa Urbach Rumahnya Habis Dijarah, Politis Nasdem Itu Sempat Minta Maaf: Aku Melukai Kalian |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.