Perang Rusia Ukraina

Terungkap Pasukan Khusus Inggris Ikut Berperang di Ukraina Hadapi Rusia

Sejumlah tentara asing termasuk Inggris diduga turut terlibat di medan perang hadapi invasi Rusia

Penulis: Heri Prihartono | Editor: Heri Prihartono
Wikipedia/DefenceImagery.mod.uk/Cpl Jamie Hart
  Tentara Angkatan Darat Inggris sedang berada di kubu pertahanan saat mengikuti latihan tempur darat di Kenya, Afrika. Pasukan Inggris kini dipersiapkan jika harus bertempur melawan tentara Rusia di perang Eropa.  

TRIBUNJAMBI.COM - Tentara Ukraina tak sendirian di medan perang hadapi invasi Rusia, ada sejumlah tentara asing termasuk Inggris.

Tak diketahui seberapa besar kekuatan tentara asing di Ukraina, namun pastinya mereka berada di medan tempur.

Hal ini disampaikan  jenderal senior Marinir Angkatan Laut Kerajaan Inggris, Letnan Jenderal Robert Magowan di jurnal militer Inggris yang dikutip  The Times, Selasa (13/12/2022)..

Dibeberkannya jika pasukan komando Marinir Inggris menjalankan operasi-operasi berisiko tinggi di Ukraina.

Sayangnya klaim Rusia bahwa pasukan NATO aktif di Ukraina telah dibantah oleh analis dan media barat.

Begitu pecah pertempuran 24 Februari 2022, 45 prajurit Komando Marinir Kerajaan Inggris meninggalkan Ukraina setelah mengevakuasi kedutaan Inggris di Kiev ke Polandia.

Namun, sekitar 300 anggota unit elite dikirim kembali ke negara itu pada April untuk membangun kembali misi Inggris di Kiev.

“Sebelum melakukan operasi rahasia lainnya," tulis Robert Magowan menurut sebuah laporan The Times.

Menurut Magowan, operasi ini berlangsung di lingkungan yang sangat sensitif dan dengan tingkat risiko politik dan militer yang tinggi.

 

Kementerian Pertahanan menolak untuk mengkonfirmasi laporan sebelumnya tentang pasukan khusus Inggris yang melatih pasukan Ukraina di Kiev pada April.

Putin Marah

 Vladimir Putin bertekat untuk terus menyerang infrastruktur Ukraina meski dampaknya cukup besar.

Rencana ini disampaikan Putin kepada Kanselir Jerman Olaf Scholz melalui telepon, Jumat (2/12/2022).

"Tercatat bahwa Angkatan Bersenjata Rusia telah lama menahan diri dari serangan rudal presisi terhadap target tertentu di wilayah Ukraina," kata Olaf membacakan panggilan telepon Rusia pada Jumat (2/12/2022), dikutip dari Oil Price.

"Tapi sekarang tindakan seperti itu telah menjadi tanggapan yang dipaksakan dan tak terelakkan terhadap serangan provokatif Kyiv terhadap infrastruktur sipil Rusia."

Sementara itu dampak invasi Rusia,  6 juta rumah tangga Ukraina masih hidup tanpa listrik.

Kyiv kini berjuang  memulihkan listrik dan pemanas di musim dingin dibantu Uni Eropa dan sejumlah negara lainnya.

Perang ini semakin mengkahwatirkan bahkan menambah derita warga.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg dan mantan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, perang Rusia vs Ukraina bisa berlangsung selama beberapa tahun.

Presiden Volodymyr Zelensky mengkhawatirkan negaranya yang terus diserang Kremlin.

Dilansir Independent, Zelensky berharap pada bantuan PBB untuk mengatasi negaranya.

"Hari ini kami telah menerima 70 rudal. Itulah formula teror Rusia,” kata Zelensky melalui panggilan video ke ruang dewan PBB di New York, Kamis (24/11/2022).

Sejumlah fasilitas seperti rumah sakit, sekolah, infrastruktur transportasi, dan daerah pemukiman juga semuanya terkena serangan Rusia.

Kiev menanti "reaksi yang sangat tegas" dari dunia terhadap serangan udara Rusia hari Rabu, tambahnya.

 

Dia juga menyerukan agar Kremlin tidak memberikan suara pada keputusan apa pun terkait tindakannya.

“Kita tidak bisa menjadi sandera satu teroris internasional,” katanya.

“Rusia melakukan segalanya untuk membuat generator energi menjadi alat yang lebih kuat daripada Piagam PBB.”

Dikutip dari laman euractiv,    Zelenskyy meminta masyarakat untuk menghemat listrik.

Saat ini wilayah dengan kondisi yang parah ada di Kyiv, Vinnytsia di barat daya, Sumy di utara, dan Odesa di Laut Hitam.

Zelenskyy mengatakan bahwa setengah dari kapasitas listrik negara itu telah dihancurkan oleh roket Rusia.

“Kerusakan sistematis pada sistem energi kita akibat serangan teroris Rusia sangat besar sehingga semua orang dan bisnis kita harus berhati-hati dan mendistribusikan kembali konsumsi mereka sepanjang hari,” kata Zelenskyy dalam pidato video malamnya.

“Cobalah untuk membatasi konsumsi listrik pribadi Anda.”

Jutaan orang Ukraina kemungkinan besar hidup dengan pemadaman listrik – kejadian sehari-hari di seluruh negeri – setidaknya hingga akhir Maret, kata kepala penyedia energi utama, Senin (21 November).


“Persiapkan pakaian hangat, selimut, pikirkan opsi yang akan membantu Anda menunggu pemadaman yang lama,” kata Kovalenko. "Lebih baik melakukannya sekarang daripada sengsara." ujarnya.

Pihak berwenang di ibukota Ukraina, Kyiv, memperingatkan kota itu dapat menghadapi "penutupan total" jaringan listrik saat musim dingin tiba.

“Sayangnya Rusia terus melakukan serangan rudal terhadap infrastruktur sipil dan kritis Ukraina. Hampir setengah dari sistem energi kita dinonaktifkan,” kata Denys Shmyhal, yang dikutip dari Al Jazeera.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan sekitar 10 juta orang di Ukraina hidup tanpa listrik. Dia mengatakan pihak berwenang di beberapa daerah Ukraina memerintahkan pemadaman listrik darurat.

Operator jaringan listrik nasional Ukraina Ukrenergo mengatakan Rusia telah meluncurkan enam serangan rudal berskala besar terhadap infrastruktur energi Kyiv antara 10 Oktober hingga 15 November.

Rusia telah melakukan serangan signifikan di seluruh Ukraina setelah jembatan utama yang menghubungkan Semenanjung Krimea rusak sebagian akibat ledakan pada Oktober.

Moskow menyalahkan Kyiv atas ledakan itu, tuduhan yang telah dibantah Ukraina.

Dengan suhu turun hingga nol derajat dan salju pertama tahun ini telah terlihat di Kyiv, para pejabat Ukraina bekerja untuk memulihkan jaringan listrik nasional setelah Rusia melakukan pemboman terberat terhadap infrastruktur sipil Ukraina dalam perang yang sudah berlangsung sembilan bulan ini.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memperingatkan bencana kemanusiaan di Ukraina pada musim dingin ini karena kekurangan listrik dan air.

“Kami sedang mempersiapkan skenario yang berbeda, termasuk penutupan total,” kata wakil kepala pemerintah kota Kyiv, Mykola Povoroznyk.

 Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan pasukannya telah menggunakan senjata jarak jauh pada Kamis (17/11/2022) untuk menyerang fasilitas pertahanan dan industri Ukraina, termasuk "fasilitas pembuatan rudal".

Artikel ini diolah dari TRIBUNNEWS.COM

Baca juga: Gara-gara Perang Ukraina vs Rusia, Stok Senjata NATO Semakin Menipis

Baca juga: Belarus Terancam Terlibat Perang Ukraina dan Rusia, Sosok Ini Minta Waspada Provokasi Barat

Baca juga: Sidang Ferdy Sambo Digelar Tertutup untuk 4 Saksi Ahli, Ini Penjelasan Majelis Hakim

 

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved