Warga Blokir Jalan

Warga Sungai Gelam Blokir Jalan, Yultasmi Minta Perusahaan Ikut Tanggung Jawab Perbaiki Jalan

Masyarakat menyebut jika pemerintah dan juga pihak perusahaan yang ada di sana tutup mata dengan penderitaan masyarakat

Penulis: Muzakkir | Editor: Teguh Suprayitno
Tribunjambi/Muzakkir
Puluhan truk pengangkut batubara dan sawit tak bisa bergerak setelah jalan diblokir warga Sungai Gelam. 

 

TRIBUNJAMBI.COM, SENGETI -- Puluhan warga Desa Air Merah, Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi memblokir jalan yang rusak akibat dilalui angkutan tambang.

Masyarakat menyebut jika pemerintah dan juga pihak perusahaan yang ada di sana tutup mata dengan penderitaan masyarakat.

Masyarakat tidak akan membuka blokir jalan tersebut sampai ada perbaikan oleh instansi terkait.

Ruas jalan ini sudah lama rusak. Kondisinya jika hujan berlumpur bak kubangan kerbau, jika panas penuh dengan debu.

Setiap hari, di kawasan ini melintas puluhan bahkan ratusan kendaraan yang bertonase besar, seperti truk pengangkut sawit dan truk batubara. Akibat pemblokiran itu ratusan truk batubara yang hendak melintas terpaksa tidak beroperasi.

Warga menyebut, semakin hari kondisi jalan semakin rusak. Meski demikian, tidak ada perhatian dari pemerintah ataupun pihak perusahaan yang notabene sebagai perusak jalan.

Baca juga: Protes Jalan Rusak, Warga Sungai Gelam Blokir Jalan

Syafrizal warga setempat menyebut jika jalan tersebut sudah lama rusak namun belum diperbaiki. Selain itu, dirinya juga menyayangkan dengan minimnya kontribusi dari perusahaan pertambangan yang ada di sana.

"Saya sangat prihatin dengan kondisi ini, padahal banyak perusahaan Pertambangan di sana tapi minim kontribusi," kata Syafrizal.

Dengan kondisi ini, warga kesulitan untuk melintas termasuk anak-anak sekolah yang terhambat karena jalan tersebut rusak. Bahkan ada yang sampai jatuh masuk ke dalam lumpur.

"Maunya ada tindakan tegas dari pemerintah untuk menertibkan perusahaan yang bandel tidak mau ikut memperbaiki jalan, karena itu jalan umum bukan jalan khusus tambang," tegasnya.

"Aturannyanya jelas pertambangan di larang melewati jalan umum harus membuat jalan khusus tambang," sambungnya.

Kadis PUPR Kabupaten Muaro Jambi Yultasmi ketika dikonfirmasi menyebut jika ruas jalan itu bukanlah ruas jalan yang diperuntukkan untuk pertambangan.

"Kapasitas jalan tidak sesuai. Itu bukan jalan tambang," kata Yultasmi.

Baca juga: Gubernur Jambi Minta Tiga Mentri Rapat Setelah Jalan Nasional Ditutup untuk Angkutan Batu Bara

Kata Yultasmi, jika dilihat dari banyaknya truk batubara dan sawit melintas di sana, mustahil jika jalan tersebut diperbaiki sementara dengan program Gerakan Sapu Lobang (GSL) karena baru dibangun sudah pasti akan hancur lagi.

"Kalau diperbaiki dengan GSL percuma. Baru diperbaiki langsung hancur," katanya.

Untuk itu, dirinya berharap agar perusahaan yang melintas di kawasan tersebut ikut andil melakukan perbaikan agar jalan ini bisa dilalui kembali.

"Perusahaan juga harus tanggung jawab untuk perbaikinya," imbuhnya.

Sumber: Tribun Jambi
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved