Sang Cucu Senyum, Nasib Keluarga Nenek Hafsah Pascaperdamaian SFA dan Pemkot Jambi

SFA menceritakan kadar emosionalnya sudah terkontrol pascapencabutan laporan kasus video unggahan di TikTok oleh Pemerintah Kota Jambi.

Penulis: tribunjambi | Editor: Duanto AS
Tribunjambi.com/M Yon Rinaldi
SFA, siswi SMP Jambi yang sempat dilaporkan Pemkot Jambi atas dugaan pencemaran nama baik. 

"Kita bisa lihat dari 90 KK (kepala keluarga) hampir semuanya, kecuali keluarga Nenek Hafsah, semuanya telah diberikan kompensasi, karena mereka mengajukan nilai ganti kerugian yang rasional dan berdasar," sambung Gempa.

Menurut Gempa, untuk menuntaskan permasalahan itu, Pemkot Jambi telah menyampaikan kepada keluarga Nenek Hapsah untuk melakukan mediasi.

"Saat mediasi pada bulan Februari 2022 itu tidak mencapai titik temu. Karena perusahaan menolak gugatan ganti kerugian sebesar Rp1,3 miliar yang diajukan keluarga Nenek Hafsah, sehingga mereka melakukan walkout," tuturnya.

Ia juga menambahkan, pemkot juga telah menghubungi pihak perusahaan.

"Dan kapan pun dijadwalkan, pihak perusahaan akan hadir," katanya.

"Sekarang ini, untuk mediasi, tentu kedua belah pihak harus hadir. Kalau hanya pihak pemkot dan perusaahan yang hadir, itu tidak bisa dilakukan. Jika Nenek Hafsah siap akan mau melakukan mediasi, kami akan memfasilitasi," pungkas Gempa.

Sebelumnya, siswi SMP asal Jambi, SFA, berupaya memperjuangkan hak neneknya, Hafsah.

SFA mengkritik kebijakan Pemkot Jambi yang dinilai merugikan neneknya. Dia menyebut penandatanganan kerja sama antara Pemkot Jambi dan perusahaan PT RSPL, membuat rumah neneknya rusak karena truk yang terus lalu lalang di depan rumah.

Rumah Hafsah bercat dinding biru yang ditopang dua tiang lapuk itu berjarak lima meter dari jalan.

Di rumah yang berlokasi di RT 25, Kelurahan Payo Selincah, Kecamatan Palmerah, Kota Jambi, ini tampak sejumlah retakan di dinding dan sudut rumah.

Seperti di ruang tamu, kamar tidur, dapur, dan kamar mandi. Beberapa retakan sudah ditutup dengan semen

Rumah Hafsah memiliki satu ruang tamu, dua kamar tidur, dan satu dapur. Sementara sumur berada di luar rumah.

Sebelumnya pihak PLN dari PLTG membantu memperbaiki rumah Hafsah. Namun, hanya bagian ruang tamu dicat dan ditambal sekenanya saja.

Dari pengamatan di lokasi juga tampak setiap 10 menit sekali truk lewat di depan rumah Hafsah.

Terasa getaran dari dalam rumah setiap truk pembawa karung putih berisi pelet kayu itu melintas.

Sumber: Tribun Jambi
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved