LIPUTAN KHUSUS

Soal Pencegahan Praktik Joki, Akademisi UNH Jambi: Kembali Pada Diri Mahasiswa Itu Sendiri

Yusnaini bilang hal itu biasanya dirasakan oleh dosen ketika menguji mahasiswanya untuk menjelaskan kembali apa yang sudah dituliskan

|
Penulis: Rara Khushshoh Azzahro | Editor: Rahimin
tribunjambi/rara khushshoh azzahro
Yusnaini Akademisi UNH Jambi. 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Kasus joki masih terus terjadi berulang sampai saat ini di ranah pendidikan sekolah, maupun perguruan tinggi.

Tribunjambi.com membahasnya bersama Yusnaini akademisi Universitas Nurdin Hamzah (UNH) Jambi.

Yusnaini menganggap permasalahan ini tidak selesai-selesai sampai hari ini.

"Kalau membuktikan secara langsung sih tidak pernah, tapi hasil perjokian itu dapat dirasakan oleh dosen. Membuktikan itu kan kita (dosen-red) tahu kalau itu hasil joki, dan tahu kalau jokinya itu di mana," katanya dihubungi melalui telepon.

Menurutnya, hal itu biasanya dirasakan oleh dosen ketika menguji mahasiswanya untuk menjelaskan kembali apa yang sudah dituliskan.

Mahasiswa akan cenderung tidak mampu menjelaskan apa yang sudah ditulis, atau justru menjelaskan di luar dari apa yang sudah ditulis dalam karyanya.

"Walaupun hasil perjokian dapat dirasakan oleh dosen, tetapi tetap sulit untuk dibuktikan," kata Yusnaini yang juga dosen Ilmu Komunikasi UNH Jambi.

Bicara soal mencegah upaya perjokian, Yusnaini berujar ini kembali pada diri mahasiswa itu sendiri.

Upaya pencegahan harus dimulai dari mahasiswa yang perlu jujur serta mengikuti proses pembelajaran.

"Praktik perjokian ini kan sangat bertentangan dengan kaidah akademik. Prodi sendirikan sebenarnya sudah menentukan capaian pembelajaran lulusan ini. Misalnya, mahasiswa harus mampu membuat tugas akhir sesuai keilmuannya, tetapi kadang ketika membuat tugas akhir mahasiswa ada yang melakukan praktik perjokian," tuturnya.

Sedangkan perjokian merupakan sesuatu yang melanggar tata tertib mahasiswa.

Sistim Kerja Terstruktur

Sistem kerja para joki skripsi di Kota Jambi terbilang terstruktur dan rapi. Order diatur oleh admin grup WhatsApp.

Penelusuran Tribun Jambi, seorang berinisial Mr R menuturkan pernah bergabung dalam grup joki skripsi tersebut.

Dia bercerita setahun lebih menjadi anggota joki skripsi di Jambi. Banyak keuntungan diperolehnya.

"Ketika ada orderan, biasanya admin grup tadi menyampaikan ke grup joki tadi siapa yang berminat dan mau mengambil orderan tadi, dan bisa langsung japri admin," jelasnya.

Dalam sistem perjokian, memang ada pengurus. Jadi, tugas-tugas dan orderan konsumen langsung dilempar ke grup joki tersebut.

Orderan tersebut ada tugas sekolah, kuliah maupun tugas lain yang lebih berat.

Mr R juga memaparkan sistem pembagian hasil orderan, antara joki dan admin grup yang melalui negosiasi terlebih dahulu.

"Jadi, setelah joki tadi chat admin, untuk biayanya, joki dan konsumen saling tawar melalui admin tadi. Setelah deal (sanggup; red) baru oke, " jelasnya

"Uang fee-nya dihitung dari situ tadi. Misal, untuk satu tugas joki meminta Rp100 dan ditambah admin ke konsumen Rp150 dan konsumen setuju, maka Rp50-nya untuk admin," ungkap Mr R.

Nominal orderan pun tergantung dari berat-ringannya tugas tersebut.

Besar-kecil keuntungannya pun tergantung dari lobi-lobian tadi juga.

Mr R mengatakan meski bukan lembaga resmi, namun untuk struktur dan pembayarannya jelas.

"Ketika semua tugas sudah kelar kita kerjakan, maka admin langsung melaporkan dan uang langsung ditransfer langsung ke joki," katanya.

"Kalau waktunya seminggu selesai, ya harus seminggu selesai. Dan ketika selesai kita langsung mendapat hak kita. Jadi antara konsumen dan joki itu tidak pernah saling konteks ataupun bertemu langsung selain melalui admin," katanya.

Baca berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Universitas Jambi Punya Sistem Antisipasi Adanya Praktik Perjokian

Baca juga: Membongkar Isi Grup WhatsApp Joki Skripsi di Kota Jambi, Begini Cara Admin Mengatur Pesanan

Baca juga: Kata Akademisi UIN STS Jambi Soal Praktik Joki Pembuatan Skiripsi: Jadi Sarjana Kacangan

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved