Kasus Mutilasi
Kata Psikolog Soal Mutilasi di Sleman: Pinjol Menyeramkan, Lebih Takut Diancam Debt Collector
Pakar Psikologi tanggapi motif pembunuhan dan mutilasi perempuan di Sleman, Yogyakarta yang dilatarbelakangi terlilit hutang pinjol
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
TRIBUNJAMBI.COM - Pakar Psikologi tanggapi motif pembunuhan dan mutilasi perempuan di Sleman, Yogyakarta yang dilatarbelakangi ingin menguasai harta karena terlilit hutang pinjaman onlne (pinjol).
Tanggapan tersebut disampaikan Pakar Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM ), Prof Koentjoro MBSc PhD.
Dia menjelaskan bahwa dunia pinjol tersebut sangat menyeramkan.
Hal itu karena kasus mutilasi di Sleman ternyata disebabkan oleh pelaku yang ingin menguasai harta korban.
Hal ini karena pelaku terlilit hutang pinjol hingga Rp 8 juta di tiga aplikasi.
Dia melakukan pembunuhan lantaran tidak tahu harus mendapatkan uang dari mana agar bisa membayar cicilannya.
Prof Koentjoro menjelaskan bahwa keberadaan pinjol itu bisa menjadi momok yang begitu menakutkan bagi sebagian orang yang memang terlilit.
“Dunia pinjol itu menyeramkan. Dari kronologi yang saya baca, pelaku ini pada akhirnya memilih untuk membunuh perempuan itu, tiada iba, karena merasa ada ancaman yang lebih besar,” ujar Koentjoro kepada Tribun Jogja, Rabu (22/3/2023) malam.
Baca juga: Calon Suami Tak Tahu Calon Istri Jadi Korban Mutilasi Hingga 65 Bagian, Rencana Menikah Usai Lebaran
Baca juga: Saat Suami Cari Nafkah Hingga ke Taiwan, Istri Malah Selingkuh dengan Suami Bu Kades Hingga Hamil
Dia menekankan, ada perasaan ketakutan dari pelaku yang menyebabkan pikirannya kalut dan memutuskan untuk mengakhiri hidup korban yang ia temui di sebuah wisma di Kaliurang, Sleman .
“Bagi dia, nilai Rp 8 juta itu susah untuk dicari dan lebih besar risiko diancam oleh debt collector daripada risiko membunuh. Maka, dia merancang untuk membunuh dan menguasai hartanya,” tutur dia.
Meski terdengar sepele, tetapi Koentjoro tak bisa menafikkan ada saja orang yang menempuh segala cara untuk mendapatkan sejumlah harta agar tidak ditekan oleh penagih utang.
Terbukti, pelaku sudah merancang untuk membunuh korban dengan membawa sejumlah barang-barang yang tidak dibawa orang biasa ketika sedang bertemu orang lain, seperti pisau komando, cutter dan gorok.
“Pinjol itu harus ditertibkan betul, karena dunia pinjol itu hubungannya bukan si peminjam dengan perusahaan, tapi dengan debt collector dan itu bisa mengerikan bagi sebagian orang,” jelasnya.
Relasi Kuasa