Berita Merangin

Petugas Vaksinasi Kerbau di Merangin Harus Berjuang Melewati Jalan Setapak dan Jembatan Gantung

Vaksinasi kerbau di Kabupaten Merangin terus dilakukan. Petugas rela langsung turun ke desa terpencil untuk melakukan vaksinasi kerbau

Penulis: Solehan | Editor: Rahimin
tribunjambi/solehan
Pihak Dinas Pertenakan dan Perkebunan Merangin, menyusuri jalan setapak dan jembatan gantung untuk melakukan vaksinasi kerbau di desa-desa. 

TRIBUNJAMBI.COM, MERANGIN - Pihak Dinas Pertenakan dan Perkebunan (Disnakbun) Kabupaten Merangin, bertekad melakukan vaksinasi terhadap kerbau masyarakat Kabupaten Merangin.

Meskipun jarak tempuh menuju lokasi terbilang sangat jauh, tidak menyurutkan semangat petugas mendatangi secara langsung kerbau milik warga.

Petugas dari Disnakbun dengan menggunakan sepeda motor, mendatangi Desa Medan Baru dan Pulo Aro Kecamatan Tabir Ulu.

Meski harus melewati jalan setapak, bahkan jembatan gantung, dengan hati-hati petugas menyusuri jalan menuju lokasi.

Kepala Bidang Pertenakan Dinas Pertenakan dan Perkebunan Merangin Agus Salim mengatakan, vaksinasi terhadap kerbau harus dilakukan apapun yang terjadi, semata-mata untuk mencegah kematian secara mendadak.

"Kami harus turun ke lokasi, karena selain melakukan vaksinasi, kami juga mengecek kerbau yang mati akibat penyakit ngorok," katanya, Kamis (24/11/2022).

Selain Desa Medan Baru dan Pulo Aro, petugas juga mendatangi Desa Muara Jernih, Desa Rantau Ngaro, Desa Seketuk, dan Bukit Bunggul untuk mengambil sampel darah pasca vaksinasi.

"Kami akan melakukan semua upaya dalam pencegahan penularan penyakit pada ternak masyarakat," ujarnya.

Sebelumnya,120 kerbau di Kecamatan Tabir dan Tabir Ulu Kabupaten Merangin, mati mendadak diduga akibat terjangkit Septicaemia Epizootica (SE) atau penyakit ngorok.

Agus Salim mengatakan, kematian ratusan kerbau ini, terjadi dalam kurun waktu tujuh hari.

"70 kerbau mati mendadak di Kecamatan Tabir, dan 50 lainnya di Kecamatan Tabir Ulu. Dari hasil pemeriksaan sementara, diduga akibat penyakit SE atau ngorok," katanya.

Untuk mencegah bertambahnya kerbau yang mati akibat penyakit ngorok, pihaknya gencar melakukan vaksinasi di dua kecamatan tersebut.

"Untuk kerbau satu kali menjalani vaksinasi dalam setahun," ujarnya.

Menurut Agus, penyebab ratusan kerbau mati diduga terjangkit penyakit ngorok, akibat dari budaya masyakarat yang tidak menginginkan kerbau nya menjalani vaksinasi, dengan alasan sudah dalam keadaan sehat.

"Vaksinasi terhadap kerbau itu sama dengan sedia payung sebelum hujan. Artinya, dari awal sudah mengingatkan masyarakat untuk melakukan vaksinasi terhadap kerbau, namun ditolak," pungkasnya.

Baca berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Cegah Penyebaran Penyakit Ngorok, Komisi II DPRD Merangin Himbau Warga Vaksinasi Ternaknya

Baca juga: 120 Kerbau di Merangin Mati Mendadak Diduga Terjangkit Penyakit Ngorok

Baca juga: 25 Kerbau di Tebo Tengah Mati Mendadak, Diduga Terserang Penyakit Septicaemia Epizootica

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved