LIPUTAN KHUSUS

Kata Akademisi UIN STS Jambi Soal Praktik Joki Pembuatan Skiripsi: Jadi Sarjana Kacangan

Menurut Bahren jika itu sudah menjadi komoditas perdagangan, bagaimana jadinya para sarjana yang akan dilahirkan ke depan

|
Penulis: Abdullah Usman | Editor: Rahimin
ist
Bahren Nurdin, Akademisi UIN STS Jambi 

Dalam sistem perjokian, memang ada pengurus. Jadi, tugas-tugas dan orderan konsumen langsung dilempar ke grup joki tersebut.

Orderan tersebut ada tugas sekolah, kuliah maupun tugas lain yang lebih berat.

Mr R juga memaparkan sistem pembagian hasil orderan, antara joki dan admin grup yang melalui negosiasi terlebih dahulu.

"Jadi, setelah joki tadi chat admin, untuk biayanya, joki dan konsumen saling tawar melalui admin tadi. Setelah deal (sanggup; red) baru oke, " jelasnya

"Uang fee-nya dihitung dari situ tadi. Misal, untuk satu tugas joki meminta Rp100 dan ditambah admin ke konsumen Rp150 dan konsumen setuju, maka Rp50-nya untuk admin," ungkap Mr R.

Nominal orderan pun tergantung dari berat-ringannya tugas tersebut.

Besar-kecil keuntungannya pun tergantung dari lobi-lobian tadi juga.

Mr R mengatakan meski bukan lembaga resmi, namun untuk struktur dan pembayarannya jelas.

"Ketika semua tugas sudah kelar kita kerjakan, maka admin langsung melaporkan dan uang langsung ditransfer langsung ke joki," katanya.

"Kalau waktunya seminggu selesai, ya harus seminggu selesai. Dan ketika selesai kita langsung mendapat hak kita. Jadi antara konsumen dan joki itu tidak pernah saling konteks ataupun bertemu langsung selain melalui admin," katanya.

Baca berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Kapolres Muarojambi Pastikan Tidak Ada Joki Vaksin

Baca juga: Universitas Jambi Punya Sistem Antisipasi Adanya Praktik Perjokian

Baca juga: Membongkar Isi Grup WhatsApp Joki Skripsi di Kota Jambi, Begini Cara Admin Mengatur Pesanan

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved