Pembunuhan Berantai

2 Tahun Tak Pulang, Pasutri Asal Lampung Jadi Korban Pembunuhan Berantai Mbah Slamet: Pekerja Bordir

Pasutri asal Lampung dua tahun tidak pulang ternyata jadi korban pembunuhan berantai yang dilakukan Mbah Slamet, dukun pengganda uang di Banjarnegara

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Tribun Lampung
Pasutri asal Lampung dua tahun tidak pulang ternyata jadi korban pembunuhan berantai yang dilakukan Mbah Slamet, dukun pengganda uang di Banjarnegara 

Sanjaya menyebut, ia telah diberikan kabar secara langsung oleh Bupati Pesawaran, Dendi Ramadhona terkait peristiwa tersebut.

“Saya sudah mendapat telfon dari beliau dan membenarkan kabar tersebut dan memastikan hal itu benar,” ucap dia.

Dimana kabar dari bupati tersebut disampaikan dari Polda Jawa Tengah.

Disamping itu, Sanjaya juga mengatakan, akan terus melakukan pengurusan pemulangan jenazah setelah proses autopsi selesai.

Anak Berangkat ke Bannjarnegara Tes Ante Mortem

Keluarga pasutri yang menjadi korban pembunuhan berantai Mbah Slamet, dukun pengganda uang berangkat Banajarnegara, Jawa Tengah.

Baca juga: Identitas 6 dari 12 Korban Pembunuhan Mbah Slamet Diketahui, Warga Palembang, Lampung dan Sukabumi

Keberangkatan mereka akan menjalani tes ante mortem untuk memastikan korban yang dibunuh tersebut.

Data ante mortem diperlukan pihak kepolisian untuk mencocokkan data korban dengan pihak keluarga, meliputi pakaian yang dikenakan, perhiasan, aksesori, tanda lahir, tato, bekas luka, atau sampel DNA dari anggota keluarga kandung.

Diketahui, empat warga Pesawaran, Lampung diduga menjadi korban pembunuhan Mbah Slamet yang merupakan dukun pengganda uang di Banjarnegara, Jawa Tengah.

Keempat orang itu merupakan dua pasangan suami istri.

Adapun empat korban pembunuhan dukun pengganda uang Mbah Slamet di Banjarnegara adalah dua pasutri bernama Irsad dan Wahyu Triningsih serta Suheri dan Riani.

Kabid Humas Polda Lampung Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad mengatakan, keluarga korban sudah berangkat ke Banjarnegara, Jawa Tengah.

"Jadi ada empat orang dari dua keluarga korban yang mendampingi untuk melaksanakan tes kecocokan ante mortem," kata Pandra, Kamis (6/4/2023).

Ia mengatakan, salah satu anggota keluarga korban yang berangkat ke Banjarnegara yakni Alda Cahya Fisabililah.

Ia merupakan anak kandung pasutri Irsad dan Wahyu Triningsih.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved