Kepsek SD di Surabaya Gelapkan Uang Koperasi, 10 Tahun Belanja Pakai Uang Rp 2,3 M Simpanan Guru

Guru-guru di SDN di Kecamatan Rungkut, Surabaya geruduk rumah mewah kepala sekolah meraka, Muhammad Iskak (61) gara-gara uang koperasi.

Editor: Suci Rahayu PK
Tribunjatim.com/Faiq Nuraini
Puluhan guru SDN di Kecamatan Rungkut, Surabaya, geruduk rumah kepala sekolah Muhammad Iskak di Wonorejo, Kecamatan Rungkut, Rabu (21/6/2023). 

TRIBUNJAMBI.COM - Guru-guru di SDN di Kecamatan Rungkut, Surabaya geruduk rumah mewah kepala sekolah meraka, Muhammad Iskak (61) gara-gara uang koperasi.

Guru-guru itu menagih uang sebesar Rp 2,3 miliar di dana koperasi sekolah KPRI Tegar.

Koperasi ini beranggotakan hampir 200 guru SD.

Dan Kepsek Muhammad Iskak dipercaya menjadi ketua koperasi selama 10 tahun, dalam kurun waktu itum Iskak membelanjakan dana koperasi untuk kepentingan pribadi.

"Kami tidak terima kalau digunakan untuk kepentingan pribadi. Karena itu uang seluruh anggota koperasi. Kami sekarang ramai-ramai nagih uang kami agar dikembalikan," kata Titik, salah satu guru SD negeri di Rungkut.

Sekitar 75 guru mewakili 200 anggota guru SD yang lain mendatangi rumah Iskak. Ini aksi kesekian kali.

"Lha omah megahe ngene. Tibake dibangun dengan uang koperasi. Ayo kita sita saja sertifikat rumah dan tanahnya," teriak guru yang lain.

Baca juga: Aipda Paimbonan dan Bripka Arfan Saragih Terlibat Kasus Penggelapan dan Ditemukan Mengakhiri Hidup

Baca juga: Struktur Kurikulum Merdeka MTs Sebagai Panduan Kegiatan Belajar Mengajar

Saat ini, puluhan guru SD itu masih bertahan di rumah Kasek Iskak. Hingga pukul 11.00 siang tadi, para guru itu mendesak agar kepsek Iskak mengembalikan uang anggota.

Mereka juga siap membawa persoalan penggelapan dana koperasi untuk kepentingan pribadi itu ke ranah hukum.

Namun sampai saat ini, para guru masih belum membawanya ke ranah hukum karena berharap Iskak bisa mengembalikan dana koperasi.

Caranya bisa menjual aset rumah dan aset pribadi untuk mengembalikan uang anggota KPRI .

Kasus ini seupa dengan kasus penggelapan uang tabungan siswa SD di Pangandaran, Jawa Barat.

uang tabungan siswa SD di Pangandaran sebesar Rp 112 juta juga belum juga diberikan, padahal para siswa sudah mau lulus sekolah.

Akibatnya, sebanyak 17 orangtua siswa Sekolah Dasar Negeri 2 Kondangjajar, Kecamatan Cijulung, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat protes lantaran uang tabungan sang anak tak kunjung diberikan.

Padahal total tabungan 17 siswa tersebut mencapai Rp 112.576.000 dengan nilai tabungan tiap siswa berbeda-beda.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved