Berita Batanghari
Derita Sopir Truk Batubara di Jambi Terlantar di Jalan Usai Operasional Disetop: Anak Istri Kasihan
Sejak diberhentikan sementara operasional oleh Polda Jambi dan Pemerintah Provinsi Jambi, para truk batubara mengalami penurunan pendapatan.
Penulis: A Musawira | Editor: Teguh Suprayitno
TRIBUNJAMBI.COM - Aktivitas angkutan batubara keluar dari mulut tambang di Jambi hingga kini masih dihentikan sementara.
Sebelumnya kebijakan ini resmi dikeluarkan oleh Polda Jambi, pada Senin 21 November 2022.
Semua angkutan batubara hanya boleh menunggu di mulut tambang, hingga perbaikan jalan Bulian - Tembesi selesai diperbaiki.
Di sisi lain ada penderitaan serius oleh sejumlah truk batubara.
Sejak diberhentikan sementara operasional oleh Polda Jambi dan Pemerintah Provinsi Jambi, para truk batubara mengalami penurunan pendapatan.
Parahnya lagi, beberapa sopir pun harus terlantar karena tak bisa pulang berkumpul bersama keluarga.
Baca juga: Nur Tri Kadarini Minta Kasus Pelecehan Seksual di RSUD Raden Mattaher Diusut Tuntas
Baca juga: Dugaan Pemotongan Gaji Guru Honorer, Kepala Dinas Pendidikan Panggil Kepsek SMP 2 Merangin
Rendi Agus Putra, satu diantara sopir truk batubara kini harus menahan derita karena terlantar.
Bahkan kini ia tak memiliki uang untuk biaya hidupnya sehari-hari.
Saat ini ia bersama romobongan hanya parkir di pinggir jalan sambil menunggu bisa beroperasi lagi.
"Uang sudah habis, ini hanya pinjam sesama teman aja untuk makan," ungkap Rendi, Rabu (30/11/2022).
Biasanya Rendi diberikan oleh perusahaan sekitar Rp 500 ribu dalam sekali jalan.
Uang tersebut disisihkannya untuk menafkahi anaknya.
Akibat menunggu perbaikan jalan, Rendi pun tak bisa memberikan nafkah kepada istri dan dua anaknya di rumah.
"Biasa bawa bekal makan dari rumah sekarang dak bisa," katanya.

"Istri sama anak juga saya suruh utang di toko untuk makan menjelang aku pulang," tutur Rendi.
Ia pun beraharap perbaikan jalan ini bisa segera dipercepat agar ia bisa pulang dan berkumpul bersama keluarga.
"Kalau tidak kerja gak gerak mana kami dapat uang. Kasihan keluarga," ujarnya.
Sama halnya dengan Agus, yang ikut terlantar di jalan menunggu perbaikan jalan selesai.
Bahkan Agus sempat menggadaikan ponselnya untuk makan dirinya di jalan.
"Kemarin aku gadai hape aku, dak ada duit lagi," ungkapnya.
Beberapa kali ia harus menahan tangis ketika istri dan anaknya menelpon kabarnya yang tak pulang.
"Kasihan anak istri di rumah, mereka nelpon terus kapan pulang bapak, mau nangis saya," kata Agus.
Sejauh ini, kata Ujang di Terminal Muara Bulian setidaknya tersisa 10 unit angkutan batu bara yang gantung dan masih menunggu informasi selanjutnya untuk melintas.
"Saya sudah 6 hari di terminal. Kalau bisa kami diperbantukan. Saya sudah sampaikan ke keluarga, mereka merasa prihatin bahkan saya semalam ada dibekalin uang jalan sama keluarga,”
“Selama di sini saya tidak bisa mengirim uang ke keluarga. Selama di sini makan saja kita hemat-hemat,” pungkasnya.
Butuh 10 Hari Perbaikan
Sementara itu Satgaswas Angkutan Batu Bara Provinsi Jambi sempat meninjau perbaikan jalan di poros Jalan Bulian-Tembesi di Kelurahan Sridadi RT 09, Rabu (30/11/2022).
Satgawas Angkutan Batu Bara Provinsi Jambi itu terdiri dari Polri, TNI, Dinas Perhubungan Provinsi Jambi, Asosiasi Batu Bara Provinsi Jambi dan para tokoh masyarakat.
Peninjauan ini didampingi Kapolres Batanghari, AKBP Bambang Purwanto, Kasat Lantas dan Kasat Reskrim Porlres Batanghari dan juga disaksikan tokoh masyarakat Kelurahan Sridadi.
Saat peninjauan Satgaswas disambut oleh pihak rekanan yang mengerjakan jalan itu.
M Faisal satu diantara Tim yang tergabung dalam Satgaswas menyampaikan bahwa setelah jalan ini diperbaiki baru boleh dilalui oleh angkutan batu bara.
"Jadi saat ini pertanyaannya kapan bisa dilalui jalan ini? sebab asosiasi ini masih menunggu dan tergantung dengan progres perbaikan jalan," katanya saat berdiolog bersama rekanan.
Diketahui perbaikan jalan ini dilakukan beberapa hari belakangan ini.
Jalan nasional itu rusak mengakibatkan kerap terjadi kemacetan kendaraan batu bara.
Alhasil, selagi jalan ini diperbaiki waktu operasional truk batu bara dihentikan sementara waktu keluar dari mulut tambang.
“Saat ini pengerajaan jalan pengerukan yaitu tahap pertama. Kami butuh waktu 10 hari, karena memang kerusakan jalan sangat parah,” jawab Komaruddin pihak rekanan.
Baca berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Nekat Bawa Kabur Truk Batubara Milik Perusahaan, Sopir di Jambi Ditangkap Resmob Polda Jambi
Baca juga: Solusi Kemacetan Truk Batubara Masih Dikaji, Gubernur Jambi Minta Waktu Tiga Minggu
Baca juga: Jalan Muara Bulian-Tembesi Diperbaiki, Truk Batubara Dihentikan Tidak Boleh Melintas