Berita Jambi
Public Speaker Muda, Gebi Chica Lorenza: Harus Bisa Menukar Sedihnya Berubah Happy saat Tampil
Si Anak Babe yang Jadi Public Speaker Muda, Gebi Cicha Lorenza: Harus Bisa Menukar Sedihnya Berubah Happy saat Tampil
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - 23 tahun lalu di Jambi, lahirlah bayi perempuan yang diberi nama Gebi Cicha Lorenza.
Seiring waktu, Gebi Cicha Lorenza atau karib dipanggil Gebi yang selalu merasa jadi putri manja tidak menyangka dengan kehidupannya sekarang.
Tidak pernah terbayangkan oleh Gebi bahwa ia mampu menjadi perempuan mandiri walau orangtuanya sangat memanjakannya.

"Dari dulu kalau babe kemana-mana Gebi selalu diajak. Jadi Gebi kayak 'anak babe' yang apa-apa selalu sama orang tua," jelasnya.
Di balik sosok Gebi yang cantik itu, sang ayah yang hangat disapa babe itu mengajarkannya untuk menyukai off-road.
"Jadi jangan salah Gebi itu ada sisi laki-lakinya juga. Makanya Gebi bisa jadi feminim, bisa juga jadi maskulin. Menyesuaikan kondisi," ungkapnya.
Menginjak dewasa, babe memberinya kepercayaan untuk memilih jalan hidupnya dalam hal passion.
Gebi yang sedari di bangku SMA diajarkan, dan hobi off-road beralih menggeluti dunia public speaking.
Padahal ia bukan seorang yang suka berbicara di depan umum, dan bertemu dengan orang baru.
Baca juga: Rizky Billar Belum Bebas dari Jeratan Hukum, Proses Penyidikan Kasus KDRT Tetap Berlanjut
Baca juga: Rekam Jejak Krishna Murti di Kepolisian, Lulus Akpol 1991 Sekarang Jabat Kadivhubinter Mabes Polri
Itu semua bermula dari tawaran seorang kameramen televisi melihat ada peluang atau potensi yang dapat tumbuh dalam diri Gebi.
"Nah itu ditawarin lah Gebi untuk ikut salah satu program mereka. Awalnya Gebi nolak, tapi setelah banyak pertimbangan orang tua juga support, terus Gebi mulai," jelasnya.
Perjalanan yang tak mudah menjadi seorang presenter lapangan, dan news anchor di studio.
Mulai dari bertahun-tahun ia sulit membawakan voice over lantaran lidah yang cadel, drama menyita waktu istirahat kuliah untuk siaran dan tapping program televisi, hingga nyaris tidak punya waktu bermain selayaknya teman-teman sebaya.
"Gabi lakuin itu semua untuk pengalihan biar nggak mengarah ke tindakan negatif. Mendingan Gebi sibuk dengan kerjaan, jadi pikiran teralihkan, terus dapat uang pula," ia menceritakan.
Karena memilih passion yang awalnya ditemukan dari ketidak sengajaan itulah Gebi harus banyak mengorbankan masa mudanya.