Saat Truk Batubara Sudah Mengaspal, Semua Merasa Was-was
Persoalan truk batubara menjadi persoalan yang cukup mendapat perhatian dari berbagai pihak
Penulis: Rahimin | Editor: Rahimin
"Kecelakaan yang melibatkan angkutan batubara mengakibatkan setidaknya satu orang meninggal dunia setiap bulannya sejak Januari 2021 di Kabupaten Batanghari, Jambi. Pembiaran pelanggaran dan kondisi jalan yang tidak kunjung membaik jadi ujung pangkal yang harus dibenahi."
TRIBUNJAMBI.COM - Setiap pagi sekitar pukul 07.00 WIB, Simar seorang guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) warga Desa Muaro Pijoan Kabupaten Muaro Jambi selalu bergegas pergi dari rumah menuju tempatnya bekerja.
Dengan mengendarai sepeda motor, Simar melintas di ruas jalan lintas Jambi Muara Bulian menuju ke sekolah tempatnya bekerja.
Setiap pagi pula Simar harus berhati-hati di jalan karena selalu menemukan truk batu bara yang melintas di pagi hari tersebut. Pemandangan tersebut sudah biasa dia temui setiap hari.
Walaupun dia tahu di jalan tersebut kalau pagi hari tidak boleh truk batu bara melintas. Namun, Simar seakan tidak punya kekuatan apa-apa, supaya dia tidak lagi menemukan truk batu bara berseliweran di jalan raya.
Hal yang sama dikatakan Yanto, warga Pemayung, Kabupaten Batanghari. Ia juga sangat mengeluhkan dengan adanya truk batubara yang melintas di luar waktu operasional.
Tiap pagi, Yanto yang bekerja sebagai guru juga merasa sangat terganggu dengan adanya truk batubara yang melintas di pagi hari di Jalan Muara Bulian menuju Jambi.
“Pasti semua sopir truk batubara itu tahu tidak boleh melintas lewat jam 6 pagi. Tapi masih saja bandel. Tiap pagi kita harus hati-hati membawa kendaraan, apalagi kalau berpapasan dengan truk pengangkut batubara,” katanya, Sabtu (24/9/2022) lalu.
Baca juga: Fraksi Demokrat Soroti Kemacetan Lalu Lintas di Jalan Umum Akibat Angkutan Batubara di Jambi
Yanto bilang, sudah banyak korban akibat kecelakaan lalu lintas akibat truk batubara. “Teman saya pernah jadi korban, ditabrak truk batubara,” ujarnya.
Yanto minta ketegasan dari pemerintah agar benar-benar menerapkan aturan yang sudah dibuat mengenai waktu operasional truk batubara. Jika perlu rutin diadakan patrol untuk mencegah sopir-sopir yang bandel.
Septa warga Muara Bulian, Kabupaten Batanghari juga menyoalkan permasalahan ini. Menurutnya, penyebab paling utama terjadi kemacetan ini disebabkan oleh badan jalan Bulian-Tembesi kecil disertai dengan kondisi berlubang.

“Kendaraan menjadi lambat. Ditambah volume kendaraan batu bara membludak. Pengaturan lalu lintas di Tembesi dan di mulut tambang tidak ada,” katanya kepada Tribunjambi.com pada Minggu (11/9/2022) lalu.
Dampak dari kemacetan ini untuk waktu tempuh Bulian-Tembesi dengan jarak kurang lebih 17 kilometer bisa memakan waktu 1 jam hingga 4 jam. Sangat jauh dibandingkan dengan waktu normal yang hanya 30 menit.
Baca juga: STARTING XI Torino vs Juventus di Derby Turin, Lihat H2H & Link Live Streaming Mulai Pukul 23.00 WIB
“Baru-baru ini terjadi kemacetan di Desa Jebak ke Simpang Muara Tembesi bisa memakan waktu 12 jam an imbas kemacetan,” ujarnya.
Ia mengatakan, pascawarga Sridari melakukan unjuk rasa kondisi kemacetan bisa dikatakan mampu diminimalisir. “Sebelum pukul 21.00 WIB jalan Bulian-Tembesi sudah mulai sepi. Dan sebelum pukul 18.00 Wib ada polisi patroli,” ujarnya.