Berita Merangin
30 Kerbau di Merangin Mati Mendadak Diduga Akibat Penyakit Ngorok
Agus Salim bilang, pihaknya secara khusus memang belum mendapatkan laporan dari masyarakat
Penulis: Solehan | Editor: Rahimin
TRIBUNJAMBI.COM, MERANGIN - 30 kerbau milik masyakarat Desa Pulau Aro, Kecamatan Tabir Ulu Kabupaten Merangin, dikabarkan mati mendadak.
30 kerbau mati mendadak itu diduga akibat terjangkit Septicaemia Epizootica (SE) atau penyakit ngorok.
Hal ini diakui Kepala Bidang Pertenakan Dinas Pertenakan dan Perkebunan (Disnakbun) Kabupaten Merangin, Agus Salim.
Agus Salim bilang, pihaknya secara khusus memang belum mendapatkan laporan dari masyarakat, melainkan dari salah satu pejabat di Kabupaten Merangin terkait 30 kerbau yang mati tersebut.
"Hal ini membuat pemeriksaan terkait 30 kerbau yang mati mendadak tersebut sulit, karena kami tidak memiliki akses langsung kepada masyarakat," katanya, Selasa (8/11/2022).
Agus menghimbau masyarakat, untuk lebih pro aktif dalam melakukan laporan terkait penyakit ngorok kepadanya.
"Jika ada permasalahan yang terjadi pada ternak kerbau, tolong informasikan, pasti akan dilakukan pengecekan, jangan melalui orang lain sehingga akses," himbaunya.
Selain itu lanjut Agus, vaksinasi Septicaemia Epizootica (SE) atau penyakit ngorok terhadap ternak kerbau, harus dilakukan satu kali dalam setahun.
"Terkadang masyakarat saat kami ingin melakukan vaksinasi, malah menyebut ternak kerbau nya dalam keadaan sehat sehingga tidak diperlukan, jika sudah mati, baru lah heboh," pungkasnya.
Baca berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: 25 Kerbau di Tebo Tengah Mati Mendadak, Kerugian Warga Capai Rp 500 Juta
Baca juga: 25 Ekor Kerbau di Batanghari Terjangkit PMK, Disbunak Imbau Hewan Ternak Dikandangkan
Baca juga: 25 Kerbau di Tebo Tengah Mati Mendadak, Diduga Terserang Penyakit Septicaemia Epizootica