3 Jenazah Korban Kebakaran Depo Pertamina Plumpang Berhasil Diidentifikasi, Ini Identitasnya
Rumah Sakit Polri berhasil identifikasi tiga jenazah korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, Minggu (5/3/2023).
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
TRIBUNJAMBI.COM - Rumah Sakit Polri berhasil identifikasi tiga jenazah korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, Minggu (5/3/2023).
Diketahui belasan orang meninggal dunia akibat kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara yang terjadi pada Jumat (3/3/2023) itu.
Sejauh ini, RS Polri menerima 15 kantung jenazah dan satu body part atau potongan tubuh.
Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Polri, Brigjen Pol Haryanto menyebutkan ada tambahan satu jenazah yang teridentifikasi, sehingga total tiga jenazah korban pada Minggu, kemarin.
Adapun jenazah yang berhasil teridentifikasi tersebut, atas nama Iriana seorang perempuan berusia 61 tahun.
"Jenazah dengan nomor PM 016 Plumpang/RS Polri cocok dengan data AM nomor 012 teridentifikasi sebagai Iriana perempuan 61 tahun yang beralamat di Kampung Bendungan melayu rt 06 rw 01 Desa Rawa Badak Selatan, kecamatan Koja, Jakarta Utara," katanya, dikutip Tribunnews.com dari kanal YouTube Kompas TV, Senin (6/3/2023).
Haryanto menyatakan, jenazah Iriana berhasil teridentifikasi berdasarkan tes sidik jari dan gigi.
Baca juga: Anies Baswedan Jadi Sorotan di Kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Terbitkan Izin Mendirikan Bangunan
Selain itu, Haryanto mengatakan, tim kedokteran RS Polri berhasil mengidentifikasi jenazah Irian berdasarkan catatan medis.
"Teridentifikasi berdasarkan sidik jari, gigi dan catatan medis," lanjutnya.
Sebelumnya, Tim Disaster Victim Identification (DVI) RS Polri telah mengidentifikasi dua jenazah korban kebakaran pada Sabtu (4/3/2023).
Dua jenazah itu, yakni bernama Sahrul Hidayatullah yang teridentifikasi melalui jari tengah dan satu jenazah bernama Muhamad Bukhori, teridentifikasi melalui sidik jari bagian jempol.
"Jadi jumlah total yang sudah teridentifikasi sampai saat ini Minggu (5/3/2023) pukul 16.00 sejumlah 3 korban," jelas Haryanto.
Sementara itu, untuk korban luka per 5 Maret 2023 di Sakit Pusat Pertamina (RSPP) berjumlah 24 orang.
Direktur Utama Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), dr Theryoto, menjelaskan secara umum kondisi luka bakar yang dialami oleh korban kebakaran Depo Pertamina di Plumpang Jakarta Utara hingga Minggu (5/3/2023).
Theryoto mengatakan, saat ini terdapat 13 pasien yang dirawat di ruang ICU dan 11 lainnya dirawat di ruang nok ICU.
Rinciannya, sebanyak 13 pasien yang dirawat di ruang ICU mengalami luka bakar di atas 70 persen.
Kemudian, 22 pasien yang dirawat di ruang non ICU, mengalami luka bakar bervariasi antara 30 persen sampai 70 persen.
Terpisah, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, mengatakan akibat kebakaran ada 49 orang mengalami luka berat, 2 orang mengalami luka sedang, dan 18 orang belum diketahui keberadaannya.
Adapun seluruh korban luka saat ini sudah mendapat perawatan intensif di sejumlah rumah sakit.
Rinciannya, RSCM 1 orang, RSPP 25 orang, RS Pelabuhan 2 orang, RS Tugu 1 orang, RS Koja 2 orang, RS Yarsi 2 orang, RS Firdaus 1 orang, RS Pertamina Jaya 1 orang dan RS Pekerja 2 orang.
Baca juga: Ahli Kimia dan Akademisi Dilibatkan Polisi Ungkap Penyebab Kebakaran Depo Plumpang Pertamina
Terkait jumlah pengungsi korban kebakaran, Suharyanto menyebut, terdapat 1.085 warga yang masih mengungsi di sejumlah tempat pengungsian.
"Pengungsian ini 1.085 jiwa pengungsi yang terdata, itu tersebar di seluruh tempat pengungsian. Memang tempatnya kan tidak bisa terpusat jadi satu."
"Jadi ada yang di Kantor PMI, ada yang di Masjid As-Sholihin, ada di kantor kelurahan, ada di Rawa Badak Selatan, ada di Gedung Golkar Walang, ada di kantor Kementrans dan energi, ada di Masjid Al Muhajirin, ada di Pulomas, dan tentu juga ada di tenda-tenda yang dibangun di tempat ini," ungkapnya, Minggu (5/3/2023)
Berdasarkan data yang dihimpun sementara, sebanyak 297 warga masih bertahan di dua titik.
Namun, berdasarkan data RPTRA Rasela dan PMI Jakut, data per 5 Maret 2023, ada 421 orang yang masih mengungsi.
Diketahui, Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara kebakaran pada Jumat (3/3/2023) malam.
Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 20.16 WIB.
Belasan Orang Meninggal Dunia
Akibat kebakaran Depo Pertamina Plumpang, belasan orang dikabarkan meninggal dunia.
Hingga Sabtu (4/3/2023) malam, Posko Koramil Koja 01 mencatat sebanyak 19 orang meninggal dunia.
Sementara tiga orang masih tertimbun reruntuhan.
Sedikitnya ada 516 orang terdampak dan sedang mengungsi di RPTRA Rasela, Kelurahan Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara.
Pengelola RPTRA Rasela, Febri Anna mengatakan, para pengungsi terdiri dari orang dewasa dan sebagian lanjut usia, balita, hingga ibu hamil.
Baca juga: Kisah Pilu Korban Kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Ibu & Uang Rp 120 Juta untuk Naik Haji Terbakar
"Sejauh ini yang diungsikan di RPTRA Rasela ada 516 jiwa. Itu 140 KK, lansia ada 28 orang, balita 41 orang, serta ibu hamil empat orang," kata Febri Anna.
Adapun para korban terdampak tidur di dalam tenda-tenda yang dibuka berbagai instansi, seperti BPBD DKI Jakarta, Polri, dan TNI.
Anies Baswedan Jadi Sorotan
Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menjadi sorotan pasca insiden kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara.
Dia menjadi perbincangan dan viral di media sosial pasca kejadian yang terjadi pada Jumat (3/3/2023) itu.
Anies diminta bertanggungjawab atas peristiwa itu hingga menyebabkan korban berjatuhan.
Sekretaris Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta William Aditya Sarana mengkritisi kebijakan Anies BAswedan saat menjabat gubernur.
Saat itu Anies menerbitkan surat izin mendirikan bangunan (IMB) di Kawasan Tanah Merah, yakni lokasi di sekitar depo tersebut.
Menurutnya, Anies yang kala itu menjabat sebagai orang nomor satu di DKI, seharusnya tak menerbitkan IMB tersebut.
"Harusnya pak Anies mengajak warga untuk pindah ke lokasi yang aman. Ini malah dikasih IMB," kata William pada Minggu (5/3/2023) dikutip dari TribunJakarta.com.
Pihaknya mempertanyakan alasan Anies Baswedan memberikan izin pendirian bangunan tersebut hingga akhirnya berakibat fatal.
Seharusnya, kata William, Anies Baswedan bisa lebih tegas terhadap hal ini.
"Ini pembelajaran penting, pemimpin harus punya ketegasan."
Baca juga: Perempuan Hamil Muda di Batanghari Dirudapaksa Sepupu Suami, Korban Depresi Berat
"Jangan cuma mau ambil kebijakan yang enak didengar tapi bisa mencelakakan masyarakat," jelas William.
Pihaknya juga memperbandingkan kebijakan yang dibuat Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok saat menjabat Mantan Gubernur DKI.
Ahok, kata William, pernah mengajak warga untuk pindah karena keberadaan permukiman di dekat Depo Pertamina sangat berbahaya.
Menurutnya, ketegasan yang ditunjukan Ahok ini sepatutnya ditiru oleh para pemimpin.
"Pak BTP dulu pernah mengajak warga untuk pindah karena memang tidak aman jika ada pemukiman dekat Depo Pertamina."
"Ketegasan pak BTP harus ditiru oleh pemimpin politik, walaupun terkadang tidak nyaman, tapi kebijakan penting diambil untuk keselamatan masyarakat sendiri," jelas William.
Lebih lanjut, pihaknya mengingatkan agar Pemprov DKI agar memenuhi kebutuhan dasar dan hak-hak dari para korban.
"Pemprov DKI Jakarta sekarang harus fokus menyelamatkan warga. Jangan sampai kejadian ini terulang."
"Pastikan mereka sekarang punya tempat tinggal yang aman dan korban dapat pengobatan gratis," ujar William.
Sementara di media sosial, viral ucapan janji politik Anies Baswedan terhadap warga Plumpang.
Hal itu disandingkan warganet dengan statement Ahok yang menentang warga tetap tinggal disitu. Ahok saat itu menyarankan agar warga direlokasi.
Evaluasi
Sementara itu, Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) meminta Menteri BUMN Erick Thohir untuk melakukan evaluasi terhadap jajaran direksi Pertamina terkait kebakaran ini.
PB HMI menyebut evaluasi tersebut sebagai bentuk pertanggungjawaban.
"Kami minta Pak Erik Tohir segera mengevaluasi seluruh jajaran direksi pertamina sebagai bentuk pertanggungjawaban atas insiden ini," tegas Ketua PB HMI Bidang Pembangunan Energi, Migas dan Minerba, Muhamad Ikram Pelesa, Minggu (5/2/2023).
Ikram mendesak aparat penegak hukum, khususnya Polri untuk mengusut tuntas kebakaran di Depo Pertamina Plumpang dengan tuntas.
Pasalnya, Ikram menduga ada kelalaian pihak pertamina dalam melakukan pemeliharaan terhadap pipa penampung dan penyalur Bahan Bakar Minyak (BBM) yang telah berusia puluhan tahun menjadi faktornya.
"Konstruksi pipa penampung dan penyalur BBM milik Depo Pertamina Plumpang telah berusia puluhan tahun sejak 1974, mestinya pemeliharaan dan perawatannya diperhatikan."
Pihak Pertamina harus bertanggungjawab atas korban jiwa dan kerugian negara yang ditimbulkan akibat ledakan tersebut," jelas Ikram.
Baca berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Indra Bekti Diduga Batal Bercerai dengan Aldila Jelita, Saling Pelukan saat Dipertemukan Sahabatnya
Baca juga: Resep Nasi Goreng Bumbu Rendang, Tambahkan Bakso Sapi dan Kacang Polong
Baca juga: AS Roma Kalahkan Juventus, Skor 1-0 Bawa Tim Jose Mourinho Imbangi AC Milan
Baca juga: Kapan Jadwal Puasa Nisfu Syaban? Hukum Puasa Sunnah dan Niat Puasa
Artikel ini diolah dari Tribunnews.com
kebakaran
Depo
Pertamina
Anies Baswedan
Jakarta Utara
DKI Jakarta
jenazah
Rumah Sakit Polri
identifikasi
Tribunjambi.com
Anies Baswedan Jadi Sorotan di Kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Terbitkan Izin Mendirikan Bangunan |
![]() |
---|
Ahli Kimia dan Akademisi Dilibatkan Polisi Ungkap Penyebab Kebakaran Depo Plumpang Pertamina |
![]() |
---|
Dugaan Penyebab Kebakaran Depo Pertamina Plumpang Dipegang Kapolri, Simak Penjelasannya |
![]() |
---|
Presiden Jokowi Beri Waktu 2 Hari ke Pertamina dan Pj Gubernur DKI Selesaikan Masalah Depo Pertamina |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.