Tausiah Ramadan
Pandangan Tentang Hidup di Dunia Menurut Ustaz Anwar Sadat
Oleh karena itu Rasulullah shalallahu alaihi wassalam menggariskan ada perbedaan antara kita orang Islam, orang yang beriman kepada Allah, orang yang
Penulis: Ade Setyawati | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
Dunia adalah tempat singgah kita sementara oleh karena itu kita jangan terjebak ketika kita hidup di dunia mengatakan bahwa dunialah segala-galanya
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu bissmillahirrahmanirrohim Alhamdulillah, Alhamdulillah Hirobbil alamin wassalatu wassalamu ala asrofil anbiya-i wal mursalin Syaidina Wamaulana Muhammadin wa ala alihi washahbihi ajmain
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah, sebagai manusia tentu ada standarisasi ada penilaian siapapun kita, penilaian-penilaian yang dimaksud ialah tentang status seseorang, tentang kebahagiaan seseorang, tentang kemuliaan seseorang.
Oleh karena itu Rasulullah shalallahu alaihi wassalam menggariskan ada perbedaan antara kita orang Islam, orang yang beriman kepada Allah, orang yang beramal shalih kepada Allah.
Dengan orang - orang yang tidak beriman kepada Allah, maka yang kita ikuti adalah orang - orang yang beriman kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.
Lalu bagaimana orang yang beriman kepada Allah, didalam menyukai kehidupan sehari-hari?
Ada beberapa hal yang patut kita teladani, patut kita awasi, patut kita jadikan sebuah peringatan didalam menapaki kehidupan kita di atas dunia.
Pertama adalah Rasulullah shalallahu alaihi wassalam mengatakan jangan kita menjadikan "addunya hawahum" dunia itu ada untuk menumpahkan segala keinginan dan hawa nafsu kita segala-galanya hawa nafsu kita.
Artinya menjadikan dunia segala-galanya padahal Rasulullah shalallahu alaihi wassalam mengatakan bahwa dunia itu bersawah ladang dan Allah Subhanahu wa ta'ala dalam Al-Quran mengingatkan kita juga "addunya mata'ul ghurur" dunia adalah tempat tipu daya.
Dunia adalah tempat singgah kita sementara oleh karena itu kita jangan terjebak ketika kita hidup di dunia mengatakan bahwa dunialah segala-galanya, sehingga kita tidak punya peluang sedikitpun untuk beramal akhirat yang menjadi tempat tujuan kita yang sesungguhnya, tempat tujuan kita yang abadi nanti di akhirat kelak
Kaum muslimin, lalu yang ke dua ialah Rasulullah shalallahu alaihi wassalam mengingatkan kepada kita bahwa orang-orang yang hidupnya di dunia itu orang-orang yang kecendrungan mereka dengan kehidupan dunia ialah "sarafuhum matauhum" menganggap bahwa kemuliaan itu terletak pada apa yang ia miliki berupa materi.
Misalnya dia menjadi orang yang kaya raya maka kemudian dia menjadi mulia orang yang punya pangkat dan jabatan yang tinggi lalu dengan pangkat dan jabatan yang tinggi ia menjadi mulia, tidak samasekali bahwa kemuliaan seseorang itu bukan terletak pada harta benda, kemuliaan seseorang bukan terletak pada pangkat dan jabatan tetapi kemuliaan seseorang terletak pada akhlak, akhlakkul Karima, Budi pekerti tingkah laku dan sikap dia didalam kehidupan sehari-hari, mengindahkan apa yang disampaikan oleh Allah dalam Alquran dan mengikuti jejak-jejak nya rasulullah dan para sahabat-sahabat beliau dalam menapaki kehidupan di dunia ini.
Kaum Muslimin muslimat rahimakumullah, lalu yang ke tiga ialah jangan kecendrungan kita ini "nissauhum kiblatuhum" kecendrungan moderen hari ini menjadikan perempuan sebagai kiblat artinya perempuan sebagai model perempuan menjadi roel menjadikan sebuah paradog ada semacam benturan yang memang kita harus hati-hati menyikapi hal ini.
Boleh kita mengangkat harkat, derajat dan martabat perempuan tapi jangan sampai kemudian kita meletakkan perempuan itu sebagai kiblat.