Jasad Pratu Arifin Masih di Jurang, TNI Siaga Tempur Lawan KKB 4 Prajurit Masih Hilang Kontak
TNI belum berhasil mengevakuasi jenazah Prajurit Satu (Pratu) Miftahul Arifin yang tewas tertembak dalam kontak senjata dengan Kelompok Kriminal
TRIBUNJAMBI.COM, TIMIKA - TNI belum berhasil mengevakuasi jenazah Prajurit Satu (Pratu) Miftahul Arifin yang tewas tertembak dalam kontak senjata dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Nduga, Papua, Sabtu (16/4). Hingga kemarin jasad Pratu Mifthul masih berada di jurang.
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menyatakan proses evakuasi jasad Pratu Miftahul sempat tertunda lantaran kondisi cuaca. Kini pasukan TNI berfokus melanjutkan proses evakuasi jenazah. "Saat ini, konsentrasi evakuasi yang meninggal karena yang meninggal kemarin disampaikan terjatuh di jurang. Ini kita usahakan kita evakuasi," kata Yudo di Posko Lanud Timika, Selasa (18/4).
Yudo menyampaikan TNI sebelumnya fokus mengevakuasi prajurit yang luka-luka. Ada empat orang prajurit yang menderita luka tembak setelah kontak senjata dengan KKB. Yudo menjelaskan empat orang itu telah berhasil evakuasi. TNI kemudian langsung mengirim empat prajurit itu ke rumah sakit. Pada saat yang sama, masih ada empat prajurit yang hilang kontak. Yudo berkata TNI akan mencari empat orang tersebut.
"Empat orang yang kena luka lembak yang tadi baru dievakuasi semuanya. Dan mereka selamat semua. Yang masih belum terkonfirmasi sampai sekarang ini empat personel, masih kita cari bersama," ujar Yudo. Ia mengatakan personel yang dievakuasi telah dilarikan ke rumah sakit. Ia berharap para prajuritnya segera pulih kembali.
Sebelumnya, TNI dan KKB terlibat kontak senjata Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu (16/4). Bentrokan itu terjadi saat 36 orang prajurit TNI hendak mengevakuasi pilot pesawat Susi Air, Philip Mertens yang disandera KKB sejak awal Februari lalu. Prajurit yang berusaha menyelamatkan korban terus diserang KKB. Sehingga fokus mereka terbagi dua menyelamatkan korban dan mempertahankan diri. "Pasukan kita di samping masih mengamankan juga mempertahankan diri sehingga dari 36 sampai saat ini ada 1 yang meninggal Pratu Miftahul Arifin," kata Yudo.
Pratu Miftahul dilaporkan terjatuh ke jurang dengan kedalaman sekitar 15 meter. Kemudian, ketika Pratu Miftahul sedang dievakuasi, tiba-tiba KKB kembali menembak personel TNI lainnya. Dalam serangan itu 4 prajurit lain juga terluka akibat terkena tembak KKB. Selain itu, lima orang prajurit TNI dilaporkan masih hilang dan dalam pencarian usai kontak tembak dengan KKB.
Atas peristiwa itu, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mulai kemarin meningkatkan operasi di Papua menjadi operasi siaga tempur darat untuk melawan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). "Tentunya dengan kondisi seperti ini, khususnya di daerah tertentu kita ubah jadi operasi siaga tempur. Di TNI, di Natuna sana ada operasi siaga tempur laut, nah kalau di sini ada operasi siaga tempur darat, artinya ditingkatkan," kata Yudo.
Ia menuturkan peningkatan status operasi ini bertujuan agar naluri tempur prajurit TNI terbangun. "Tadinya soft approach, dengan hadapi serangan yang seperti ini pada 15 April lalu kita tingkatkan siaga tempur pasukan kita, sehingga naluri tempur terbangun," kata dia.
Meski demikian, ia memastikan operasi teritorial dan penegakan hukum juga tetap dilakukan TNI-Polri. Ia mengatakan operasi teritorial kerap dilakukan personel TNI-Polri dalam menjaga keamanan di Papua selama ini. "Selama ini kita masih teritorial, komunikasi sosial tetap kita lakukan, tapi ketika hadapi seperti ini lakukan siaga tempur," ucap dia.
Yudo juga memastikan serangan KKB itu tidak membuat TNI mengerahkan kendaraan tempur untuk membalas. Alutsista seperti helikopter disiapkan bukan untuk melawan tapi untuk evakuasi korban, memberikan bantuan medis maupun logistik. "Jadi heli itu untuk evakuasi, untuk dukung logistik. Penambahan (alutsista) tidak ada, ini sama dengan yang lalu. Heli hanya untuk tadi karena medan sulit sehingga harus gunakan heli untuk medis, dukung logistik dan sebagainya. Jadi kita tidak tambah alutsista, alutsistanya, ya, alutsista angkutan," jelas Yudo.
Begitu juga dengan pasukan. Yudo memastikan tidak akan menambah jumlah pasukan di Papua. Ia hanya akan melakukan rotasi prajurit yang sudah lama bertugas dengan yang baru. "Saya kira tidak ada penambahan pasukan. Saya sampaikan bahwa pasukan yang ada ini adalah pasukan rotasi, merotasi dari pasukan yang, ini termasuk yang pasukan tembak ini sudah hampir setahun bertugas. Tentunya ini akan kita tarik, kita rotasi pasukan yang baru," jelas Yudo.
Yudo mengatakan rotasi juga akan berdampak pada penarikan ribuan pasukan di wilayah lain di Indonesia, seperti Medan, Palembang, Kalimantan Tengah, Makassar, hingga Surabaya.
Akun Instagram Boy William Hilang Lagi, Gebetan Ayu Ting Ting: Aku Ngapain? Aku Bingung! |
![]() |
---|
Nikita Mirzani Kecewa Lolly Tak Mengapresiasi Kado Ulang Tahun yang Dikirim ke London |
![]() |
---|
Sebutkan Fungsi Karya Seni Rupa Daerah? Kunci Jawaban Kelas 5 Tema 9 Halaman 135 |
![]() |
---|
Presiden Jokowi Dituding Ingin Singkirkan Salah Satu Bacapres, Benny K Harman: Tak Boleh Cawe-cawe |
![]() |
---|
Banjir Diamond hingga Skin, Kode Redeem Free Fire FF Terbaru Hari Ini Selasa 30 Mei 2023 |
![]() |
---|